19

376 15 0
                                    

Hari ini Naka beserta kedua sahabatnya akan pergi ke mall untuk membeli perlengkapan kuliah. Rencana nya mereka akan membeli barang barang penting seperti buku, pena, printer mini agar tidak boros, dan yang lain nya.

Naka sekarang sudah lebih baik dari kemarin, jika kemarin Naka terus murung, maka hari ini terlihat lebih ceria dan bersemangat. Haikal dan Reinal sempat berpikir jika Naka kerasukan setan karena terus menerus tersenyum tetapi setelah tau alasan nya keduanya hanya memutar bola mata malas.

Bucin.

Dan sebenarnya rencana mereka untuk pergi hari ini seharusnya direncanakan semalam. Tetapi karena di malam nya tiba tiba Naka sedikit panas alhasil Daddy Yuttaka melarang mereka untuk pergi. Rencana nya diganti pada siang hari yang panas, untung naik mobil.

"Ini butuh nggak sih?"

"Buku gede? Keknya butuh sih. Soalnya kita banyak catat nanti"

"Nyatat di buku? Terus gunanya hp apaan?"

Reinal menatap Haikal dengan pandangan kesal, meletakkan tangan di pinggang. "Lo kalau mau catat pake hp yah nggak papa. Tapi kalau gue lebih suka catat pake buku, lebih gampang di ingat" kata Reinal.

Naka meletakkan buku besar yang ia pegang, dengan malas ia melangkah pergi meninggalkan keduanya di sana. Setiap orang memang punya pendapatnya masing masing bukan? Begitu juga Naka yang memiliki pendapat sendiri, tadi ia hanya iseng bertanya eh tau nya itu dua curut malah debat.

Naka berkeliling ke sana kemari melihat apakah ada barang yang menarik di matanya, dan setelah berkeliling selama 15 menit akhirnya Naka menemukan sesuatu yang menarik.

Sebuah benda berukuran sedang berwarna pink, benda itu dapat digunakan untuk menyimpan kenangan agar kenangan beku dan selalu di ingat, kamera.

Naka memang suka mengoleksi kamera, sudah ada hampir 10 kamera yang sama fungsinya hanya saja hasil foto yang dihasilkan berbeda beda. Naka memang sangat menyukai mengoleksi kamera, kamera vintage salah satunya.

"Lo mau beli kamera lagi?" tanya Haikal.

Haikal tadi berkeliling ke sana kemari mencari Naka dan meninggalkan Reinal di sana. Dan Haikal berhasil menemukan Naka yang sedang berbinar binar menatap kamera vintage.

Naka mengangguk semangat, senyuman manis menghiasi wajahnya. "Hu'um gue mau beli yang satu ini. Gue liat di tok tok banyak yang review hasil kamera nya bagus banget" jawab Naka.

Haikal menepuk jidatnya, "Aduh Naka, kamera lo dikamar itu udah banyak banget. Ya kali lo mau nambah koleksi lagi" ucap Haikal mengingatkan kamera Naka yang sudah terpajang disebuah lemari kaca khusus.

Naka memajukan bibirnya cemberut, ia kan suka mengoleksi kamera. Lagian Daddy sama Papanya juga nggak larang kok, malah keduanya mendukung selagi Naka bukan mengoleksi hal negatif.

"Daddy sama Papa gue ngizinin kok, lagian harganya juga murah" cicit Naka keras kepala.

"Kamera yang lo pegang itu sama fungsinya kayak kamera yang dibeli Daddy lo diluar negeri. Cuman modelnya aja yang beda, mereka cuman ganti warna sama kasih sedikit perubahan bentuk" sahut Reinal yang baru saja tiba. Ia pergi ke bagian buah buahan untuk membeli titipan Papi nya.

Naka menunduk sedih, kalau tau begini lebih baik Naka menunggu versi terbarunya saja. "Tapi gue pengen banget" ucap Naka dengan suara kecil.

Reinal dan Haikal saling menatap beberapa detik lalu mengangguk membiarkan Naka membeli apa yang ia inginkan.

"Oke oke boleh, tapi lo harus janji kalau lo bakal beli kamera lain satu bulan lagi" syarat yang diberikan oleh Reinal. Naka tentu saja mengangguk setuju, yang penting boleh beli.

Awas Kalau Selingkuh Lagi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang