27. Double G

1.8K 89 1
                                    

Ke2 lelaki beda usia itu hanya bisa memangku tangan melihat 2 mulut mungil kecil itu mengambil alih aset mereka. Begitu irinya.

"Papi." Panggil Rion. Mencoba mengalihkan perhatian Dani yang sibuk mengajak ngobrol bayi-bayi kecil itu.

"Apa, sayang?"

"Papi, Rion mau hug boleh?"

"Sebentar ya, nak. Baby nya masih laper."

Rion langsung mengerucutkan bibirnya seraya menatap Tion dengan raut sedihnya. Meminta bantuan. Jangankan membantu, posisi mereka saja sama.

"Ya ampun. Iya sayang sini. Mas tolong."

Tion dengan sigap membantu Dani. Mengambil si bungsu dan menimangnya sebentar sebelum menidurkannya pada box nya. Begitu juga pada anak tengahnya.

Setelah Dani bebas dari si kembar, Rion langsung menerjang Dani. Memeluknya dengan begitu erat. Dani dengan sabar mengelus sayang rambut itu dan mengecupi keningnya.

"Papi, Rion mau nen."

"Heh. Udah kelas 4 masa mau nen? Nggak malu sama Riky hm?"

"Kan ga ada Riky nya, Papi. Papi boleh?"

Karena tak tega akhirnya Dani mengangguk. Dengan semangat Rion mengusel pada dada Dani yang memang masih terekspos bebas itu.

Tak ingin ketinggalan, Tion ikut menyerang. Memaksa Dani untuk menyender pada bantal dan ia memonopoli dada satunya.

"Akh! Mass!" Dengan kesal Dani memukul dan menjambak rambut itu agar tak menyedot kuat putingnya. Tapi percuma. Tion tak bergeming.

"Ashh!" Dani meringis merasakan ke2nya seperti balapan menyerap habis asi dari sumbernya.

Hingga Dani memegang ke2 kening ke2nya dan mendorongnya kuat.

"Papi sakit loh!! Yang tenang bisa nggak?!!" Kesalnya. Ke2nya nyengir dan mengangguk lalu Dani melepaskan mereka. Membiarkan ke2 bayi besar itu menyesap kembali aset yang sekarang milik si kembar.

Dani memejamkan matanya lelah. 4 bayi rasanya juga menyerap energi nya.

Hingga 30 menit kemudian.

"Aww shh udah ya sayang. Mas udah mas. Ayah sama Daddy mau pada Dateng. Ada keluarga Varel juga."

Ke2nya akhirnya menyudahi acara menyusu mereka. Dani langsung menutup bajunya agar mereka tak kembali menerjangnya.

Lalu tak lama pintu terbuka. Menampilkan ke2 orang tua Dani dan Tion begitu juga orang tua Varel dan remaja itu sendiri.

"Selamat siang kesayangan Grandma!" Seru Lina yang langsung menghampiri Rion dan mengecup sayang pipinya.

"Siang, Grandma."

"Hallo, Dani. Gimana kabarnya?" Tanya Zela. Adik dari Tari.

"Sehat, Tante. Tante sendiri gimana?"

"Kami juga sehat, Dan. Selamat ya buat si kembar. Lama kami ga liat kamu eh udah punya anak aja." Celetuk Gara. Suami Zela.

"Haha iya, Om. Itu si kembar di box."

"Boleh om gendong ya. Terakhir kali nih. Siapa tau nanti pas ketemu lagi udah gede."

"Silahkan, Om."

Gara dan Zela mengambil si kembar. Ditimang dengan lembut sambil diajak mengobrol.

"Eh emang Tante sama om mau kemana?" Tanya Tion. Ia juga sudah mengenal keluarga itu. Begitu juga Varel yang kini sibuk bermain dengan Rion. Ia sengaja membawakan Lego buat anak itu.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang