41. 💘

1.3K 161 39
                                    

Mereka bahkan baru saja mencoba pulih setelah berduka dengan kematian Kris Wu, dan hari ini tiba-tiba saja terjadi tragedi yang lebih besar. Jungkook tidak tahu apa yang harus dia lakukan ketika selesai memberitahu Jimin apa yang sudah terjadi.

"A-apa?" Pikiran Jimin tampak kosong, dia baru saja selesai membungkus selimut bayi yang dia pesan dari jauh-jauh hari sebagai hadiah untuk kelahiran bayi kembar Yoongi. Dia menyiapkan banyak hadiah, sebagian sudah diberikan, dan sisanya masih belum tiba.

Jimin sangat bersemangat untuk menyambut kelahiran bayi kembar dari Yoongi dan Taehyung, namun tiba-tiba saja Jungkook membawa kabar bahwa Yoongi sudah melahirkan dan dia meninggal dunia.

"My Lord, tolong jangan bercanda-- m-mana mungkin Lady Kim meninggal!" Jimin menolak dengan keras, namun reaksi tubuhnya yang syok bertolak belakang, sebelum menyadarinya air mata sudah menetes dengan deras.

Jungkook menarik Jimin ke pelukan, lalu berujar, "Kita harus bersiap untuk datang ke Mansion Kim ... Setelah itu kita bisa berkunjung ke rumah sakit untuk memberikan selimutnya pada bayi kembar mereka, ya?"

Jimin menangis keras, tidak mengira jika Jungkook benar-benar serius. Dia terus menangis dan bertanya 'kenapa?', kenapa Yoongi bisa meninggal, 'kenapa?' tidak sempat diselamatkan, 'kenapa?' semua ini bisa terjadi. Jungkook tidak bisa menjawab semuanya, hanya turut merasakan hancurnya perasaan Jimin ketika ditinggal lagi oleh orang yang dia anggap berharga.

"Maafkan aku," gumam Jungkook menyesal.

Setelah beberapa saat menunggu Jimin tenang, mereka pergi ke Mansion Kim menggunakan kereta kuda. Sepanjang perjalanan hujan salju yang Jimin kira akan segera berhenti malah semakin deras, bahkan sudah terjadi badai di gunung Yuzu.

Setiap rumah pemukiman yang mereka lewati memasang bunga mawar hitam di depan pintu rumah, menandakan bahwa mereka sedang berduka cita. Tidak peduli dari kaum mana, begitu mendengar kabar jika Lady Kim meninggal dunia setelah melahirkan dengan cara mengerikan mereka semua turut berduka. Berita menyebar begitu cepat hingga rasanya seluruh penjuru kota sudah tahu tentang meninggalnya pasangan Lord Kim dan kelahiran bayi kembar mereka.

"Dari mana mereka mendapatkan bunga mawar hitam segar di cuaca yang seperti ini?" gumam Jimin tidak mengerti.

Jungkook mendengarnya, lalu berujar sambil meraih tangan Jimin untuk dia genggam. "Di pasar kota ada sebuah kebun yang dirawat oleh pasangan wizard, segala macam bunga ada di sana, mereka menjaga kebun itu untuk tetap terawat tidak peduli musim apa yang sedang terjadi. Mereka pengguna mantra yang cukup handal."

"... Oh." Jimin mengerti dan mengeratkan genggaman tangan mereka. "Bisakah kita mampir dulu? Aku ingin beli bunga daffodil."

"Tentu saja, apapun untukmu."

"Bisakah kau ceritakan sekarang detailnya, My Lord?"

"Kau yakin? Aku tidak ingin membuatmu semakin syok, aku bisa memberitahumu besok."

Meski tahu begitu Jimin merasa dia perlu mendengar sekarang. "Tidak apa-apa, aku ingin tahu jelas apa yang sudah terjadi sampai Lady Kim meninggal."

Jungkook menghela napas tanpa daya, dia mulai mengatakan segalanya dengan perlahan. Di mulai dari kebobolan rumah sakit, Dokter Seokjin yang celaka, Lamia yang menyamar, lalu penculikan Yoongi. Semuanya-- diceritakan dengan perlahan.

.
.
.
.

Mansion Kim entah bagaimana terlihat lebih gelap dari biasanya, namun gerbang mereka terbuka lebar. Pintu utama juga terbuka dan beberapa kerabat sudah berdatangan untuk berbelasungkawa. Namun, Taehyung tidak ingin turun dan bertemu mereka, jadi hanya ada para Elder dan Hoseok yang menyambut di lantai dasar.

Lord Kim |Taegi|AU| On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang