Sudah setengah tahun terlewati tanpa kendala apapun. Keluarga kecil itu nampak sangat bahagia dan sejahtera.
Dani bersyukur Tion tak buat ulah lagi. Dan pemuda itu terlihat benar dengan ucapannya bahwa ini yang terakhir ia punya kesempatan. Dani pegang erat-erat ucapannya.
Dani datang dari dapur membawa kopi, susu dan brownies. Meletakkannya diatas meja dan bergabung dengan 2 manusia beda usia yang sedang asik merakit Lego.
"Yeyy!! Jadi!!"
"Wah kerennya."
Rion tertawa riang memperlihatkan legonya yang sudah terakit sempurna pada Dani. Ibu 1 anak itu tersenyum mengelus Surai hitam sang putra.
"Papa besok beliin lemari baru ya buat simpen Lego barunya."
"Iya, papa. Makasih papa."
"Sama-sama, son."
"Nah sekarang udah malem. Rion minum susunya nak. Habis itu tidur ya. Besok sekolah."
"Tapi mau tidur sama papi." Wajah Rion nampak mengerut memohon.
"Iya nanti papi susul ya. Habisin dulu susunya."
Rion dengan semangat meraih segelas susu itu dan menghabiskannya dalam sekali tegukan.
"Nanti papi susul ya. Janji ya papi."
"Iya, sayang."
"Good night, papa."
"Night too sayang. Tidur nyenyak ya."
"Siap, papa."
Rion berlari ke kamarnya. Meninggalkan ke2 orang tuanya.
Tion menyimpan Lego Rion kemudian duduk disamping Dani. Mengambil kopinya dan menyeruputnya.
"Jadi lembur?" Tanya Dani.
"Jadi, yang."
Sudah seminggu bawahan Tion hilang ntah kemana. Membuat pekerjaannya menumpuk. Meski ada Restu, tapi tingkat kepemilikan membuatnya menjadi peran utama di semua agenda. Restu hanya bisa menjalankan tugasnya.
"Mau aku temenin?"
"Nggak usah. Kamu istirahat aja. Besok ke kafe?"
"Iya."
"Yaudah gih tidur sana. Udah malem."
Belum sempat Dani menjawab, telepon Tion berdering nyaring. Ia langsung mengambil dan mengangkat panggilan yang dari Restu itu.
"Bos!!"
"Apa?"
"Cici meninggal dunia, bos!"
"Innalilahi wainnailaihi Raji'un. Kapan?"
"Korban pemerkosaan, bos. Jasad nya baru ketemu sore tadi. Cici emang udah hilang 1 Minggu lalu."
"Astaghfirullah." Ujar Dani yang ikut mendengarkan. Ia tau Cici. Gadis baik hati yang sangat suka menyambutnya ketika ia ke kantor sang suami.
"Terus?"
"Gw udah ke keluarganya bos buat ngasih bantuan. Semoga bisa meringankan. Juga gw kasih gaji Cici 5x lipat, bos."
"Iyaudah semoga amal ibadah Cici diterima di sisi Allah"
"Amiinn."
"Jadi gimana? Lo mau ngerekrut karyawan baru?"
"Gw ga bisa handle semuanya. Lo cariin."
"Oke. Btw ada 6 berkas di gw. Gw udah urus. Sisanya Lo."
"Oke thanks."

KAMU SEDANG MEMBACA
DANIEL
Teen FictionLEBIH BAIK BACA CERITA SAMUDRA DULU!!! "LO GILA!!" ~Dani. "Semua yang ada di lu, itu punya gw." ~Tion. "Bunda... Dani takut..." ~Dani. "Hukuman berlaku, sayang." ~Tion. Apakah Dani akan bertahan? Bagaimana cara dia menyadarkan sifat gila Tion? Dan b...