6. Masak ⚠️

6.3K 171 5
                                    

Sudah seminggu mereka bolos sekolah untuk fokus penyembuhan Dani. Dani jelas tak mau memanggil dokter alasannya pasti harus minum obat. Dia adalah tipikal makhluk anti obat kalau kalian lupa.

Setelah seharian berfoya-foya di mall dengan kartu Tion, akhirnya mereka pulang. Mengantar Samudra terlebih dahulu lalu ke rumah Dani. Ganzi di jemput supirnya.

Dani gugup seketika melihat motor Tion yang terparkir apik di teras. Pasti remaja itu sudah pulang. Padahal biasanya ia akan pulang subuh jika pergi nongkrong.

Cklek.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Dani terkejut bukan main. Refleks memegang bagian dadanya yang berdegup kencang. Ia menatap Tion yang bersender di dinding dengan tangan yang terlipat didepan dada. Disamping pintu masuk.

Lantas Dani menunduk saat Tion menghampirinya. Rasa takutnya kembali menghantuinya.

"Seru mainnya?"

Dani mengangguk lirih. Tangan bergetarnya menjulurkan kartu milik Tion.

"Habis berapa, sayang?"

Dani tegang saat Tion mengelus halus kepalanya. Ini mengerikan.

"Dua-dua be-belas, Mas."

"Pinternya... sekarang suami Lo lagi laper. Masak!"

Dani terjengit karena bentakan diakhir kalimat Tion.

"T-tapi Bi..."

"Bibi udah ga kerja lagi disini. Lo sebagai istri gue harus jalanin tugas Lo. Ngerti?!"

Dani mengangguk cepat meski kepalanya masih tertunduk tajam.

"Tunggu." Cegah Tion saat Dani akan berlalu ke dapur.

"Gw mau lo masak tapi telanjang."

"H-hah?!"

Sepertinya Dani perlu membenturkan kepala Tion ke beton. Gila atau bagaimana anak ini?!

"Lu ga budeg kan?!" Dani kembali menunduk dan mengangguk saat Tion membentaknya. Ia pun langsung berlari ke dapur untuk melakukan apa yang Tion suruh tadi.

Tion menatap kepergian Dani dengan seringainya. Kemudian kembali ke ruang tamu untuk mengambil ponselnya yang terdengar berdering nyaring. Daddy nya menelepon.

"Ya, Dad?"

"Sibuk?"

"Sibuk."

"Nggak. Maksud Daddy buat besok."

"Ngk ada. Cuma sekolah." Jawabnya.

"Bagus. Kamu besok akan ada peresmian kepemilikan perusahaan Daddy. Jam 2 siang. Ajak menantu Daddy jangan lupa. Daddy harap besok berjalan lancar."

Tion tau persis maksud Wega. Sang Daddy tak mau ia berbuat rusuh diacara besok. Pengalihan kepemilikan dari Wega untuknya. Sebenarnya Tion enggan bekerja. Tapi Wega memutus semua kirimannya perbulan karena ingin Tion mandiri apalagi sudah punya tanggung jawab. Jadi mau tak mau ia harus terima.

"Iya. Tapi buat apa ajak Dani?"

"Jelas Daddy bakal ngenalin Dani sebagai istri kamu."

Maksud lain Wega adalah agar semua betina simpanannya tau dan menjauh darinya.

Tion memutar bola matanya singkat.

"Ya ya."

"Kamu ga kasar kan sama Dani?"

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang