Part 26

208 23 0
                                    

Hai guys,
Sedikit lagi menuju ending yaa
Selamat membaca 💞.

***
Alden memarkirkan mobilnya sembarangan di Parkiran RS. Ia berlari menuju UGD. Ia melihat sosok perempuan yang duduk di sana. Ia Puspa. Alden mendekat. Puspa yang melihat Alden pun berlari ingin memeluknya. Alden yang tau niat Puspa pun menghindar dari gadis itu.

Puspa terdiam kaku. Ia kira dengan mengikuti yasmin kemari, ia akan bertemu dan berpelukan dengan Alden. Ia tidak menyangka jika ia harus menelan pil pahit karena pria itu menghindarinya.

Ia sudah berusaha keras untuk sampai di titik ini.

Flashback

Puspa diantar ke rumah sakit oleh Alden. Setelah diobati, ia minta diantar pulang oleh pria itu. Akan tetapi, Alden menolak. Ia beralasan jika ia harus menyelesaikan urusan Fakultas.

Puspa sedikit emosi. Tapi ia berusaha tersenyum. Setidaknya ia sudah berhasil menahan Alden disini bersamanya.

Keesokan paginya, ia mengunjungi Jurusan Yasmin. Ia ingin berbicara kembali dengan gadis itu. Awalnya Yasmin menolak, tapi Puspa bilang  ini berkaitan dengan Alden. Maka Yasmin terpaksa mengikutinya. Yasmin juga sudah mengirim pesan pada Rora jika ia akan berbicara dengan Puspa di atap gedung Jurusannya.

"Lo mau ngomong apalagi?"

"Percuma lo nahan Alden disisi lo. Alden itu cintanya sama gue"

"Udah lo cuma mau ngomong itu aja?"

"Bukan cuma itu aja, Alden juga ngenterin gue ke rumah sakit. Setelah selesai, dia juga nganter gue sampai ke depan kamar kos gue"

Yasmin mencoba untuk tidak terprovokasi. Ia mengepalkan tangannya erat.

"Woi, lo udah selesai ngomongnya?"

Rora datang sambil  mengorek kupingnya.

"Lo ngapain di sini?"

"Jemput temen gue"

"Oh,  temen lo yang hamil ini?"

"Iya, temen gua yang ini"

"hahahhaaha. Gimana bisa hamil?  Lo kan gak punya suami"

"Lo kalau gak tau apa-apa jangan sok tau"

"Lah,  benerkan yang gue bilang"

"Lo bodoh ya,  bisa-bisanya lo gak tau kalau cowok yang taksir udah nikah"

"Apa maksud lo?"

"Ayo ya. Ngapain kita bicara sama orang gila. Nanti malah ikutan gila"

Rora menarik tangan Yasmin dan pergi dari sana. Mereka menuruni anak tangga. Karena mereka berada di atap lantai tiga gedung jurusan.

Tiba-tiba Puspa berlari dan mendorong tubuh Yasmin. Rora tidak sempat menahanya. Yasmin jatuh terguling kebawah. Rora berlari menahan tubuh Yasmin agar tidak jatuh terlalu jauh. Hingga membuatnya ikut terluka juga.

Beberapa orang berteriak panik. Puspa yang melihat orang-orang itu pun ikut berlari kebawah. Ia menelfon Ambulance dan membawa mereka ke rumah sakit. Ia harus menyelamatkan wajahnya dari orang-orang yang melihat Rora dan Yasmin jatuh dari tangga.

Flashback Off

"Kenapa ini bisa terjadi?"

"Kak Alden, aku nolongin Yasmin sama Rora yang jatuh di tangga tadi."

"Hah?" Mata Alden seketika menajam.  Dia tadi sebenarnya bertanya pada dirinya sendiri bukan pada Puspa.

Alden berlalu dari sana. Ia mendekat pada ruang operasi. Sekarang istrinya sedang berjuang di dalam sana. Ia tidak tau bagaimana keadaan istrinya. Alden menunggu di kursi yang ada di depan ruang operasi.

Terdengar suara langkah kaki yang cepat. Terdengar juga suara pria dan wanita yang sepertinya bertengkar.

"Jangan begini, kamu harus istirahat dulu. Biar aku aja yang kesana liat keadaan Yasmin"

Rora tetap berjalan dengan cepat meskipun menggunakan tongkat di sebelah kiri. Kakinya terluka tidak ada apa-apanya dengan keadaan sahabatnya. Yasmin tengah hamil dan jatuh terguling dari tangga. 
Rora menangis matanya kabur karena penuh dengan air mata. Rasa bersalah memenuhi relung hatinya. Jika saja ia bisa memegang tangan yasmin. Maka ini tidak akan terjadi, pikirnya. 

***
Bersambung
 

YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang