⊂◉‿◉つ Puppy Love ⊂◉‿◉つ
Kaiden tersenyum ketika materi yang ia ajarkan di kelas Lenora telah selesai. Bel pulang masih akan berbunyi lima belas menit lagi. Ia juga sudah mengucapkan kata-kata perpisahan dengan kelas-kelas lain yang ia ajarkan hari ini dan kelas Lenora adalah kelas yang terakhir. Ia tak mengerti kenapa mereka terlihat tak tahu. Mungkin saja kelas-kelas lain tak mengatakan bahwa Kaiden akan berhenti menjadi guru setelah hari ini.
“Ekhem.”
Mereka yang tadinya mengemas barang-barang mereka pun menatap Kaiden. Pria itu tersenyum dan berjalan mendekati mereka.
“Bapak ada pengumuman.”
“Oh, apaan tuh?” tanya Denis.
“Bapak mau nraktir kita makan, ya?” tanya Angel.
Kaiden terkekeh geli. “Bukan. Ini pengumuman lebih penting.”
“Apaan? Jangan bilang Bapak mau ngasih kuis besok? Duh, jangan dulu, Pak. Besok Bu Irma ngasih kuis juga. Pening kepala saya kalo dihantam Matematika lagi abis Fisika.” Seorang murid menyahut.
“Halah, kayak punya otak aja kau!” sahut Denis.
“Eh, pantek. Punya otaklah aku!”
“Sudah. Jangan ngomong kasar. Enggak baik tau,” tegur Kaiden.
“Denis yang mulai duluan, Pak!”
“Eh, mana adalah. Kau yang mulai duluan!”
“Eh, udah deh ributnya. Pak Kaiden jadi enggak ngasih tau pengumuman apaan gara-gara kalian ribut,” tegur Lenora.
“Dengerin tuh.” Angel menambahkan.
Kaiden terkekeh kecil. Kini semua murid mulai menatapnya seolah menunggu. Kaiden pun tersenyum dan berkata, “mulai besok Bapak enggak akan ngajar di sekolah ini lagi.”
“Lha? Kenapa, Pak?! Bapak kena mutasi ke sekolah lain?” tanya Angel.
“Bukan gitu. Bapak enggak akan ngajar ke sekolah lain kok. Bapak mungkin akan beralih profesi atau lanjut S2. Belum pasti apa, tapi yang jelas Bapak akan berenti jadi guru. Kalian kalo Bapak udah enggak ngajar lagi, jangan bandel sama guru lain. Ikutin apa yang dibilang guru itu selagi itu masih baik. Jangan bikin ulah dan perhatikan pelajaran juga kesehatan kalian. Ingat, kesehatan di atas studi kalian. Kalau kalian sakit, studi kalian juga akan terganggu.” Kaiden menasehati.
“Enggak seru deh. Belajar Matematika sama Bapak lebih gampang dipahami daripada sama guru lain. Kalo sama guru lain monoton. Caranya enggak dijelasin. Kalo sama Bapak dijelasin bahkan kenapa sampe hasilnya a juga dijelasin. Enggak kayak guru lain yang langsung kasih soal trus enggak dijelasin. Bukannya paham malah males ngeliat angka-angka,” ucap Denis. Teman-temannya pun mengangguk setuju.
Memang, Kaiden adalah salah satu guru kesukaan para murid. Selain cara mengajarnya yang baik, ia juga detail menjelaskan hingga murid-murid paham dengan baik. Kaiden juga tak segan menjawab ketika murid masih bingung. Jika Kaiden pergi, mereka tentu saja akan merasa begitu kehilangan.
“Gapapa. Pelan-pelan pasti bisa kok. Kalian aja bisa paham kalo Bapak ajarin, pasti sama guru lain juga bisa,” ucap Kaiden.
“Tetep aja, sayang banget. Enggak mau netap aja di sini, Pak? Sampe kami lulus deh.” Murid lain memohon.
Kaiden menggeleng. “Enggak bisa.”
“Kalau gitu, grup kelas yang sama Bapak jangan keluar. Grupnya tetap aja biarin ada. Kalo kita kangen sama Bapak atau kita ada yang bingung sama Matematika bisa tanya Bapak ke grup itu,” usul Angel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[05] Puppy Love ✔
Teen FictionStory 05. [ Puppy Love ] By : @girlRin @Tslnica_ ▪︎▪︎▪︎ Apa yang salah dengan jatuh cinta sama orang yang umurnya lebih tua daripada kita? Perbedaan umur hanyalah sebuah perbandingan angka yang takkan mengganggu bagaimana kamu mencintai seseorang...