17. Rion

2.9K 146 8
                                    

"Jingan! Yang bener aja! RUGI DONG!"

PLAK!

"Serius pantek!" Kesal Bryan setelah puas memukul belakang kepala Bisma.

"Dih iya iya. Serius banget sih?"

"Lo yakin, Yon? Belum tentu kan ada disana?"

"Tapi silsilah nya neneknya emang ada yang dari sana. Mungkin dia ngumpet disana."

"Terus nih kalo lu sampe disana juga gimana Lo nyarinya? Dia mungkin ganti nama di negara orang."

Tion terdiam. Bryan benar juga. Ia menghela napasnya kasar. Sulit. Sangat sulit.

Ke3nya kini tengah berkumpul di kantor Tion karena lelaki itu memanggil ke2nya untuk membantu mikir.

"Ck. Pusing gw. Ngopi dulu lah ngopi kita. Sambil gw nyari akses buat nyewa stalker di China." Keluh Bisma. Tion dan Bryan mengangguk kemudian mereka pergi ke kafe yang cukup ramai. Lumayan jauh dari kantor Tion.

Tion sering ke kafe itu. Karena kopi nya yang memang enak. Dan karyawannya yang begitu ramah. Pengunjung juga tak pernah absen ramainya meski hari Sabtu. Minggu libur. Kafe itu baru dibuka Minggu yang lalu. Dan Tion jadi pelanggan pertama katanya karena waktu itu Tion yang tengah stres berat dan memilih random kafe yang ia kunjungi untuk ngopi. Dan Tion begitu suka dengan kopi nya sampai-sampai ia habis 3 cangkir waktu itu.

"Gila mantep banget kopinya. Cocok banget sama lidah gw." Ujar Bisma yang disetujui oleh Bryan dan Tion. Memang enak.

"Baristanya cantik nih keknya."

Plak!

"Lu udah punya istri ya, Bahlul! Gw aduin ke Ganzi baru tau rasa!"

"Becanda, setan!"

Ke3nya memang sudah berkeluarga. Bryan menikahi Samudra saat lulus SMA. Dan Bisma menyusul 2 tahun kemudian. Bahkan masing-masing sudah mendapat momongan. Anak Bryan sudah 2. Umur 4 tahun laki-laki dan 1 tahun perempuan. Sementara Bisma memiliki anak laki-laki kembar berumur 1 tahun juga. Kembar tak seiras karena wajah ke2nya memang tak sama tapi lahir di tanggal yang sama dan ibu yang sama. Yaitu Ganzi.

Tiba-tiba kafe itu nampak ramai. Ke3nya saling toleh kepo. Apa yang terjadi?

Ternyata pemilik kafe datang. Ouh setenar itu kah?

Satu karyawan perempuan dengan girang menyambut sang bos. Bahkan sebelum bosnya masuk pun, ia nampak sangat bersemangat membantu membuka pintunya.

"Selamat datang, bos."

"Kita seumuran, Rin! Gw tampol lu ye!"

Deg.

Mata Bisma, Bryan dan Tion saling tatap kaget. Suara itu?

Tion langsung bergegas. Ke2nya ikut. Menerobos kerumunan orang yang mengantri dengan paksa hingga ke3nya menabrak punggung karyawan perempuan yang bername tag Rina itu.

Ke2 mata itu bersitatap dengan tatapan tajam dan terkunci. Serasa dunia berhenti. Menyisakan pergerakan mata yang kian memancarkan aura berbeda-beda. Kaget luar biasa.

"Papi!! Ion lapal! Mau cake!"

Deg.

Tion menatap anak kecil yang kini memeluk kaki ramping itu.

"R-Rin... Gw pergi dulu."

"Lahh baru juga sampe... Eh Dan..."

Lelaki itu menggendong si kecil kemudian berlari keluar.

"Bangsat! Tion kejar tolol!!" Kesal Bisma. Ia menyeret Tion untuk mengejar yang selama ini ia cari. Menjadi atensi tak mereka pedulikan.

Tion mempercepat larinya saat tangan itu sudah akan membuka pintu mobil. Ia langsung mencegatnya membuat pergerakannya berhenti.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang