07

714 33 0
                                    

Brakkk

"Huwaaa Daddy hiksss"

Yuttaka yang sedang meletakkan kue ulang tahun keatas meja langsung terkejut saat mendengar teriakan putranya.

Naka yang melihat Daddy nya langsung berlari dan meloncat ke dalam pelukan sang Daddy, untung nya Daddy Yuttaka sudah siap sedia untuk mengangkat putranya ke dalam gendongan nya.

Yuttaka menepuk nepuk pelan punggung sang putra, dan membawa nya jalan jalan disekitaran meja, hanya berkeliling meja.

"Cup cup cup putra Daddy yang manis ini kenapa hm?" tanya Yuttaka dengan suara lembut.

Ia tidak bisa bercanda di saat seperti ini bukan?

Sangat tidak lucu jika ia mengusili anaknya disaat seperti ini, bisa bisa anaknya akan menangis dengan keras sepanjang hari.

Dan ia akan dimarahi oleh istri tercinta nya nanti, Winny kalau marah memang tidak seperti istri orang lain yang langsung meninggikan suara, tapi ia akan langsung menatap tajam dan mengancam akan memotong jatah malam miliknya.

Tentu saja ia tidak bisa, kasian sekali adik kecilnya jika tidak mendapatkan sarang kesukaan nya sehari saja. Minimal satu harus berasa masukin nya walaupun cuman satu ronde. Gimanapun juga mereka udah tua, kekuatan mereka sudah tidak seperti waktu muda lagi.

Yang anehnya sewaktu mereka muda dulu, mereka tidak pernah absen setiap malam, tapi kok jadinya cuman satu?

Udahlah satu, pihak bawah pula.

"Daddy hiks Jenar hiksss kayak babi huwaaa" tangis Naka semakin kencang.

Yuttaka menepuk pelan mulut sang putra, "Heh bahasanya itu" marahnya. "Emang si Jenong Jenong itu kenapa sih? Dia ngapain kamu lagi hm?"

Naka mengelap ingusnya ke baju sang Daddy, dan menatap Daddy nya dengan wajah memerah dan mata bengkak. "Hiksss Jenar selingkuh Daddy huweee"

Apa?

Anaknya diselingkuhin?

Apa si Jenong itu mau cari mati?

Tidak bisa dibiarkan, si Jenong ini sudah membuat putra cantiknya menangis. Enak saja si Jenong menyelingkuhi putranya yang manis, apa kurang nya putranya ini?

Putranya ini spek bidadari turun dari genteng, tapi masih saja diselingkuhin. Setampan apasih wajah si Jenong itu.

"Sayang" teriak Yuttaka memanggil sang istri yang sedang berada di ruang perawatan.

"Iya sayang tunggu" balas sang istri ikut berteriak.

5 menit kemudian Winny turun dengan sanggul handuk di kepalanya. "Kenapa yank? Anak kita kok nangis? Kamu ngapain Naka lagi?" tanya Winny berdecak marah pada suaminya.

Loh kok malah ia yang disalahkan? Salahkan saja pemuda yang bernama Jenong itu. Dia yang sudah membuat putra cantik mereka menangis, padahal biasanya Naka akan sangat galak apapun yang terjadi.

Tetapi yang namanya uke kalau sudah menyangkut prianya pasti akan lemah karena cinta tentu saja.

"Anak kesayangan Papa kenapa hm? Siapa yang jahatin adek?" tanya Winny mengelus punggung sang putra yang masih berada dalam gendongan suaminya.

Naka menatap sang Papa dengan sorot mata penuh kesedihan dan penuh luka. Winny ingin marah saja rasanya pada seseorang yang sudah menyakiti anaknya sampai seperti ini.

"Papa hiksss Jenar selingkuh lagi, hati adek sakit Papa huwaaa"

Apa?

Jadi Jenar yang menyakiti putranya lagi.

Awas Kalau Selingkuh Lagi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang