02. Break-up

1.7K 203 10
                                        


Happy Reading

__________

Lisa merasa kebingungan, kenapa dirinya harus berdandan rapih. Padahal mereka hanya pergi mengunjungi pertemuan antar bisnis, kenapa dirinya harus berdandan rapih seperti ini.

Kedua matanya fokus kearah cermin yang ada didalam kamarnya.

Dimana didalam kamarnya kini, sudah terdapat tujuh orang pelayan membantunya dalam merias serta menggunakan pakaian.

"Aku merasa gerah, kenapa harus menggunakan riasan seperti ini. Padahal aku tetap cantik, walau tidak menggunakan riasan" Celetuknya sembari memayunkan bibirnya, dirinya dapat melihat penampakannya dengan jelas dihadapan kaca.

Pelayan-pelayan yang sedang sibuk memerias Lisa, hanya tersenyum saja. Saat mendengar celetukan Lisa itu.

Ditengah para pelayan sibuk meriasnya, Lisa mencoba melakukan wink didepan cermin. Dia mencoba, bagaimana cara seseorang untuk menggoda orang dengan menggunakan wink.

Hal yang dilakukan Lisa itu, tidak luput dari pandangan para pelayan. Mereka hanya menggelengkan kepala mereka, melihat tingkah Lisa itu.

"Nona, apa kau tidak mencoba untuk mengambil fotomu terlebih dahulu?" Ucap seseorang pelayan muda, yang berusia tiga tahun lebih tua dari Lisa.

"Nanti saja"

"Baiklah kalau begitu" Ucap pelayan tersebut, yang kini membantu Lisa untuk beranjak dari kursinya.

Ketujuh pelayan itu mengekor dibelakang Lisa, yang sudah berdiri dihadapan cermin besar yang seukuran dengan manusia dewasa.

Dihadapan cermin, Lisa menyipitkan matanya. Dia memperhatikan setiap detail pakaian yang dia kenakan. Dia memutar setiap sisi tubuhnya dari kiri dan kanan, hanya untuk melihat lekukan dress yang dikenakannya.

Hingga pada akhir, ketika melihat sisi paling belakang dress tersebut. Lisa berhenti dan menoleh kearah cermin, dirinya mulai merasa ketidaknyamanan menggunakan dress berwarna merah maroon tersebut.

Membuatnya tidak nyaman dari dress merah maroon tersebut adalah, karena terlalu vulgar alias terbuka. Dimana dress yang dikenakannya sekarang ini, hanya menggunakan tali kecil sebagai penopang-nya.

Apalagi bagian sekitar atas alias area dadanya, disitu sangat jelas kalau area itu diperlihatkan untuk menampilkan bentuk dada miliknya.

"Elzatta?" Lisa memanggil salah satu pelayan yang ada dibelakangnya.

"Iya"

"Carikan mantel yang sesuai dengan style dress ini, aku tidak mau menggunakan dress ini tanpa ditutupin" Perintahnya yang langsung dilaksanakan oleh pelayan yang bernama Elzatta.

Setelah Elzatta pergi melaksanakan perintah Lisa itu, tiba-tiba datang kakak tertua Lisa yaitu Eunbi yang sudah berpakaian rapih.

Eunbi memperhatikan adiknya selama beberapa menit, sebelum dirinya membuka pembicaraan kepada adiknya yang tengah memasang wajah jutek.

Tangan Eunbi berada dipundak adiknya, dia menatap fokus kearah depan cermin besar. Sebenarnya Eunbi merasa perlu penopang di kakinya, untuk mengimbangi tinggi adiknya.

"Kupikir, kau cocok menggunakan dress ini" Ucap Eunbi yang terlihat tersenyum, dan itu dilihat oleh Lisa yang memang sedang menatap kearah cermin juga.

"Menurutku tidak"

"Kenapa tidak?" Kerutan di kening Eunbi mulai terukir, karena dia merasa bingung. Kenapa adiknya bisa mengatakan 'Tidak' jelas-jelas, Eunbi melihat kalau adiknya sangat cocok menggunakan dress tersebut.

Only Two Year Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang