Part 20

176 19 0
                                    

Puspa yang tahu bahwa Alden tadi siang berada di hotelnya pun mengernyit heran. Bagaimana bisa Alden bersama dengan Yasmin. Berarti mereka sudah berada di tempat yang sama sedari tadi.

Tangan puspa mengepal erat. Ia penasaran ada hubungan apa mereka berdua.

"Ayo makan, Gue udah pesenin yang lo pesan tadi"

Alden duduk di kursi kosong begitu juga dengan yasmin. Alden bergerak mengambil piring yasmin dan mengisinya dengan makanan kesukaannya. Puspa masih memperhatikan mereka. Ia sangat kesal sekarang. Bagaimana bisa orang yang menyukainya bisa dekat dengan perempuan lain.

Yasmin yang diperlakukan seperti itu oleh Alden menjadi sedikit canggung.

"Aku bisa ambil sendiri kak"

Alden tersenyum memperhatikan yasmin yang sedang memakan makanannya dengan lahap. Ia sangat kelaparan, karena kegiatan yang mereka lakukan tadi.

"Kak, tolong ambilin nasinya kak"

Puspa tiba-tiba memberikan piringnya pada Alden. Hal itu membuat mereka semua bingung.

"Lah, kan nasinya di depan lo puspa"
Ucap Galang padanya.

Wajah puspa memerah malu. Ia tidak melihat nasi di depannya karena memperhatikan Alden dan Yasmin sedari tadi.

Setelah mereka selesai makan, mereka pulang ke rumah masing-masing. Tapi lagi-lagi puspa ingin mendekati Alden.

"Kak Alden" Ia dengan tidak tau malunya merangkul lengan Alden. Yasmin yang berada di samping pria itu hanya bisa diam.

"Aku nebeng ya" Alden berusaha untuk melepaskan lengannya dari puspa. Tapi gadis itu memegangnya terlau erat. Hingga Bryan melihat hal tersebut.

"Ayo, Puspa. Lo bareng kita aja. Kita nebeng mobil Galang" Kata Bryan sambil berjalan di tengan Alden dan puspa hingga rangkulan mereka terpisah. Puspa yang kaget karena di tarik oleh Bryan mencoba berontak. Ia sesekali menoleh kebelakang.

Ia melihat Yasmin dan Alden menuju mobil mereka. Dengan Alden yang merangkul pinggang Yasmin posesif.
Terlihat Yasmin yang sedikit tidak nyaman mencoba melepaskan rangkulan itu.

***

Setibanya di parkiran apartemen, Yasmin turun dan meninggalkan Alden. Pria itu tau jika Yasmin marah padanya.

Alden membuka pintu apartmennya ia melihat Yasmin yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Sayang, jangan marah. Kan dia yang rangkul aku"

"Siapa yang marah?"

"Hm? Jadi kamu gak marah"

"Gak"

"Yaudah peluk dulu"

"Gak mau"

"Yaya" Alden merengek.

"Ck" Yasmin mendekat dan memeluknya.

"udah kan?"

"Huuh, gemes banget bini gue"

Yasmin meninggalkannya dan pergi membersihkan diri.

Setelah beberapa saat, yasmin keluar dari kamar mandi. Ia terlihat lebih segar dan wangi. Alden sudah seperti maniak. Ia akan mudah tergoda jika melihat yasmin seperti ini.

Yasmin duduk di tepi kasur. Ia sedang memainkan ponselnya. Alden mendekat dan memeluknya dari belakang.

"Ngapain sih, sibuk banget kayaknya"

"Oh ini, kak Galang ngirim video kocak"

"hm? Galang?"

Nama itu membuat perasaan Alden jadi kesal.

"Masih chatan sama si kunyuk?"

"Namanya Galang loh kak"

"Iya-iya dia"

"Cuma gini-gini aja"

"Gini-gini gimana sih?"

"Ya sebatas ngirim video random aja"

"Ya, kamu kan udah punya suami"

"iya, kakak juga udah punya istri. Jangan kakak kira aku gak tau ya, kalau kakak masih sering chatan sama si puspa"

"Dia kan bagian sekretaris,  ya wajar dong"

"Awas, aku mau nonton televisi"

Yasmin berdiri dan beranjak dari sana.

"Yaya"

Brak

Suara pintu tertutup kasar. Alden menghela nafas. Sepertinya ia memang harus menjaga jarak dari Puspa mulai sekarang.

***

Bersambung

YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang