28. 99 Masalah 1 Solusi

4.7K 158 32
                                        

Tion menghentikan mobilnya tepat di teras rumahnya. Ini sudah larut. Ia banyak pekerjaan.

Menghela napas sebentar kemudian memasuki rumahnya.

Dibuat terkejut melihat betapa berantakannya rumah. Apalagi melihat sang istri yang nampak lebih berantakannya dengan putrinya yang rewel. Ia lihat Rion dan Gavin yang tidur di karpet lantai.

Dengan cepat ia mengambil alih Grace.

"Badan kamu panas, sayang. Sini tiduran dulu."

Tak banyak bicara, Dani menurut. Merebahkan tubuh lemasnya pada sofa panjang. Tion mengambil selimut si kecil kemudian menyelimuti sebagian tubuh Dani.

Tion menimang Grace yang menangis tanpa henti. Sampai setengah jam hingga akhirnya bayi itu tertidur. Mungkin karena lelah menangis.

Ia menidurkan Grace kemudian Gavin ke kamar mereka.

Setelahnya ia mendekati Rion. Sepertinya putra sulungnya juga sama lelahnya seperti Papi nya. Badannya juga panas.

"Sayang."

"Papa?"

"Iya ini Papa."

"Papa kepala Rion sakit."

"Iya sini sayang. Papa gendong ya. Tidur di kamar."

Tion langsung mengangkat anaknya. Membawanya ke kamarnya. Tak lupa menggantikan pakaiannya. Ia mengambil kotak p3k. Membawa termometer untuk Rion dan meminta Rion mengulumnya sebentar. Suhu nya nyaris 38.

"Udah makan, sayang?"

"Sudah, Papa."

Tion mengangguk dan mengambil obat sirup di kulkas yang ada di kamarnya. Persediaan darurat.

"Minum obat dulu."

Rion tak banyak mengeluh. Langsung meminum obat sirup yang Tion sodorkan padanya.

Setelahnya Tion menempelkan baybay fever di keningnya. Tion mengecup pelipisnya sekilas sebelum menyelimutinya.

"Istirahat ya, nak. Biar cepet sembuh."

Rion mengangguk dan memejamkan matanya.

"Good night, son. Get well soon, baby. I love you."

Setelah memastikan Rion nyenyak dibalik selimut itu, Tion ke kamarnya. Mengganti bajunya terlebih dahulu dengan kaos dan kolor kemudian menghampiri semestanya yang terabai sejenak.

Ia melakukan hal yang sama seperti Rion tadi. Meminta Dani mengulum termometer. Dan suhunya sampai 39,7. Ia melihat Dani yang pucat dengan sendu. Pasti hari ini sangat melelahkan baginya.

Tion mengambil baskom dan handuk kecil. Mengusap wajah, leher, tangan hingga kaki Dani.

"Sayang udah makan?" Dani menggeleng.

"Makan dulu ya. Aku pesenin grab. Mau apa, hm?"

"Ayam."

"Bakar?" Dani mengangguk.

"Bentar ya." Tion segera memesan apa yang istrinya mau. Setelahnya ia membantu Dani untuk berganti pakaian.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Tion membereskan ruang keluarga yang berantakannya tak tertolong. Berbagai mainan dan makanan yang berceceran di lantai. Dengan disaksikan istrinya yang nampak kasian padanya. Tapi juga tak bisa membantu.

Tion pasti lebih lelah setelah lembur dan harus membantunya.

30 menit makanan datang.

"Bentar ya. Aku selesein ini dulu. Nanti aku bantu kamu makan." Ucapnya seraya mengecup singkat kening istrinya. Dani mengangguk lirih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang