Tiba-tiba, seorang wanita naik ke atas mimbar aula sambil memegang mikrofon. Dengan senyuman ramah, dia menyapa semua orang dengan salam yang beragam.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera bagi Kita Semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan," ucapnya dengan penuh kehangatan, menyapa semua orang dengan keramahan.
Wanita tersebut melanjutkan dengan semangat, "Halo semuanya dan selamat pagi! Sudahkah kalian mengenal nama saya? Tapi, mungkin sebagian dari adik-adik kelas baru kita belum mengenal saya. Baiklah, perkenalkan, nama saya Haifa Aqira dari tingkatan 5. Kalian boleh memanggil saya Haifa, Ifa, atau Aqira, intinya terserah kalian, asal jangan dipanggil Tuhan," kata Haifa dengan penuh canda.
Suasana aula dipenuhi tawa riang saat Haifa membuat semua orang tertawa dengan candaannya.
Sorak-sorai dan tepuk tangan menggema di ruangan tersebut. Faraz merasa senang karena sudah mulai mengenal salah satu kakak kelasnya. Ia merasa semakin termotivasi untuk menjalani petualangan dan belajar bersama di Zelementech School.
Haifa tak tergoyahkan oleh kegembiraan yang ia ciptakan. Dengan semangat yang membara, ia melanjutkan, "Selamat datang kepada adik-adik kelas baru! Semoga kalian betah di sini. Tapi percayalah, kalian tidak akan sulit untuk betah, karena sekolah kita ini sangat canggih dan menarik."
Semua siswa menyambut ucapan Haifa dengan antusias. Tepuk tangan dan sorak-sorai memenuhi aula, menciptakan suasana yang semakin membara.
Semangat dan kegembiraan terasa begitu kuat di udara. Tanpa disangka, pintu aula terbuka dan Techlegacy Zayna Qaysara memasuki ruangan dengan langkah anggun. Ia ditemani oleh beberapa kakak tingkatan 5 yang dengan bangga mengawalnya.
Haifa, dengan senyum lebar di wajahnya, berkata dengan semangat, "Mari kita sambut dengan hangat Techlegacy Zayna Qaysara Ashraf, cucu dari pendiri sekolah kita, yang juga akan bergabung dengan kita tahun ini!"
Sorak-sorai dan tepuk tangan siswa semakin memenuhi aula dengan kegembiraan yang meluap.
Faraz dengan jelas melihat wajah Zayna Qaysara yang begitu mempesona saat ia duduk di kursi tengah mimbar, menandakan posisinya sebagai Techlegacy yang istimewa.
Izzah, yang duduk di samping Faraz, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Suara lirihnya terdengar saat ia berkata, "Dia sangat cantik."
Faraz hanya mengangguk setuju, sementara Javid juga ikut bertepuk tangan dengan antusias.
Namun, Kael yang duduk bersebelahan dengan Javid tidak bisa menahan diri untuk memberikan komentar. Ia berkata dengan senyum, "Tapi kamu yang cantik, Izzah."
Komentar Kael membuat Izzah terkejut dan ia berhenti menepuk tangan, menatap Kael dengan tatapan bingung.
Kael langsung terdiam, menyadari bahwa komentarnya mungkin terlalu spontan. Untungnya, suasana segera kembali riuh ketika Kael ikut bertepuk tangan dengan keras, mencoba mengalihkan perhatian dari momen yang canggung.
Haifa melihat kebingungan di wajah para siswa, dan dengan senyum lebar, dia memutuskan untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci. Dengan semangat yang membara, dia berkata, "Baiklah, sebenarnya hari ini kita seharusnya melakukan pemilihan asrama. Namun, mengingat masih bulan Ramadhan dan Lebaran akan segera tiba, kami memutuskan untuk menunda pemilihan itu hingga setelah Lebaran. Jadi, mari kita nikmati momen ini dan sambut Lebaran dengan penuh kegembiraan!"
Para siswa merespons dengan anggukan dan senyuman lega ketika Haifa mengumumkan bahwa pemilihan asrama ditunda untuk memberi mereka kesempatan merayakan Lebaran bersama keluarga.
Semangat Haifa terus membara ketika ia melanjutkan dengan berita lebih lanjut. "Besok, kalian akan mengikuti acara ZeleTech Orientation," ucap Haifa dengan semangat. "Acara ini akan memberikan informasi penting tentang sekolah, aturan, kurikulum, dan segala hal yang perlu kalian ketahui sebagai siswa baru di Zelementech. Jadi, jangan khawatir, semuanya akan dijelaskan dengan baik besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAZ
RandomCerita ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Faraz yang terbangun dari mimpi menakutkan. Dia bercerita kepada ayah angkatnya, Fauzul, tentang mimpi tersebut dan pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya. Mereka berdua mencoba mencari...