38.💘💘💘💘

1K 142 26
                                    

"Hoseok seharusnya sudah kembali hari ini, tapi tidak ada sedikitpun kabar darinya sejak kemarin, dan hujan salju malah semakin lebat." Usai berujar seperti itu Taehyung mengerutkan keningnya serius ketika melihat hujan salju di luar tidak berhenti.

Hoseok seharusnya sudah stabil, jadi mengapa saljunya malah semakin tidak terkontrol?

Joshua yang mendengar ujaran Taehyung lekas bertanya, "My Lord, ingin aku mengutus seorang Auror untuk menjemput tuan Hoseok?"

"Ya, tolong utus Mingyu saja."

"Baik, My Lord."

Joshua menuruti titahnya, dia segera menghubungi markas besar di mana Mingyu bertugas, kemudian menyampaikan pesan Taehyung.

Saat itu Yoongi baru saja menutup bukunya dan turun dari ranjang, perlahan menggunakan alas kaki lembut dan terdiam di sisi ranjang ketika merasakan perutnya sakit.

Rasa sakit yang tadinya sedikit mulai terasa lebih menyakitkan, Yoongi meringis sambil menyentuh perut bawahnya dengan satu tangan. "Sssh, a-anak-anak ... Bersabar sebentar, ya?"

Yoongi menarik napas dengan tenang, merasa ragu untuk melangkah dan memanggil Taehyung yang sedang memiliki urusan, tapi rasa sakitnya semakin tajam. Perasaan itu Yoongi ingat jika kemarin Seokjin mengatakan jika dia mulai merasa mulas maka langsung memberitahunya.

"My lord?" Panggil Yoongi.

Ketika merasakan sesuatu yang basah mengalir melewati pahanya dan menggenang di lantai Yoongi mulai gemetar, "M-my Lord!"

Panggilan kedua akhirnya Taehyung dan Joshua masuk ke dalam ruangan, Taehyung yang lebih dulu berlari mendekat ke arahnya, menopang tubuh Yoongi yang hampir merosot. "Yoongi, sayang, tidak apa-apa-- itu hanya air ketuban, Dokter Seokjin akan segera datang untuk membantumu."

"JOSHUA, PANGGIL DOKTER SEOKJIN!"

Taehyung tidak tahu apakah dia mengatakan kalimatnya dengan benar karena dia juga sangat panik, namun dia perlu berpikir dengan logis dan segera mengangkat Yoongi untuk dia baringkan lagi di ranjang selagi Joshua memanggil Dokter Seokjin.

Yoongi selalu menutupi ekspresi sakit di wajahnya dengan senyuman agar Taehyung tidak cemas, namun kali ini dia benar-benar tidak bisa bersembunyi dan rasa sakitnya semakin bertambah. Seluruh tubuhnya mulai berkeringat dingin, Yoongi meringis sambil memegang tangan Taehyung erat-erat.

"Bersabar sebentar, ya? Aku akan menemanimu, jangan khawatir." Taehyung balas genggaman tangan Yoongi tidak kalah erat, dia beberapa kali menoleh ke arah pintu ruangan dan juga wajah Yoongi bergantian.

'Harusnya masih ada waktu, mengapa air ketubannya sudah pecah?!'

Tidak ada jantung yang berdegup dalam tubuh Taehyung, namun dia merasakan dadanya berdegup kencang sekarang. Perasaan menakutkan itu datang begitu keras. Taehyung merasakan tegangan semakin meningkat ketika melihat wajah kesakitan Yoongi.

"T-taehyung--"

Ini kali pertama Yoongi memanggil namanya langsung dan Taehyung lekas lebih dekat, menempelkan keningnya di kening berpeluh Yoongi, menyahut dengan suara gemetar, "Aku di sini, aku di sini."

Yoongi memegang tangan Taehyung lebih kencang, namun kali ini dia tersenyum dengan sudut mata yang basah. "Kita akan bertemu bayi-- ugh!"

"Ya, kita akan bertemu mereka, jadi bertahanlah, okay?" Taehyung mencium keningnya dan mengusap sisi wajahnya yang hangat.

"Mm, aku senang," bisik Yoongi sebelum meringis sampai air matanya mengalir membasahi telapak tangan Taehyung yang menempel di pipinya.

Taehyung menggeremetakan gigi, tidak tahan melihat Yoongi tersenyum dan berkata dia senang padahal tubuhnya kesakitan. Dia bahkan menangis karena rasa sakit, tapi tetap mengatakan dia senang karena akan segera bertemu dengan twins.

Lord Kim |Taegi|AU| On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang