23

409 17 0
                                    

Di sore harinya, keluarga Athariz mengadakan pesta untuk merayakan kelulusan putra satu satunya mereka. Pesta ini hanya mengundang keluarga dan orang orang terdekat saja, termasuk kedua sahabat dan calon mertua Naka.

Calon mertua yang entah iya akan menjadi ibu mertua atau tidak, entahlah.

Naka, pria berwajah cantik itu kini sedang berdiam diri dikamar meratapi hubungan nya yang tidak jelas. Kemana perginya Jenar?

Kenapa pria itu pergi tanpa meninggalkan surat atau pun kabar?

Apakah pria itu lari dengan seorang wanita dan sudah menikah sekarang? Atau bahkan sudah memiliki anak?

Naka menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh berpikir negatif. Ia harus tetap berpikir positif bawah Jenar nya mungkin sebentar lagi akan segera kembali.

Jenar, pria itu memang sering sekali selingkuh tapi dia tidak mungkin mengingkari janjinya. Jenar adalah pria yang bisa dipercaya janjinya bukan?

Tok tok tok

"Naka sayang, kamu udah siap?"

Naka menatap pintu, itu adalah suara Papa nya.

"Sudah Pa, sebentar lagi Naka akan turun ke bawah" sahut Naka berteriak.

Winny menganggukkan kepalanya, melangkah pergi menuju dapur untuk melihat apakah ada barang yang kurang untuk pesta sederhana malam ini. Naka yang menginginkan pesta sederhana tanpa mengundang semua orang, Naka sedang tidak mood untuk menyapa atau pun tersenyum ramah.

Ceklek

Naka membuka pintu, melangkah pelan untuk turun menuju lantai satu, terdengar banyak suara bising di sana, terlebih lagi suara Reinal dan Haikal yang sepertinya sedang berdebat. Pastinya debat yang tidak penting lagi, sudah biasa bukan?

"Nakaaa yaampun cantik banget" teriak Haikal menggelegar, meninggalkan Reinal yang saat ini memegang tutup panci untuk dilempar.

Naka tersenyum membalas pelukan Haikal, sahabatnya ini kenapa semakin lama semakin montok?

"Lo makin gendutan aja ya Kal" canda Naka tertawa pelan.

Wajah Haikal cemberut seketika, melepas pelukan dan menghentakkan kakinya kasar menuju Marka. Marka menangkap tubuh gempal Haikal yang melayang minta dipeluk.

Naka, Reinal serta yang lain nya mengernyit bingung. Kenapa si buntal itu semakin sensitif akhir akhir ini?

"Heh lo kenapa njerrr?" tanya Reinal sewot.

Haikal menyembunyikan kepalanya ceruk leher Marka, Marka hanya bisa menepuk nepuk pelan pundak pria manis itu. "Maaf, Haikal lagi bunting jadi wajarin aja" ucap Marka santai tanpa memikirkan kini satu ruangan menjadi riuh karena perkataan Marka.

Mae Haikal segera berlari kecil mendekati putranya, padahal ia sedang berada di dapur mempersiapkan bumbu untuk membakar ayam bakar.

"Sayang kamu beneran hamil?" tanya Mae Tenny dengan suara gemetaran. Mata indah yang biasanya menampilkan binaran indah kini menjadi sendu.

Haikal melihat Mae nya sebentar lalu memalingkan wajahnya merasa bersalah, Mae Tenny yang tau anaknya merasa bersalah segera merengkuh tubuh putranya dari pelukan Marka, calon menantunya.

"Sayang Mae tidak marah. Mae senang, Mae bahagia sayang" kata Tenny dengan air mata yang sudah mengalir diwajah cantiknya.

Haikal memeluk leher Mae nya dengan erat. "Maaf Mae, maafin Haikal" ucap Haikal terisak.

Tenny mengelus surai halus milik putranya, "Hei sayang dengar" Tenny menarik wajah putranya agar menatap kepadanya. "Mae bahagia karena sebentar lagi Mae akan memiliki cucu. Air mata yang Mae keluarkan ini adalah air mata kebahagiaan sayang" lanjut Tenny membuat tangis Haikal semakin keras.

Awas Kalau Selingkuh Lagi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang