28.💘💘💘💘

2.8K 454 75
                                    

Bibir Yoongi menekuk geli ketika memerhatikan Jimin yang keluar dari kamarnya dan sudah ganti pakaian, dia segera berjalan menghampiri pria yang baru saja menikah itu dan mengapit lengannya.

Jimin tersenyum riang dan mulai membawa Yoongi melangkah menuju ruangan lain yang tampak nyaman, "Kita akan istirahat di sini sebentar, aku tidak tega melihatmu mondar-mandir dengan perut besar seperti itu."

Yoongi nyengir manis dan duduk di kursi empuk yang lembut, lalu bersandar dengan gerakan nyaman. "Di luar terlalu bising, akhirnya menemukan tempat yang tenang. Apa kau akan menemui tamu lagi?"

Jimin duduk di seberang Yoongi dan menggelengkan kepalanya lelah, "Tidak, Lord Jeon bilang tidak apa-apa jika aku istirahat sekarang. Lagipula semua tamu yang tersisa adalah teman-teman dekatnya saja."

"Baiklah. Oh, Jimin ... Kau benar-benar menyiapkan semua jamuan dengan makanan yang luar biasa ... Aku hampir menangis karena tidak bisa mencicipi sedikit pun," keluh Yoongi dengan wajah sedih.

Seolah baru menyadari hal itu Jimin meringis, lalu menghela napas sedih. "Aku merasa tidak enak karena kau sama sekali tidak bisa memakan apapun di jamuan makan pernikahanku, melihatnya saja pasti membuatmu muak, ya?"

"Tentu saja, banyak makanan favoritku juga. Tapi, tidak masalah. Setelah melahirkan nanti aku bisa makan apa pun, kita akan berburu makanan bersama nanti, okay?" Yoongi kembali berseri-seri dan Jimin tertawa lembut.

Dari arah pintu yang terbuka tiba-tiba seseorang melangkah masuk, mengenakan pakaian mewah berwarna putih salju dengan seorang bocah laki-laki dalam gendongannya. Dia tersenyum cerah dan menyapa, "Lady, Luna, sepertinya aku akan mengganggu kalian."

Jimin segera bangkit untuk menyambutnya, "Tuan Seokjin, ini tidak menggangu sama sekali. Masuklah."

Yoongi ingin menyambutnya juga, namun Seokjin segera menggelengkan kepalanya melarang. Dia tidak ingin membiarkan Yoongi repot-repot bangkit hanya untuk sekedar menyambut. Seokjin melangkah masuk dan menurunkan Soobin yang segera berdiri dengan sopan. Membungkuk untuk memberi salam.

"Selamat sore Lady Kim, dan Luna Jeon!"

Yoongi begitu senang melihatnya dan mengulurkan tangan untuk mengusap rambut lembut Soobin. "Selamat sore, tuan muda Soobin! Sepertinya kau bertambah tinggi setelah terakhir kali kita bertemu."

Soobin tersenyum malu-malu, bola mata cerah berwarna abu-abunya berkilau karena senang. Jimin terkekeh melihat Soobin dan menuntunnya untuk duduk. "Nah, duduklah di sini, ya?"

Seokjin melihat putranya tampak senang berada di sekitar Yoongi dan Jimin, dia merasa lega dan akhirnya bisa mengungkapkan maksudnya. "Apakah aku bisa menitipkan Soobin sebentar? Aku harus ke kamar mandi dan ayahnya sedang bersama tamu lain, jadi aku bingung ingin menitipkannya pada siapa."

Jimin segera membalas, "Tentu saja, jika Soobin senang di sini dia bisa bermain bersama kami. Tuan Seokjin silakan gunakan waktumu."

"Itu benar, lagi pula Soobin anak yang baik. Menyenangkan bisa bermain dengannya." Yoongi tersenyum dan melihat mata cerah bocah itu berbinar menatap perutnya. "Oh, apakah tuan muda Soobin ingin menyentuhnya? Di dalam sini ada dua bayi~"

Soobin menatapnya dengan mata membulat besar, "Benarkah? Soobin boleh sentuh?"

"Tentu saja! Letakan tanganmu di sini dan jika beruntung mereka akan menyapa," ujar Yoongi sambil terkekeh senang.

Sementara itu Seokjin akhirnya bisa menitipkan Soobin dan dia beranjak pergi. Jimin juga pergi sebentar untuk meminta pelayan menyiapkan camilan untuk Soobin.

Lord Kim |Taegi|AU| On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang