BAB 6 : PERPISAHAN YANG PENUH EMOSI DAN HARAPAN

227 200 7
                                    

Dalam kegelapan pikirannya, Faraz merasa ada sesuatu yang disembunyikan di balik semua ini. Ia merasa bahwa ada misteri yang jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Dengan tekad yang kuat, Faraz memutuskan untuk mencari jawaban dan mengungkap kebenaran di balik semua ini.

Tiba-tiba, Yovela datang dan memanggil Faraz. Faraz terkejut dan memandang Yovela dengan heran. Yovela memberitahu Faraz bahwa sudah pukul 11 dan mengajaknya pergi ke aula.

Faraz bertanya apakah sudah mulai. Yovela menggeleng sambil berkata, "Belum, tapi ayo kita pergi." Dengan hati yang berdebar, mereka berdua berlari menuju aula.

Sesampainya di aula, mereka duduk dengan penuh antusias menunggu pengumuman kelulusan mereka.

Harapan dan ketegangan memenuhi udara, namun pikiran Faraz masih teralihkan oleh misteri yang menghantuinya. Ia ingin tahu lebih banyak tentang ayah Yovela.

Di tengah suasana tegang, ibu kepala sekolah yaitu Ibu Lathifah naik ke panggung dan menyampaikan kata-kata perpisahan kepada seluruh siswa.

Faraz mendengarkan dengan cermat, namun pikirannya masih tertuju pada misteri yang belum terpecahkan. Ia memutuskan untuk bertanya kepada Yovela yang duduk di sampingnya.

Dengan suara pelan, Faraz bertanya, "Yov, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan." Yovela, yang sedang mendengarkan dengan serius, memalingkan pandangannya ke arah Faraz dan bertanya, "Apa yang ingin kau tanyakan, Faraz?"

Faraz dengan hati-hati mengungkapkan kecurigaannya tentang ayah Yovela. Ia bertanya apakah Yovela pernah merasa ada yang aneh dengan ayahnya. Yovela terlihat sedikit terkejut namun tetap tenang, "Hmm, sedikit," jawabnya.

Faraz melanjutkan dengan pertanyaannya, "Apakah kau pernah melihat sebuah benda hitam yang pernah dipakai ayahmu?" Yovela memikirkan sejenak, lalu bertanya dengan rasa penasaran, "Apakah benda itu berbentuk kotak?"

Faraz mengangguk dan menambahkan, "Ya, dan ada huruf S di kotak tersebut." Yovela langsung tertawa kecil dan dengan senyum di wajahnya, menjawab, "Itu Vape, Faraz."

Faraz terkejut mendengar jawabannya dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Vape?" Yovela mengangguk sambil tersenyum, lalu menjelaskan dengan penuh antusiasme, "Vape itu adalah salah satu produk dari sekolah Shadetech."

Terkejut mendengar nama sekolah tersebut, Faraz bertanya dengan rasa penasaran, "Apakah itu sekolah yang akan kau masuki, Yovela?" Yovela menjawab dengan bangga, "Ya, benar. Aku akan masuk ke sekolah Shadetech."

Faraz semakin penasaran dan bertanya lagi, "Jadi, logo huruf S yang ada di kotak Vape itu adalah logo dari sekolah Shadetech?"

Yovela mengangguk mantap, "Betul sekali, Faraz. Logo itu merupakan identitas dari sekolah Shadetech."

Tidak puas dengan jawaban sebelumnya, Faraz bertanya lagi, "Apakah mobil ayahmu juga adalah buatan dari sekolah Shadetech?"

Yovela mengangguk dengan senyum bangga, "Ya, mobil ayahku juga merupakan hasil karya dari sekolah Shadetech. Mereka benar-benar menghasilkan produk inovatif."

Yovela bertanya apakah itu saja pertanyaanmu, namun Faraz masih merasa ada keraguan dalam pikirannya.

Dengan penuh keingintahuan, Faraz melanjutkan dengan pertanyaan lain, "Mengenai kotak Vape tadi, apakah kau yakin itu adalah Vape?" Yovela terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan tersebut.

Faraz kemudian bertanya apakah Yovela pernah menyentuh Vape tersebut. Yovela menjawab dengan pasti, "Ya, pernah. Namun, di Vape tersebut terdapat sebuah waktu. Ayahku dapat mengatur waktunya, sedangkan aku tidak bisa." Faraz merasa aneh dengan pernyataan tersebut, dan berkata, "Aneh sekali kalau sebuah Vape memiliki sebuah waktu."

FARAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang