Part 14

239 23 0
                                    

Keadaan Papa Yasmin sudah membaik. Sekarang ia sudah dipindahkan ke ruang rawat.

Mereka sedang berbincang-bincang bersama. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Alden berdiri disana. Mama yasmin langsung menyambutnya.

"Nak Alden, terima kasih banyak. Jika bukan karena nak Alden, mungkin papa yasmin belum membaik sampai saat ini" mama yasmin berkata sambil memegang tangan Alden.

"Tidak usah sungkan, Ma. Saya juga gak kerepotan sama sekali" Alden membalasnya dengan senyuman.

"Siapa ma?"

"Ah, Papa, ini Alden. Dia yang sudah membantu kita selama papa dirumah sakit. Dia juga yang mencari tersangka yang menghancurkan perusahaan kita Pa"

"Benarkah?"

Alden mengangguk dan tersenyum kembali.

"Terima kasih, Nak. Terimakasih banyak."

"Sama sama. Saya juga senang bisa membantu, Om"

"Panggil papa saja. Masak istri saya dipanggil Mama, saya dipanggilnya Om"

Lalu mereka tertawa bersama.

"Ehm, bagaimana dengan tersangkanya nak?"

"Tersangka sudah saya serahkan ke pihak berwajib pa".

"Baiklah, sekali lagi terimakasih ya nak Alden. Apa yang bisa kami lakukan untuk membalas kebaikan nak Alden?"

"Saya juga ada masalah pa, ma"

Mereka mendengarkan dengan serius.

"Terjadi perebutan harta di keluarga saya. Jika saya ingin jadi pewaris maka saya harus segera menikah".

"Jadi, apa yang bisa kami bantu? Apa nak alden butuh dicarikan pendamping?"

"Betul, Pa"

"Kami pasti carikan. Tapi untuk pendamping nak Alden, gadis itu harus sepadan dengan nak Alden."

"Ya, Papa benar"

"Yaya, apa kamu kenal seoarang gadis yang baik dan sepadan dengan nak Alden?"

Yasmin mengangkat wajahnya. Ia menatap Alden.

"Ada, Pa. Kak Alden juga suka sama dia"

"Siapa nak?"

"Pus-"

"Saya mau yasmin Pa"

"Hah?"

"Nak Alden yakin?"

"Yakin, Pa"

"Baiklah, Yaya bagaimana menurutmu, nak?"

"A-akan aku pikirkan dulu"

"Kak Alden, keluar sebentar"

Yasmin keluar dikuti oleh Alden yang tersenyum miring dibelakangnya.

"Lo apa-apaan sih kak?"

"aku emang butuh calon istri Yaya"

"Tapi kan lo sukanya sama puspa. Kenapa jadi mau nikah sama gue."

"Ya karena Kamu sepadan sama aku"

Alden mencubit pipi yasmin.

"Sakit ya. Lo bener-bener ya kak"

"Aku-kamu yaya"

"Gue gak mau"

"aku-kamu atau aku bakal ngelakuin sesuatu."

"Lo.." perkataan yasmin terputus. Lagi-lagi Alden menciumnya. Meskipun hanya sekedar kecupan. Tapi hal itu bisa membuat yasmin terdiam. Ingin rasanya yasmin menampar wajah pria yang ada di hadapannya ini. Tapi Karena Alden adalah sosok pahlawan di mata Orang Tuanya. Jad ia harus menahan amarahnya.

"Gu-aku mau ka-mu tarik semua omongan yang tadi. Aku gak mau nikah sama orang yang gak cinta sama aku. Jadi kamu bisa cari orang lain."

Yasmin beranjak dari sana. Alden mulai geram. Ia memutar otak kembali.

"Yaya, kalau kamu gak mau nikah sama aku, aku bakal narik semua investasi aku di perusahaan papa kamu. Aku juga gak bakal ikut campur lagi sama semua perawatan Papa kamu"

"Lo bener-bener ya"

"Sst. Yaya berapa kali harusnya aku bilang. Jangan manggil lo-gue lagi"

Alden mendekat dan memeluk yasmin. Gadis itu hanya bisa menangis.

"udah jangan nangis lagi. Ayo kita makan dulu. Kamu belum makan kan?"

Alden merangkul yasmin. Mereka pergi ke restoran terdekat disana. Yasmin hanya mengikuti Alden. Ia sudah tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi semua ini.

***
Bersambung

Hai guys

Setelah sekian lama, sekarang aku up lagi. Maaf yaa semuanya, aku up nya gak beraturan.

Aku juga mau ngasih tau, kalau cerita ini bakal hiatus sampai lebaran. Karena setelah bab ini bakal ada beberapa adegan dewasa. Jadi aku mutusin buat hiatus dulu cerita ini ya guys. Aku berharap kaliab masih setia buat nunggu cerita aku ini dan cerita aku yang lain nantinya.

Btw, aku juga ada cerita baru ya guys. Udah lama aku pengen bikin cerita dengan tema kerajaan. Hehe. Mohon dukungannya pas aku up nanti yaa guys.

Terima kasih banyak semuanya 💙.

YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang