BAB 13 : ANTUSIASME DAN KEBAHAGIAAN

167 127 9
                                    

Ketika kotak terbuka, Faraz melihat sejumlah barang di dalamnya. Ada jaket hitam dengan logo sekolah Zelementech yang terlihat begitu keren, merchandise, flashdisk, dan buku catatan dengan logo Zelementech, serta beberapa camilan lezat dari sekolah Zelementech seperti Zelopchips, Zelochoco, dan Zelobars.

Namun, yang paling menarik perhatian Faraz adalah sebuah surat yang tergeletak di tengah-tengah hadiah-hadiah tersebut.

Tanpa ragu, Faraz segera mengambil surat itu dan membukanya dengan hati yang berdebar.

Tulisan di dalam surat tersebut membuat hati Faraz terasa hangat. "Aku sengaja memberikan hadiah ini karena aku takut jika kamu tidak diterima di sekolah Zelementech. Jadi walaupun kamu tidak masuk di sana, setidaknya kamu sudah mencoba hadiah dariku yang berasal dari sekolah Zelementech. Aku tahu betapa antusiasnya kamu dalam mendaftar di sekolah itu," begitu tertulis dengan jelas di surat itu.

Faraz merasa terharu dan penuh rasa syukur atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh Fayyad.

Ia merasa sangat beruntung karena bisa mengenal kak Fayyad sebaik itu. Dengan senyum bahagia, Faraz memutuskan untuk mencoba semua hadiah yang diberikan dan mengenakan jaket hitam dengan bangga.

Tak lama kemudian, Fauzul keluar dari kamarnya dan melihat Faraz dengan penampilan baru. Ia penasaran dan bertanya, "Baju apa itu? Kau beli di hape ya?"

Faraz tertawa dan menggelengkan kepala. "Bukan, Abi. Aku tidak membelinya, tapi kak Fayyad yang memberikannya kepadaku," jawab Faraz dengan senyuman.

Fauzul terkejut mendengar penjelasan Faraz. "Serius? Itu sangat baik dari nak Fayyad. Dia benar-benar teman yang luar biasa."

Faraz mengangguk setuju, senyumnya merefleksikan rasa syukur yang mendalam. "Aku benar-benar beruntung memiliki teman seperti Kak Fayyad," pikirnya. "Dia begitu perhatian dan peduli."

Faraz merasa terharu saat Kak Fayyad memberikan hadiah kepadanya. Kak Fayyad memberikan hadiah itu karena khawatir Faraz tidak diterima di sekolah Zelementech.

Meskipun Faraz tidak berhasil masuk ke sekolah tersebut, hadiah itu membuatnya merasa bagian dari Zelementech.

Fauzul melihat senyum Faraz dan mengangguk penuh pengertian. "Kak Fayyad tahu betapa antusiasnya kamu dengan sekolah Zelementech," ucap Fauzul. "Abi yakin kamu akan berhasil, Faraz. Dengan dukungan dari teman-teman seperti Fayyad dan Abi, kamu pasti bisa meraih apa pun yang kamu inginkan."

Faraz mengambil camilan dan menawarkannya kepada Fauzul. Fauzul penasaran dan bertanya apa itu camilan tersebut.

Faraz melihat tulisan di kulit camilan dan membacanya, "Zelopchips." Faraz membuka kulit camilan dan melihat isinya berupa keripik kentang.

Mereka berdua menikmati camilan tersebut dengan senang. Fauzul dengan senyum mengomentari, "Keripiknya tidak terlalu keras, ya. Gigi Abi sudah mulai ompong, maklum sudah tidak muda lagi. Kalau keripiknya terlalu keras, nanti gigi Abi pasti menangis."

Faraz tertawa terbahak-bahak mendengar komentar lucu dari Fauzul, dan mereka melanjutkan obrolan dengan riang.

Tiba-tiba, Fauzul dengan penuh perhatian melihat Faraz yang sedang duduk di sampingnya. Wajahnya penuh kekhawatiran saat ia bertanya, "Faraz, Abi ingin tahu, kenapa kamu jarang mengaji belakangan ini?"

Fauzul mengingat betul bagaimana Faraz selalu tekun mengaji dan menghafal setiap kali selesai sholat.

Faraz merasa sedikit menyesal saat menjawab, "Astaghfirullah Abi, aku lupa. Aku terlalu sibuk dengan masalah hidupku sendiri, terutama tentang masuk ke sekolah Zelementech."

FARAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang