Bab 7

164 11 0
                                    

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

Beberapa tahun kemudian ....

Seorang gadis remaja cantik berlari menuruni anak tangga sambil menenteng tas sekolahnya. Seorang wanita yang kebetulan sedang menyiapkan sarapan pun menoleh berteriak, “Lenora! Kamu enggak sarapan dulu, Nak?”

Gadis remaja itu, Mailie Lenora Gretta atau akrab disapa Lenora berlari menghampiri wanita yang tadi berteriak dan mencomot selembar roti lalu mencium pipi wanita itu dan berteriak, “Lenora udah telat, Ma! Lenora pamit!”

Wanita yang ia panggil ‘Mama’ itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ini adalah hari pertama Lenora di semester dua sejak ia masuk SMA. Anaknya itu sudah belajar begitu keras sampai akhirnya bisa masuk SMA negeri yang cukup bergengsi. Alisha, Ibunya Lenora juga merasakan bagaimana anaknya mulai berubah sejak Kaiden pergi meninggalkan negara ini untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi di negara orang.

Lenora yang dulunya hanya suka belajar ketika ia mau saja, sejak itu mulai menfokuskan diri dalam pelajaran bahkan sahabatnya, Angel juga sampai angkat tangan untuk membujuk Lenora agar tak terlalu memforsir dirinya sendiri. Alisha masih ingat bagaimana Lenora kecil berjalan kepadanya dengan membawa buku-buku tebal sebelum menghadapi ujian nasional di SMP. Katanya ia ingin belajar dan masuk SMA negeri yang bagus dengan kemampuannya sendiri. Awalnya Alisha dan Ervan mencoba membujuk Lenora dan mengatakan sekolah manapun itu tak masalah bagi mereka selama Lenora suka dan bisa bebas menjadi dirinya sendiri. Nyatanya, ucapan Kaiden sebelum pergi yang mengatakan agar Lenora belajar dengan baik dianggap begitu serius oleh Lenora sampai menjadi obsesi.

Di sinilah Lenora berada. SMA Adarsha, sebuah sekolah negeri yang terkenal di kota karena menjunjung tinggi pengetahuan dan juga kejujuran. Untuk masuk ke SMA ini juga tak main-main. Nilai ujian nasional sebelumnya haruslah berada dalam standar di atas KKM yang mana Lenora berhasil dapatkan dengan belajar mati-matian. Beruntungnya, Angel juga berhasil masuk ke SMA ini untuk menemani Lenora.

Di semester satu kemarin, Lenora juga kesulitan mengejar materi karena kurikulum sekolah ini sangat sulit dan juga ketat. Bahkan Angel sampai sempat masuk rumah sakit karena kelelahan belajar yang mana membuat Lenora merasa bersalah karena mengajak Angel untuk masuk SMA Adarsha. Namun, Angel malah mengatakan kepada Lenora kalau ini adalah pengalaman yang unik baginya dan ia ingin menaklukkan sekolah ini. Angel juga meminta kepada Lenora untuk tak perlu merasa bersalah karena memang Angel yang menerima tawaran Lenora agar masuk sekolah ini.

“Lenora!”

Gadis itu menoleh dan mendapati sahabatnya, Angel berlari ke arahnya dengan tangan memegang kebab.

“Untung aja enggak telat. Enggak kebayang gue telat. Tuh satpam mana galak banget. Padahal masih ada dua menit sebelum gerbang ditutup, tapi dia udah melotot ke arah gue gitu sambil teriak nyuruh lari. Untung gue larinya cepet,” gerutu Angel.

Lenora menggeleng kecil dan kemudian mengajak Angel pergi ke Aula. Sudah menjadi tradisi di SMA Adarsha, setiap semester akan dimulai, di hari pertama akan ada sambutan dari Kepala Sekolah serta Ketua Yayasan untuk semua murid-murid di Aula sekolah.

“Angel! Lenora! Sini! Baris sesuai kelas!” seru seorang anak laki-laki yang memang Ketua Kelasnya Lenora dan Angel. Lenora langsung menarik tangan Angel dan berbaris bersama-sama teman-teman sekelasnya, 10 MIPA.

“Eh, denger-denger wali kelas kita katanya pindah lho. Soalnya suaminya pindah tugas gitu, jadi dia ngikut suaminya. Jadi, wali kelas kita bakal diganti,” ucap seorang murid dari kelas mereka.

“Oh, ya? Gue harap itu bukan si botak Kimia. Gue males banget dia jadi wali kelas kita. Ngajarnya enggak manusiawi, njirrr. Masa kita disuruh eksperimen sendiri dianya malah cuma ngeliatin aja trus kalo salah malah ngamuk nyalahin kita mulu. Trus juga ngasih tugas praktek mulu, diajarin juga enggak. Mana kalo nyuruh praktek selalu kebablasan jam ngajar,” sungut Angel.

“Gue sih ngarepnya Pak Sugeng yang ngajar Matematika aja. Pak Sugeng ramah trus juga suka enggak ributin kalo kita telat masuk,” sahut si Ketua Kelas.

“Hm, boleh juga sih kalo Pak Sugeng. Cuma mending Bu Dhea enggak sih? Guru Biologi kita. Kalo ngajar penjelasannya suka jelas banget dan enggak marah kalo kita susah paham sama materinya,” ucap salah satu gadis di kelas itu.

“Kalo lo gimana? Menurut lo mending siapa?” tanya Angel ke Lenora.

“Siapa aja sih asal enggak Pak Ghani yang ngajar Kimia aja. Bener kata Angel. Ngajarnya bikin sakit kepala sama bikin tingkat stres naik,” jawab Lenora.

“Bener. Tuh botak kalo ngajar bukannya bikin pinter malah bikin stres,” ucap Angel.

“Stt, udah mau mulai tuh. Posisi siap, gengs!” tegur si Ketua Kelas.

Lenora menatap Kepala Sekolah yang mulai memberikan sambutan dan mengatakan kalau Ketua Yayasan tak dapat berhadir karena istrinya masuk rumah sakit. Kepala Sekolah meminta agar para murid mendoakan kesembuhan istri Ketua Yayasan.

“... nah, selanjutnya kita kedatangan dua guru baru. Mereka ini guru muda yang memiliki kompetensi mengajar. Ada Bu Camila Jinan Izatti dan Pak Kaiden Zaferino.”

Lenora tersentak kecil saat melihat sosok familiar berdiri di atas panggung Aula. Sosok yang dulunya lebih muda muncul di benak Lenora. Saat ini, sosok itu terlihat lebih dewasa dengan garis wajah yang membuatnya semakin gagah. Bahkan pria itu tersenyum begitu manis yang mana membuat Lenora kembali teringat bagaimana manisnya senyuman itu dulu ditujukan padanya.

“Itu bukannya Kak Kaiden enggak sih?” bisik Angel kepada Lenora.

“Selamat pagi, anak-anak. Perkenalkan saya Camila Jinan Izatti atau kalian bisa panggil aja saya Miss Camila. Saya akan mengajar Bahasa Inggris. Semoga kita bisa akrab, ya? Miss menantikan banget buat belajar bareng kalian semua,” ucap wanita cantik itu dengan senyuman manis terpasang di wajah ayunya.

Kini giliran pria tampan di sampingnya yang memegang microphone. Pria itu berdehem kecil dan berkata, “hai? Saya Kaiden Zaferino, boleh dipanggil Pak Kaiden. Saya akan ngajar Matematika. Saya harap kita bisa belajar dengan baik ke depannya. Terima kasih.”

“Nah, untuk kelas apa saja yang akan diajarkan oleh dua guru baru kita ini, mereka akan berkordinasi dengan guru mata pelajaran senior dan membagi jadwal. Kebetulan juga guru-guru senior mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika ’kan megang kelas kebanyakan, jadi nanti akan kami rapatkan pembagian kelasnya. Sekarang, kalian bisa kembali ke kelas kalian dan bersih-bersih kelas. Untuk jam pertama kita akan free dulu. Sekarang kalian boleh bubar.” Kepala Sekolah menyelesaikan sambutan.

Lenora masih terdiam ketika banyak murid-murid berlalu kembali ke kelas mereka. Angel menemani Lenora yang masih terpaku ke arah panggung Aula dimana Kaiden berjalan mengikuti para guru dan Kepala Sekolah menuju ruang guru.

“Dia balik lagi, Njel. Dia balik lagi!” seru Lenora tanpa sadar ketika para guru telah pergi meninggalkan Aula.

Angel mengangguk. “Iya. Dia balik lagi. Pangeran lo balik lagi,” ucapnya.

Lenora tersenyum lebar dan kemudian menjerit tertahan sambil menutup mulutnya. Angel menutup wajahnya dan kemudian menarik Lenora pergi. Beberapa murid menatap mereka dengan tatapan aneh seperti mengatakan kalau Lenora bertingkah gila.

Di sisi lain, Kaiden menatap pintu Aula dengan perasaan rindu. Entah kenapa ia seperti merasakan keberadaan seseorang yang sangat ia kenal dan ia rindukan hanya saja ia tak tahu siapa. Camila menepuk pundak Kaiden dan bertanya, “kenapa lo?”

Kaiden menggeleng pelan. “Gak kok,” ucapnya dengan lembut.

Camila dan Kaiden lulus di universitas yang sama di luar negeri dan berhasil mendapatkan sertifikasi mengajar bersama-sama. Bahkan keduanya diterima di sekolah yang sama sebagai pengajar. Sungguh jalinan pertemanan yang bagus. Iya, ’kan? Itulah yang Kaiden pikirkan.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

⊂◉‿◉つ Bab 7
⊂◉‿◉つ ditulis oleh girlRin

[05] Puppy Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang