Bab 2

263 10 0
                                    

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

Keesokkan harinya tidak seperti biasanya Lenora sangat bersemangat dan tanpa butuh waktu lama ia sudah berada di meja makan dengan seragam sekolah yang lengkap.

"Ehemm, tumbenan anak Papa udah rapi jam segini. Apa karna cowok semalam, ya?" goda Ervan.

"Papa apaan sih?!" Pipi Lenora bersemu merah.

Benar saja, ia sangat tidak sabar memberitahukan kejadian semalam kepada sahabatnya Angel. Bahkan sangking tidak sabarnya ia tidak dapat tertidur lelap. Lenora selalu mengecek jam dinding berharap sekiranya jam berputar lebih cepat.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

Dengan wajah yang sumringah dan senyuman yang menghiasi wajahnya, Lenora berjalan dengan terburu-buru menuju ruang kelasnya. Bahkan guru - guru dan semua teman yang ia lalui, Lenora sapa dengan selamat pagi berulang kali. Setibanya Lenora di kelas, dengan bersemangat dia menuju ke kursinya.

"Semangat banget lu," ucap Angel yang heran dengan tingkah temannya.

Plakk

"Aww! Sakit, apaan sih?" tanya Angel mulai kesal dengan Lenora yang senyum tersipu-sipu malu.

"Lo tebak dong!" Jawaban Lenora sangat menyebalkan buat Angel. Sahabatnya satu ini memang sangat menyebalkan dan menggemaskan hingga dia ingin balas memukulnya agar sadar.

"Hushh! Sana deh lo, gue malas tebak-tebakan. Masih pagi udah bikin pusing. Kasih tau atau mending lo pergi," kesal Angel.

Angelina Finola, sahabat Lenora sejak berada di taman kanak-kanak. Mereka sangat dekat dan sudah saling menganggap saudara. Maka tak jarang keduanya saling berbagi rahasia dan cerita.

"Lo tau gak? Gue ketemu pangeran tampan seperti di film Cinderella. Dia nyelamatin gue dari penjahat. Bahkan dia ngelus kepala gue dan ngasih gue permen. Lo harus datang dan lihat permennya." Dengan antusias menceritakan kejadian semalam sambil memperagakan seakan-akan sedang berkelahi. Ia menumbuk udara.

Angel yang mendengarnya penasaran dengan sosok yang sahabatnya ceritakan.
"Emang ada ya cowok seganteng itu?" tanya Angel.

"Lo harus lihat. Lusa sepertinya si ganteng mulai bimbingan dengan Mamaku. Gak kebayang dia bakal datang ke rumahku tiap hari. Aku harus terlihat cantik di depannya. Sepertinya aku bakalan menata rambutku dan memperbaiki poniku," ucap Lenora.
Angel merasa sahabatnya itu berlebihan, tapi dia juga penasaran.

"Oke. Lusa gue ke rumah lo," jawab Angel.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

Lusa harinya, Lenora dan Angel pulang ke rumah Lenora. Angel berpamitan ingin melakukan tugas kelompok di rumah Lenora pada Bundanya.

"Huh, jam berapa tuh si ganteng lo datang?" ucap Angel mulai bosan.
Sedari tadi mereka menunggu di jendela kamar Lenora.

"Sabar dong. Dia pasti datang," jawab Lenora.

Suara motor terdengar memasuki komplek. Seketika keduanya menoleh kearahnya. Lenora tersenyum lebar, yang di tunggu telah tiba.

"Itu dia. Si gantengku!" kata Lenora sambil mengacungkan tangannya ke udara.

Kaiden membuka helm full face-nya. Benar. Sahabatnya benar. Ternyata pangeran tampan itu benar-benar ada di dunia nyata. Lenora tidak berlebihan, ini nyata.

Lenora mengajak Angel ke bawah, ruang tamu. Lenora dan Angel bersiasat untuk berpura-pura belajar di ruang tamu, dekat dengan Alisha dan Kaiden.

"Eh, kalian bukannya di kamar Lenora ngerjain tugasnya?" tanya Alisha bingung.

Tumbenan saja Lenora dan Angel belajar di ruang tamu. Biasanya keduanya akan berada di lantai atas di kamar Lenora hingga Angel di jemput.

"Sedikit ingin suasana berbeda, Ma!" jawab Lenora asal.

"Biasa Tante. Lagi kepengen yang baru," tambah Angel.

Alisha tak menghiraukan keduanya. Ia hanya berpikir mungkin mereka memang ingin sedikit berbeda dari biasanya. Kaiden melihat keduanya hanya tersenyum kecil dan itu mampu membuat Lenora merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

"Benarkan kata gue. Dia nyata. Ganteng!" kata Lenora keesokan hari saat bertemu Angel di sekolah.

"Iya, lo benar. Pantas aja kemarin seperti orang yang kesambet, tapi ya kali dia mau, beda jauh, dia udah SMA." Angel menjawab.

"Yah ... lo matahin semangat gue. Tapi gak masalah. Dia tetap si gantengku," ucap Lenora sedikit cemberut.

Iya. Lenora menyadari bahwa usia mereka terpaut jauh, tapi tidak ada yang mustahil bukan, kalau kita berusaha? Bukannya jatuh cinta gak mengenal usia? Lenora sangat hafal kata-kata itu. Ia membacanya di novel sepupunya waktu itu. Ia akan berjuang dan tetap menyukai Kaiden.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

Lenora bangun dari tidurnya dan langsung menoleh ke arah jam dinding di kamarnya. Tepat pukul 3 sore, itu artinya Kaiden akan melakukan privat dengan Alisha.

Lenora mencuci mukanya dan kemudian mengganti bajunya dengan yang lebih terlihat cantik. Ia menuruni tangga dengan perlahan, ingin terlihat elegan. Sudut matanya menangkap Kaiden yang sedang fokus mendengarkan penjelasan Alisha.

Lenora sengaja berjalan melewati mereka, sambil sesekali melirik ke arah Kaiden.
"Lenora, Mama tadi ada pesanan di toko kue yang biasa. Ehmm, tapi Mama ada urusan mendadak. Mama boleh minta tolong ambilin gak?" tanya Alisha.

Alisha lupa kalau sore nanti akan ada arisan. "Lenora sendiri, Ma? Lenora sedikit takut dengan kejadian kemarin," jawab Lenora. Ia benar-benar sangat trauma dengan kejadian didepan toko supermarket saat itu.

"Aduh, gimana ya?" Alisha bingung.

"Saya saja Tante yang bantu ambilkan. Lenora boleh ikut buat kasih tau tempatnya." Kaiden tiba-tiba menawarkan diri.

Lenora tersentak kaget dengan penawaran tersebut. Itu artinya dia bakalan berdua dengan Kaiden. Degup jantungnya memompa lebih kencang. Pipinya sedikit merona, ia berpura-pura tidak mendengar sambil berjalan menuju dapur.

"Boleh, Nak Kaiden? Maaf merepotkan," kata Alisha tidak enakan.

"Boleh kok, Tante!" sahut Kaiden.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

Lenora menaiki jok belakang motor Kaiden. Alisha menyuruhnya berpegangan pada Kaiden. Namun, ia sangat malu dan tidak sanggup melakukannya. Ia membayangkan pangeran dan cinderella menaiki kereta kencana seperti dongeng yang sering ia baca.

"Nora, pegangan ya!" Perintah Kaiden.

Nora? Lenora tersenyum sumringah, Kaiden memberinya panggilan baru, unik dan tidak ada satupun orang memanggilnya seperti itu.

"Baik, Kak Kaiden." Kata Lenora perlahan mengulurkan tangannya pada jaket Kaiden.
Angin menerpa wajahnya, ia merasa sedang melayang di udara. Ia tidak pernah membayangkan akan berboncengan dengan Kaiden. Sungguh indah.

Kaiden merasa sedikit ada yang aneh dengan anak sahabat Mamanya tersebut. Namun, ia berpikir bahwa itu hanya hal-hal yang tak perlu untuk di ambil pusing. Anak kecil itu pasti hanya mengaguminya.

⊂◉‿◉つ Puppy Love  ⊂◉‿◉つ

⊂◉‿◉つ Bab 2
⊂◉‿◉つ ditulis oleh Tslnica_

[05] Puppy Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang