Part 18

152 18 0
                                    

Yasmin akhirnya sampai di kediamannya. Sekarang ia duduk merenung sendirian menatap televisi.  Suara pintu terbuka terdengar oleh Yasmin. Tapi ia tidak menghiraukannya.

Alden masuk dan melihat Yasmin yang duduk dengan tatapan kosong.

"Yaya"

Alden mendekat dan duduk di sampingnya. Alden bahkan memeluk serta mencium pipi istrinya. Yasmin masih bergeming. Setelah sekian lama berpelukan, yasmin berdiri tanpa aba-aba. Pelukan Alden terlepas. tanpa basa-basi Yasmin beranjak meninggalkan pria itu. Alden menatap punggung istrinya menjauh hingga hilang di balik pintu kamarnya.

Alden menghela nafas, lalu menyusul Yasmin ke kamarnya. Yasmin telah selesai membersihkan diri. Ia melihat suaminya masuk ke kamar mandi. setelah menyelesaikan rutinitasnya, Yasmin berbaring di ranjang. Ia merasa sangat kelelahan.

Alden keluar dari kamar mandi dan melihat yasmin yang sudah berbaring. Ia memakai celana pendeknya tanpa atasan lalu menyusul yasmin ke atas ranjang.

"Kamu ada masalah?" Alden bertanya seraya memeluk Yasmin.

"...." Yasmin tidak membalas perkatannya.

"Besok kalau mau cerita kakak bakal dengerin. Sekarang kita tidur dulu aja"
 
***
Paginya Alden tidak menemukan Yasmin. Ia hanya melihat sarapan yang sudah tersedia di meja makan. Tidak dengan orang yang membuatnya.

Alden heran, hubungan mereka sudah membaik beberapa hari ini. Tapi kenapa Yasmin berubah seperti menjauhinya.

Alden memutuskan untuk membersihkan dirinya, lalu berangkat ke kampus setelah itu.

Dikampus

"Kenapa muka lo?"

"Woi gue tanya malah bengong lu"

Bryan sedikit mendorong tubuh Alden.

"Gak ada apa-apa"

"Al, gue mau cerita. Kemaren Rora tiba-tiba datang dan jambak gue. habis itu dia teriak gak jelas banget. kenapa ya?"

Alden langsung membalikkan tubuhnya mengahadap Bryan.

"Jam berapa dia ketemu lo?"

"jam berapaan tu ya? sekitar jam delapan kayaknya"

Alden memikirkan sesuatu. Apa dia membuat kesalahan kemarin. Lalu Yasmin menceritakannya pada Rora. Setelah itu Rora datang dan melampiaskan kemarahannya pada Bryan.

"Terus, lo gak tanya dia kenapa?"

"Gue tanya tapi dia gak jawab, malah keasikan jambak gue. Lo liat ni kepala gue ada yang botakkan?"

Bryan menunjukkan sisi kepalanya.

"Lah, lo kenapa sih?"

"Gue cabut dulu"

"Woi, bentar lagi dosen masuk"

***

Disinilah ia sekarang. Ia sedang berdiri di depan gedung fakultas istrinya. Setelah berfikir lumayan lama, akhirnya ia masuk dan mencari keberadaan istrinya.

Ia mulai menyusuri kelas Bahasa. Ia juga menanyakan pada mahasiswi yang ada disana. Setelah mencari di beberapa tempat. Ia menemukan Yasmin di Sekre Jurusannya. pertanyaannya, sedang apa istrinya disana.

Yasmin telah selesai mengumpulkan formulir pendaftaran HIMA jurusannya. Ia harus masuk salah satu departemen HIMA agar dapat mengikuti Seminar Penulis Favoritnya. Yasmin keluar dari sana. Ketika membuka pintu ia kaget setengah mati.

"What the-. Ngapain kak Alden disini?"

"Aku yang harusnya nanya, ngapain kamu keluar dari sana?"

"Oh, aku daftar HIMA kak"

"Buat apa?"

"Buat cari kesibukan terus mau ikut se-"

"Kesibukan kamu bilang?"

"kenapa kak?"

Alden berusaha untuk menahan amarahnya. Ia kesini untuk berbaikan dengan istrinya. Bukan untuk memperkeruh keadaan mereka.

"Ayo" Alden mengambil tangan Yasmin dan menggenggamnya.

"Mau kemana kak?"

"Temenin makan siang"

"Cuma sebentar gak pa pa kan? aku ada kelas dua jam lagi"

"Oke, gak pa pa"

Mereka menyusuri jalan. Setelah sepuluh menit berkendara, sampailah mereka di sebuah hotel.

"Kita makan disini kak?"

"Iya, aku mau memeriksa sesuatu"

"Ini Hotel.."

"Iya ini hotel kakek yang aku urus"

"ooh"

Mereka masuk ke sebuah kamar. Kamar ini termasuk yang termewah di hotel ini.

"Aku udah pesen makanan"

Yasmin merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menjawab Alden dengan gumaman. Ia merasa sedikit mengantuk. Cuma butuh beberapa menit untuknya ke alam mimpi.

Alden melihat istrinya tertidur pun ikut membaringkan tubuhnya disamping Yasmin.

Alden memperhatikan wajah terlelap Yasmin. Alden akui, wajah yang dilihatnya kini termasuk wajah yang tercantik. Ntah kenapa dulu ia tak tau kalau juniornya ada yang secantik ini.

Alden mulai mendekat hingga bibirnya dan Yasmin terpaut beberapa senti saja. Setelahnya bibir mereka bertaut. Alden memperdalam ciumannya. Yasmin yang terganggu membuka matanya.

Wanitu kaget dan berusaha berontak.  Tapi kekuatan Alden lebih kuat darinya. Hingga akhirnya ia pasrah saja. Karena ia tahu, semua ini akan berlalu dengan sendirinya.

***
Bersambung

Hai guys

Aku up lagi

Ternyata mayan susah ya garap dua cerita sekaligus, tapi aku usahain tamatin kedua cerita ini ya guys.

Jangan lupa dukung aku juga di Karyakarsa yaa, biar semakin semangat nulisnya.

Btw, aku udah up sampai bab 20 si karyakarsa. yang mau baca duluan boleh langsung cek karyakarsa aja ya.
Karyakarsa: Chunninglee atau boleh klik link yang ada di bio aku ya.

Terimakasih banyak-banyak💞.

Terimakasih banyak-banyak💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang