1. Perjodohan Gila

13.1K 252 8
                                    

Remaja manis di balik selimut itu mengernyit lalu semakin meringkuk dibawah selimutnya saat seseorang tiba-tiba membuka tirai jendela kamarnya.

"Sayang. Bangun, nak. Udah jam setengah 7 loh." Ujar wanita cantik yang kini duduk dipinggir kasur dengan tangan membelai halus rambut kusut itu guna membangunkan si bungsu.

"Hngg..."

"Ayo. Ganzi udah nunggu itu ih."

Remaja itu diam membuat sang Bunda menghela napasnya panjang. Ia pun keluar lalu menggeleng pada remaja berseragam yang tengah menunggu anaknya. Ganzi. Ia langsung berlari menaiki tangga itu dan membuka pintunya kasar.

"DANI MONYET! Bangun lo tai!!" Ganzi langsung lompat dan menindih tubuh sahabatnya itu.

"Akh! Goblok sakit, bangke!!" Pekiknya karena Ganzi tepat menduduki punggungnya.

"Makanya cepet bangun, anjing! Udah jam berapa ini, pantek!!"

"Iyaaa, anjing! Ini bangun! Minggir koplok! Gw ga bisa napas!!"

Ganzi akhirnya menyingkir dari tubuh bongsor itu. Ia menyeringaii tampan berhasil membangunkan titisan kebo 1 ini.

Dani misuh-misuh dengan wajah bantalnya lalu ia berlalu ke kamar mandi. Menyisakan Ganzi yang kembali memainkan ponselnya sambil menunggu.

20 menit kemudian.

"DANI TOLOL LU NGAPAIN DIKAMAR MANDI LAMA BANGET!! LU BUKAN ANAK PERAWAN ANJING!!" Ganzi yang sudah kesal tak tertolong menggedor-gedor pintu kamar mandi. Tak lama Dani keluar hanya dengan handuk yang menutupi aset bawahnya.

"Lama banget, Asu!"

"Hehe biasa perawatan dulu."

"Gw tunggu lu 10 menit. Kalo ga keluar gw tinggal."

"Anjing weh sabarlah."

Ganzi keluar kamar itu dan kembali duduk di ruang tamu. Kebisingan pagi hari di kediaman Daniel. Sepertinya para tetangga pun sudah tak heran mendengar teriakan-teriakan melengking itu. Bahkan seisi rumah hanya bisa selalu menghela napas melihat ke2 sahabat dari orok itu.

8 menit Dani turun dengan terburu-buru. Takut ditinggal. Bahkan dasinya nampak tak beraturan.

Ia berlari ke meja makan dan mengambil asal roti di atas meja.

"Woyy! Punya gw!" Teriak Jessie. Kakak tunggal Dani yang tak terima rotinya diambil sang adik.

"Makasih, kak! Dahh gw berangkat dulu!" Balasnya sambil melambai lalu mencari bundanya untuk berpamitan. Ia tau sang ayah pasti sudah pergi bekerja.

"Hati-hati ya nak." Ujar Tari. Sang Bunda sembari membenari dasi Dani. Ke2 remaja itu mengangguk dan salim lalu pergi dari sana.

"Gw bawa ngebut nih."

"Iya buruan."

Ganzi mengebut menuju rumah teman mereka 1 nya lagi. Samudra tentu saja. Untungnya saat mereka sampai, Samudra sudah siap. Jadi tak menunggu lagi dan mereka ke sekolah dengan motor beriringan.

Seperti biasa mereka berjalan beriringan setelah memarkirkan motor. Untung saja gerbang belum tutup. Mereka masih ada waktu 2 menit tadi sebelum gerbang besar itu digerek tutup oleh satpam. Hampir saja.

saling lempar candaan udah biasa bagi mereka. Tapi sayangnya terhenti ditengah jalan. Bahkan tawa mereka ber3 terhenti mendadak saat jalan mereka terhalang sekumpulan remaja berandal yang sangat-sangat enggan mereka temui.

Siapa lagi kalau bukan Bryan CS. Pembully ulung di sekolah elit itu. Karena wewenang ayah nya yang menjadi donatur terbesar di sekolah itu, mereka jadi bebas semena-mena dengan warga sekolah. Meski sering kali ada yang melapor tapi mereka tak akan mendapat hukuman secuil pun karena bahkan pemilik sekolahnya adalah Daddy dari Tion.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang