Tidak terasa kini sudah 3 tahun waktu berlalu. Kini semuanya terasa sangat berbeda. Dimulai dari Naka dan ke 3 sahabatnya yang akan segera lulus, Jenar yang hilang entah kemana tidak menepati janjinya yang akan menyelesaikan kuliah selama 2 tahun, bahkan kedua orang tua dan kedua sahabatnya tidak tau kemana hilangnya pria itu.
Naka sendiri sudah memasrahkan semuanya dan hanya bisa berdoa berharap ada keajaiban yang datang, terhitung sudah 2 tahun Jenar menghilang tanpa kabar. Entah bagaimana kehidupan pria itu di sana, yang jelas uang yang dikirim oleh Jamal selalu habis terpotong di tempat yang berbeda beda.
Jenar ternyata sudah lulus dari universitas entah bagaimana caranya. Intinya saat dilihat dari data mahasiswa yang lulus, nama Jenar ikut terpampang di sana.
"Na, lo nggak mau coba dulu jalin hubungan sama yang lain?"
"Gue percaya dia bakal balik lagi"
"Na ini sudah hampir tiga tahun, dan lo liat ada nggak dia pulang? Nggak ada Na, sadari diri lo kalau emang dia nggak akan datang lagi"
Naka menunduk meremas pakaian nya, hari ini adalah penentuan apakah dirinya akan lulus atau tidak. Ia sudah tidak bisa memikirkan banyak hal, yang ada dipikiran nya hanya lulus dengan cepat.
"Gue masih berharap Rei" lirih Naka.
Reinal memundurkan tubuhnya menyandarkan diri di kursi, Galang datang membantu pria galaknya untuk mengipasi wajah agar emosinya menghilang. Galang sendiri sudah berusaha agar dapat menghubungi Jenar, tetapi usahanya hanya berakhir sia sia.
"Naka lo boleh percaya Jenar bakal balik buat nemuin lo lagi, tapi lo nggak mungkin nungguin dia selama puluhan tahun sampai dia pulang" nasehat Galang pada Naka.
Naka selama 2 tahun terakhir ini sangat berubah drastis, tidak ada lagi Naka yang riang dan jahil. Hanya ada Naka yang lesu dan selalu memasang wajah sedih.
Bukan nya tidak banyak yang datang mendekati Naka, bahkan beberapa lamaran sudah sering mendatangi Mansion keluarga Athariz. Tetapi Naka selalu menolak dengan alasan dirinya belum putus dengan Jenar.
"Salah ya kalau gue masih berharap?"
Haikal mengangguk, "Salah banget Na. Lo masih muda kan sekarang, masih banyak cowok yang lebih baik dari dia yang bisa lo dapatin" balas Haikal.
Naka semakin menundukkan kepalanya dengan isak tangis yang mulai terdengar. Hatinya terasa sangat sakit mendengar pembicaraan sahabatnya, mereka memang benar. Naka terlalu bodoh untuk berharap pada seseorang yang sudah hilang tanpa kabar yang jelas.
Marka yang sedari tadi diam kini mulai bergerak mendekati Naka, menepuk punggung pria mungil itu. "Na, gue memang sahabat dia tapi bukan berarti gue bakal terima liat lo masih bertahan berharap dia datang buat nemuin lo" ucap Marka dengan wajah tersenyum sendu.
Wanwan, pria lucu itu kini memasang wajah terluka. Melihat kisah Naka ia teringat dengan kisahnya dulu, pria yang ia cintai sama sama hilang tanpa kabar yang jelas.
"Naka"
"Hmm?"
Wanwan menatap ke arah luar yang kini menampilkan langit terbenam, mereka sedang berkumpul di cafe biasanya. Pandangan nya berubah menjadi sendu, dengan suara gemetar ia menceritakan kisahnya.
"Dulu Wanwan juga punya cowok, tapi dia pergi menghilang tanpa kabar. Keluarga Wanwan nggak pernah jelasin kemana dia pergi, tapi Wanwan pernah dengar dia diusir dari rumahnya sama keluarganya. Wanwan sempat marah sama keluarga Wanwan, Wanwan ngerasa mereka terlalu kejam untuk nyembunyiin dimana cowok Wanwan sebenarnya berada" cerita Wanwan membuat semua yang ada di sana terdiam dengan tatapan tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awas Kalau Selingkuh Lagi ✔
RandomSatu bulan pacaran setelahnya putus karena diselingkuhin berkali kali, tapi sehari kemudian balikan lagi. Siapa lagi kalau bukan Naka dan kekasihnya Jenar. Ditambah dengan kisah sahabat mereka yang jalan percintaan sama sama aneh. "Awas kalau sel...