12. Rasa

5.8K 184 8
                                    

Kesadarannya terpanggil karena mendengar dering alarm. Tangannya menggapai-gapai meja nakas kemudian mengambil ponselnya. Lalu mematikan alarm nya yang menunjukkan pukul 6 pagi.

Ia mengucek matanya sekilas kemudian perhatiannya teralih pada manusia yang masih anteng memeluknya.

Ia mencoba melepaskan tangan yang melingkar di pinggangnya. Tapi malah dipererat.

"Ih bangun! Sekolah!"

"Eng... Iya, sayang. 5 menit lagi."

Rasanya ambigu sekali makhluk buaya itu memanggil nya dengan sebutan sayang.

"Ck. Gw mau mandi! Lepas!"

"Morning kiss dulu."

"Ngelunjak ni anak!"

"Cepet, sayang. Kalo ga mau ya ga aku lepas."

"Kesambet apaan sih lu?!"

Tion membuka matanya. Menatap intens mata bulat didepannya membuat Dani gugup seketika karena ditatap sedekat dan sedalam itu.

"Aku mau berubah. Demi kamu. Boleh?"

Tolong panggil ambulans. Itu jantung Dani akan meledak sepertinya.

"H-hah?"

"Boleh?"

Dani salting. Sungguh. Dia malu karena mungkin detak jantungnya terdengar oleh manusia jelmaan didepannya itu.

"I-iya."

Sebenarnya dalam hati Dani tak yakin karena ini terlalu tiba-tiba. Tapi dia juga senang Tion ada kemauan untuk berubah. Ia bersyukur untuk itu.

Cup.

Sekilas Tion mengecup bibir kenyalnya.

"Makasih, sayang."

"Hng? Eh iya."

"Yuk mandi."

"Ba-bareng?"

"Kenapa nggak?"

Tion turun terlebih dahulu kemudian dengan mudahnya mengangkat tubuh Dani membuat dnai refleks mengalungkan tangannya di lehernya.

15 menit mereka gunakan untuk mandi dan berganti seragam. Dani harus menggunakan jaket untuk menutupi cupang karya Tion itu.

"Bisa masak nggak? Kalo nggak bisa kita sarapan di luar aja."

"Bisa kok."

"Yaudah gih masak. Aku aja yang beresin kamarnya."

Sepertinya Tion mempunyai kepribadian ganda. Pikirnya.

"Iya."

Seperti pengalaman sebelumnya, biasanya setelah malamnya nge sex, paginya ia tak akan bisa berjalan. Tapi sekarang beda. Meski sedikit sakit tapi ia masih bisa berjalan normal. Tion benar-benar melakukannya dengan lembut seperti ucapannya.

Dani masak. Sederhana saja untuk sarapan. Yaitu telur balado dan sayur bayam. Hanya butuh 30 menit ia berkutat dengan dapur itu.

Bisa ia lihat Tion yang sudah anteng di meja makan dengan ponselnya. Tas, hp dan dasinya sudah diturunkan.

"Mau kopi atau susu?" Tanya Dani setelah meletakkan makanan itu di meja.

"Kopi, Yang."

Dani mengangguk dan kembali ke dapur. Membuatkan kopi untuk Tion.

Setelahnya mereka sibuk makan.

"Pulang sekolah kita check up ya?" Tanya Tion tiba-tiba.

"Check up buat?"

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang