Sudah 1 bulan terasa begitu damai. Dani rasa rumah tangganya jauh lebih baik dari sebelumnya. Tion tak lagi kasar padanya. Dan juga tak ada berhubungan lagi dengan perempuan lain.
Dani telah berhasil memberikan hatinya untuk Tion. Ia selalu nyaman didekatnya. Apalagi Tion yang lembut dan penuh perhatian padanya. Ntah ia telah berhasil pula menarik Tion atau tidak mengingat Tion yang jauh lebih baik dari kemarin.
Cklek.
Pintu terbuka menampilkan remaja berjas hitam yang masuk dan atensinya langsung teralih pada sosok manis yang tertidur pulas di sofa. Ini sudah pukul 11 malam.
Tion mendekati istrinya kemudian mengusap rambutnya yang berkeringat. Cuaca memang sedang panas.
"Sayang."
Tak ada jawaban. Dani pasti lelah menunggunya. Dengan inisiatif nya, Tion mengangkat tubuh itu membawanya ke kamar. Setelah meletakkan Dani di kasur, ia berganti pakaian kemudian menyusul Dani. Tapi sayangnya ia tak bisa berisitirahat. Pekerjaannya masih banyak. Ia ambil laptopnya dan mulai kerja kembali.
Ada sedikit kekacauan di kantor perihal ia yang tak hadir dalam rapat Minggu lalu karena ada urusan. Sungguh merepotkan.
"Engh..."
"Mas?"
"Hm?"
Dani terlonjak karena mengingat ia tadi tak menyambut kepulangan Tion.
"Eh maaf mas. Tadi ketiduran."
"Nggak papa. Kan aku udah bilang ga usah nungguin. Kamu pasti capek."
"Yakan akhir-akhir ini mas sibuk. Pulangnya tengah malem terus. Jadi aku coba selalu nyambut mas setiap pulang kerja."
"Nggak papa, sayang. Liat istri aku yang cantik ini sehat aja mas semangat lagi, kok."
Wajah Dani mulai memerah. Tion itu penggombal handal. Iyalah. Mantan playboy.
"Tidur lagi, gih. Aku masih harus selesai in ini dulu."
"Apa ga bisa besok? Besok kan mas juga ada ujian."
"Cuma bentar kok. Sejam an ini."
Dani memegang ujung laptop itu membuat Tion mengalihkan perhatiannya pada sang istri.
"Tidur ya?"
"15 menit ya?"
Dani menggeleng. Dia hanya tak mau Tion kurang istirahat. Apalagi Tion masih harus ujian kelulusan besok nya. Pasti akan sangat melelahkan.
"Bentar ya, yang. Bentar doang janji."
"Yaudah ga usah nen ya?"
Tap!
Tion menutup langsung laptopnya dan menaruhnya di nakas kemudian ia menarik Dani agar rebahan kembali. Ia langsung melepas kancing teratas piyama Dani dan dengan bringasnya menghisap benda kesukaan nya itu membuat Dani meringis keras.
"Ashh... P-pe-pelanh, mas."
Dani mengusap rambut Tion agar santai sedikit dan juga agar Tion cepat terlelap. Suaminya itu benar harus istirahat.
Tion mengelus halus pinggang ramping Dani. 1 kakinya naik ke paha Dani. Mengunci pergerakan sang istri agar menghangatkan suasana juga. Itu benar-benar nyaman bagi Dani.
***
Hari ini ada yang aneh. Setelah ujian, Tion tak ada nampak batang hidungnya di sekolah. Padahal ia sudah berjanji setiap pulang sekolah akan pulang bersama.
Dani sudah berkali-kali menelepon dan spam chat padanya. Tapi sama sekali tak ada jawaban.
"Gimana?" Tanya Ganzi. Dani menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIEL
Teen FictionLEBIH BAIK BACA CERITA SAMUDRA DULU!!! "LO GILA!!" ~Dani. "Semua yang ada di lu, itu punya gw." ~Tion. "Bunda... Dani takut..." ~Dani. "Hukuman berlaku, sayang." ~Tion. Apakah Dani akan bertahan? Bagaimana cara dia menyadarkan sifat gila Tion? Dan b...