23. Klarifikasi

2.4K 111 11
                                    

3 Minggu Dani harus terkurung di ruang inap rumah sakit membuatnya muak karena bau obat yang menyengat.

Hingga akhirnya hari ini ia di perbolehkan pulang dengan syarat rutin meminum vitaminnya. Meski ia menolak keras tapi Tion meyakinkannya bahwa vitamin bukan obat. Dan itu untuk baby nya. Mau tak mau Dani harus mau.

Kini Dani tengah duduk di sofa ruang tamu sementara Tion tengah meletakkan barang-barang mereka di kamar. Yang tak lama langsung menyusulnya.

"Mau makan lagi nggak?" Tanya Tion karena mereka makan siang sudah lewat 1 jam. Kata dokter napsu makan orang hamil akan berubah-ubah.

"Nggak mau. Nanti aja. Hp aku mana?"

Tion merogoh saku jaketnya kemudian mengambilkan ponsel Dani yang memang ada padanya.

Tion duduk disampingnya. Mengelusi perut Dani sekaligus mencuri puluhan ciuman di pipi gembul istri cantiknya.

"Kamu belum ngasih tau aku soal operasinya." Kata Dani tiba-tiba membuat Tion terdiam sejenak.

Ia menghela napasnya dan membuka ponselnya. Lalu menunjukkan pada Dani sebuah video dengan durasi 1.23 detik.

"Hallo kakak cantik. Fana disini. Maaf ya Fana pamitnya lewat video. Soalnya kakak cantik pingsannya lama sekali. Dan waktu Fana singkat sekali." Gadis cantik kecil dengan selang di bawah hidungnya itu tersenyum manis kearah kamera.

"Kaka cantik. Makasih ya udah ngasih fana kesempatan buat nikmatin hidup yang bahagia. Makasih udah tolongin Fana dan kakak-kakak Fana dulu. Makasih Kakak cantik udah jadi person favorit untuk Fana. Makasih Kakak udah jadi malaikat untuk Fana. Dan sekarang lah Fana harus membalas kebaikan kakak. Hehe kakak jangan marah ya. Allah sayang banget sama Fana makanya Fana mau pulang sekarang. Takutnya Allah nungguin Fana lama. Paru-paru Fana sehat, kakak. Dan kata dokter tampan, darah kakak cocok sama Fana. Maaf ya kakak, cuma itu yang bisa Fana kasih untuk kakak. Kakak orang yang baik. Hidup lebih lama ya kakak. Fana sayang banget sama kakak. Wajah dan nama kakak bakal Fana letakin dipaling atas dalam daftar orang paling Fana sayang."

1 bulir air mata Dani menetes. Dilanjutkan dengan yang lainnya yang mulai membasahi pipinya.

"Kakak. Fana titip keluarga Fana ya. Fana bakal jagain dari atas. Terus berjuang ya kak. Fana juga sayang sama Rion. Bilangin makasih ya untuk coklat dan bunganya kemarin dari Rion. Rion bilang Fana cantik seperti kakak. Haha Fana malu sekali. Tapi Fana senang."

"Eh kakak. Sudah dulu ya. Biar kakak cepat sembuhnya. Fana juga harus cepat perginya. Kakak. Inget ya. Hidup lebih lama. Ada baby di perut kakak. Keponakan baru Fana nanti. Keluarga kakak adalah yang utama. Sekali lagi Fana sayang banget sama kakak. Selamat tinggal kakak cantik. Saranghae... Hehe... Assalamualaikum kakak cantik."

Tion memeluk Dani saat mendengar pria cantiknya mulai terisak. Puluhan kali ia mengucapkan terima kasih dan maaf dalam tangisnya. Untuk sicantik Fana.

"Stt... Udah ya. Fana udah tenang disana. Nanti kita berkunjung ke rumah barunya. Udah yang. Nanti Serak suaranya. Kasian baby ikut sedih liat papi nya nangis."

Dani mengusapkan wajahnya di dada Tion sembari mengusap perutnya.

"Maafin papi, baby." Lirihnya.

"Udah ya. Sekarang sayang mau apa?"

Dani terdiam sejenak kemudian melepaskan tangan Tion yang masih setia memeluknya.

"Kamu harus buat klarifikasi."

Tion mengerutkan keningnya, "Klarifikasi apa sayang?"

"Kamu selingkuh."

"Hey. Mana ada? Aku sayang banget sama kamu. Mana mungkin aku selingkuh." Cepat Tion.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang