⊂◉‿◉つ Puppy Love ⊂◉‿◉つ
Keesokan harinya Kaiden mengirimkan pesan singkat berisi link kepada Lenora. Kaiden berharap kalau Lenora akan segera membuka link tersebut. Kaiden mengirim beberapa pesan kepada Aldo dan Angel.
Kaiden mengemas barang-barangnya kedalam tas lalu menuju parkiran guru. Pandangan Kaiden dan Camila saling beradu, tapi seketika saja Camila mengalihkan pandangan dari dirinya. Namun, Kaiden tidak mempersalahkan hal itu. Sungguh itu adalah hal yang menjadi hak Camila apabila ingin menjauhinya. Bukankah Kaiden juga tidak memaksakan perasaan Camila kepadanya bukan?
Aldo : Sip, udah beres bro.
Angel : Lenora setuju kak.
Pesan singkat dari Aldo dan Angel menyadarkan kembali Kaiden akan hal yang harus segera dirinya selesaikan. Kaiden menuju rumah untuk segera mengganti pakaiannya. Hari ini dirinya harus tampil berbeda. Sungguh hari ini harus lebih dari biasanya.
Kaiden mengendarai mobilnya menuju tempat yang dirinya pilih untuk acara ini. Aldo pasti sudah menunggunya.
"Gimana?" tanya Kaiden.
"Ganteng amat, Kak." Angel malah mengatakan hal lain, tidak menjawab pertanyaan Kaiden. Sementara Aldo yang ada di sebelahnya melirik tajam ke arah Angel yang sedang memuji pria lain di hadapannya.
"Heem," dehaman Aldo menyadarkan Angel untuk berhenti tersenyum.
"Maaf, sayang," ucap Angel sambil mencubit gemas Aldo. Angel salah tingkah.
"Jadi gimana?" Kaiden mengulangi pertanyaannya.
"Aman, Bro. Sudah sesuai dengan konsepnya," jawab Aldo yang membuat senyuman Kaiden merekah. Namun, sesungguhnya jauh di dalam dirinya degup jantung Kaiden memompa dengan kencang. Ini kali pertama baginya.
"Semangat. Lo pasti bisa," ucap Aldo menyemangati Kaiden. Aldo tahu bagaimana rasanya.
"Semangat, Kak." Angel turut menyemangati Kaiden. Kaiden melangkah ke arah piano yang berada tidak jauh dari dirinya. Kaiden berdeham pelan untuk menyamarkan perasaan gugupnya.
Dentingan piano mulai terdengar di dalam ruangan. Seketika lampu padam dan menyorot kearah seseorang yang sedang memandu jari-jarinya di atas sebuah piano. Lenora mengarahkan pandangannya mengikuti lampu sorot tersebut. Sungguh sepertinya Lenora mengenal orang tersebut, tapi Lenora susah memastikannya dikarenakan orang tersebut membelakanginya dan terletak di ujung ruangan.
Dentingan piano tersebut mengalunkan sebuah lagu. Can't Help Falling In Love With You milik Hailey Reinhart.
Apakah ada seseorang itu sedang ingin melamar kekasihnya di sini? Lenora berucap di dalam hatinya.
Lenora melihat sedang trending seseorang melamar kekasihnya di sebuah kafe dengan bernyanyi. Namun, sungguh saja lagu ini sangat-sangat romantis.
Pria itu pasti romantis dengan pasangannya, batin Lenora.
Hingga beberapa waktu kemudian Lenora menyadari jika pengunjung Kafe ini hanya dirinya dan Angel.
Oh iya, Angel. Lama sangat dirinya ke toilet, batin Lenora.
Wise men say
Only fools rush in
But I can't help
Fallin' in love with you
Oh, shall I stay?
Would it be a sin?
Oh, if I can't help
Fallin' in love with you
Like a river flows
Surely to the sea
Darling so it goes
Some things
Are meant to be
Take my hand
Take my whole life too
Oh, for I can't help
Fallin' in love with you
Oh, like a river flows
Surely to the sea
Darling so it goes
Some things are meant to be
Oh, take my hand
Take my whole life too
For I can't help
Fallin' in love with you
Oh, oh, for I, I can't help
Fallin' in love with youLagu itu berakhir. Sorotan lampu mengarah kepada Lenora. Lenora terkejut dan hampir saja terbatuk akibat minumannya sendiri.
Seketika seseorang itu berada di hadapannya berpangku dengan sebelah kakinya. Lenora membulatkan matanya.
Aku sedang mimpi bukan? Batin Lenora. Namun hal itu terpatahkan dengan ucapan seseorang di hadapannya.
"Will you be my lover?"
Lenora seketika mematung dengan ekspresi lebih terkejut dari sebelumnya. Dia bahkan membuka sedikit mulutnya.
Kaiden yang sedang diburu oleh degupan jantungnya yang memompa lebih keras dari sebelumnya hampir saja tertawa melihat ekspresi polos Lenora. Namun, Kaiden berpikir untuk tidak merusak suasana.
"Terima! Terima! Terima!" Seketika ruangan di penuhi dengan teriakan menyuruh Lenora untuk 'menerima' Kaiden.
"Hmm, yes," ucap Lenora dengan semburat kemerahan di wajahnya. Sungguh-sungguh seperti kepiting rebus. Sangat merah.
Kaiden memberikan bunga yang digenggamnya kepada Lenora dan memeluk Lenora serta mengecup kening Lenora. Lampu ruangan kembali menyala. Lenora kembali terkejut, di dalam ruangan berisi teman-teman, sahabat dan orang tua Lenora serta Kaiden. Bahkan orang tua Angel ikut menghadiri acara tersebut. Lenora menghamburkan dirinya ke pelukan Mama dan Papanya.
"Cie. Udah gak perlu memendam-mendam nih," goda Papa Lenora.
"Jangan aneh-aneh ya, Nak. Mama percaya sama kamu dan Kaiden," ucap Mama yang membuat Lenora merasa lega dan bersyukur atas dukungan Mama dan Papanya.
"Jagain Lenora baik-baik, Nak Kaiden. Jangan disakitin, ya. Pelan-pelan. Anaknya masih suka ngambek." Papa Lenora mengingatkan Kaiden sambil bercanda sedikit. Lenora menyenggol Papanya, malu.
"Tentu, Om," ucap Kaiden mantap.
"Cie. Gak galau lagi nih," goda Angel yang berada di dekat Lenora dan keluarganya. "Udah gak jomblo!" Angel menambahi sambil tertawa kecil.
⊂◉‿◉つ Puppy Love ⊂◉‿◉つ
KAMU SEDANG MEMBACA
[05] Puppy Love ✔
Teen FictionStory 05. [ Puppy Love ] By : @girlRin @Tslnica_ ▪︎▪︎▪︎ Apa yang salah dengan jatuh cinta sama orang yang umurnya lebih tua daripada kita? Perbedaan umur hanyalah sebuah perbandingan angka yang takkan mengganggu bagaimana kamu mencintai seseorang...