12

489 15 0
                                    

Tidak terasa kini sudah libur semester ganjil. Rencananya 2 hari lagi kelas Naka akan mengadakan liburan satu kelas ke pantai. Liburan kali ini di pilih melalui sistem vote, karena banyak yang memilih liburan ke pantai alhasil kelas Naka memilih untuk liburan ke pantai. Anak laki laki dikelas Naka juga tidak ada yang protes, semua setuju untuk pergi ke pantai.

Sebenarnya liburan kali ini hanya untuk kelas 11 Ipa saja, tetapi malah ketambahan 3 orang dari kelas 11 Ips. Tapi kelas 11 Ipa bisa apa? Toh anak Ips yang mau ikut itu salah satunya anak pemilik sekolah, jadi mau tidak mau mereka harus setuju walaupun terpaksa.

Mansion Athariz,

Papa Naka, Winny sedang sibuk mengurusi isi koper putranya. Tadinya ia ingin ikut menemani sang putra, tapi malah dilarang oleh Naka alhasil ia tidak jadi ikut asalkan sang putra mengikuti 3 syarat yang ia berikan.

"Papa nanti Naka bisa beli makan di sana, jadi jangan Papa bawain banyak cemilan" kata Naka setelah melihat isi kopernya penuh dengan makanan, lebih tepatnya cemilan sehat.

Winny tidak peduli dengan ucapan sang putra dan malah terus memasukkan cemilan sehat kedalam koper milik anaknya itu. Ia tidak ingin anaknya jajan sembarangan di sana, walaupun ada Jenar yang menjaga tapi tetap saja ia harus siaga satu. "Papa tau kamu bakal jajan makanan nggak sehat diam diam pas di sana" balasnya setelah menutup koper pink anaknya.

Pipi Naka mengembung cemberut, kok Papanya bisa tau sih? Padahal kan ia sudah membuat rencana untuk jajan dengan bebas di sana.

"Kenapa dek?" tanya Daddy Yuttaka yang baru saja datang ke kamar anaknya.

Naka menggeleng menghentakkan kakinya berjalan menuju kasur dan duduk dengan wajah sebal di sana. Winny menggelengkan kepalanya merasa pusing dengan tingkah anak satu satunya itu. Sudahlah satu tapi banyak tingkah, pihak bawah pula. Siapa nanti yang akan mewariskan nama keluarga Athariz?

Pastinya salah satu anak Naka nanti akan mengikuti marga sang Papa, dan yang jelas Naka harus memiliki anak lebih dari satu, minimal 4 atau 5 lah ya kalau kata Jenar.

"Ingat syarat yang Papa kasih, jangan lupa dengar?" ucap Winny dengan nada penuh peringatan.

Naka menganggukkan kepalanya dengan malas, sudah puluhan kali papanya mengingatkan tentang 3 syarat itu. "Iya Naka ingat" balas Naka dengan nada malas.

Winny berkacak pinggang menatap putranya, "Papa serius Naka, sebutin syarat nya semua harus lengkap tanpa ada yang kurang satu kata pun" pinta Winny dengan nada memaksa.

Yuttaka yang sedang berada di sofa pojokan hanya menonton dengan cemilan yang ia colong dari koper anaknya. Kebetulan Winny tidak melihat.

Naka duduk diatas kasur, lalu menatap Papanya, ia menaikan satu jarinya diikuti jari lain nya sampai hitungan ketiga. "Syarat pertama harus chat atau telpon Papa kalau lagi ngapa ngapain, mau lagi main, lagi sama teman, lagi sama Jenar atau sama siapun itu" Naka men-jeda ucapan nya menatap sang Papa dengan mata bertanya apakah ada yang salah, Winny menggeleng tanda tidak ada yang salah.

"Yang kedua harus tidur tepat waktu, kalau lewat minimal diatas jam sebelas habis itu tidur. Terakhir harus selalu sama Jenar tapi nggak boleh tidur satu kamar" lanjut nya.

Winny tersenyum puas, "Bagus, ingat jangan lupa harus selalu hubungi Papa. Kalau uang kamu habis bilang sama Daddy nanti Daddy kirimin" kata Winny menunjuk Yuttaka yang sedang makan cemilan anaknya.

Ia sedang malas mengomeli pak tua itu, jadi biarkan saja.

Naka kembali mengangguk, dari tadi ia sibuk menganggukkan kepala terus, sakit juga ternyata lehernya.

Awas Kalau Selingkuh Lagi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang