Part 22

137 20 0
                                    

Kelima gadis itu spontan mundur.  Seseorang yang datang itu membawa tongkat baseball. Mereka tidak ada pilihan lain lagi, selain melawannya.

"Kita mundur aja, gue tau siapa dia ini" ucap salah satu dari mereka.

"Kenapa lo takut? Mereka kalah jumlah"

"Jangan deh ya. Dia itu Rora. Dia bisa beragam Olahraga sampai bela diri juga"

Prang.

"Malah diskusi lo" Rora memukul wajah salah satu dari mereka.

"Kita mundur aja,  sorry udah ganggu temen lo"

"Mau kemana lo?"

"Sorry Rora"

Rora memukuli mereka tanpa ampun.  Gadis itu juga menjambak rambut salah satu dari mereka.

"Kenapa? Sakit ya?"

Gadis itu sudah menangis.

"Tadi ngancem-ngancem temen gue lo"

"Maaf Rora" Wajah mereka sudah tidak berbentuk lagi. Memar terlihat di semua wajah mereka.

"Lo kira gue bakal lepasin lo"

"Kita di suruh"

"Kita disuruh buat celakain Yasmin"

"Siapa yang nyuruh lo?"

"Kita gak tau, cuma kita di telfon seseorang. Tapi kita gak tau siapa"

"Sini nomernya"

Mereka memberikan nomor ponsel itu pada Rora. Akan tetapi, salah satu dari mereka yang memegang pisau tadi berniat menyerang Yasmin. Rora tidak sempat mencegahnya. Untungnya Yasmin memiliki refleks yang cepat, sehingga ia bisa menahan serangan itu. Akibat dari serangan itu,  tangan yasmin terluka dan ia juga terjatuh ke lantai.

Rora marah melihat itu, Ia mengambil langkah dan mengayunkan tongkat itu dengan kuat.  Ia tidak peduli dengan keadaan lawannya sekarang.

Darah mengalir dari kepala gadis itu. Rora dengab acuh tak acuh melanglah tubuh gadis itu dab bergerak membantu yasmin yang sepertinya kesakitan.

Rora menelfon seseorang, lalu membawa Yasmin ke rumah sakit.

***

Yasmin baru sadarkan diri. Ia tadi sempat pingsan di perjalanan menuju rumah sakit.

"Yaya"

"Kenapa gue bisa di rumah sakit?"

"Lo kesakitan parah terus pingsan. Terus gue harus bawa lo kemana lagi?"

"Hm"

"Yaya, Lo jangan kaget ya"

"Kaget kenapa?"

"Tarik nafas dulu"

"Ada apa sih, Rora"

"Hhhm huu.  Yaya, Lo hamil"

"hah?"

"Iya,  Lo hamil"

"Tapi gue selalu  konsum-hah. Gue lupa minum pas habis dari hotel waktu itu"

"Alden bangsat"

"Jangan bilang siapa-siapa dulu"

"Tapi kan si Alden bang-"

"Rora Please?"

"Oke"

"Sampai kapan gue harus di rumah sakit?"

"Setelah lo periksa ke dokter Kandungan"

"Ayo periksa"

"Tenang aja,  Gue bakal selalu ada buat lo. Jangan takut"

Air matanya sudah berlinang. Bohong jika ia bilang tidak takut. Ia hamil diusia muda. Bahkan ia masih belum menyelesaikan pendidikannya.

Setelah periksa ke dokter kandungan, ia harus menghabiskan sisa infusnya. Beruntung kandungannya tidak apa-apa, sehingga ia sudah diperbolehkan pulang.

***

"Lo yakin mau masuk sendiri? Gak gue temenin aja?"

"Gue udah gak pa pa. Gue juga bakal jalan pelan-pelan"

"Oke,  kalau ada apa-apa kabarin gue"

"Siap"

Yasmin keluar dari mobil Rora. Ia berjalan perlahan menuju Apatemennya.

Yasmin memperhatikan apartemennya yang masih gelap. Ternyata Alden belum pulang. Ia mnghela nafas lelah. Setelah duduk beberapa saat di ruang tv, ia memutuskan untuk membersihkan diri. Ia juga harus makan makanan yang bergizi setelah itu.

***

"Sekian rapat hari ini"

Alden menutup rapat hari ini. Ia merenggangkan tubuhnya. Tiba-tiba Bryan membuka pintu dengan kasar.

"Lo, Kenapa hp lo gak aktif bangsat?"

"Kenapa Lo?"

"Yasmin di bully orang gara-gara lo,  dia juga dibawa ke rumah sakit tadi"

"Hah? Rumah sakit mana?"

"Udah balik dia"

"Kenapa lo baru ngasih tau gue?"

"Gue udah nelfon lo peak. Gue gak bisa langsung kesini karna acara keluarga gue gak bisa gue tinggalin. Gue udah nelfon lo berkali-kali"

"Gue cabut dulu"

***

Bersambung

Halo guys

Aku up lagi, Kemungkinan Fijian sama cerita ini dulu yaa.  Yang lagi nunggu cerita Alyra,  sabar dulu yaa.  Aku usahain  buat up Alyra juga. Tapi memang mau tamatin cerita ini dulu. Sisa beberapa bab lagi kok guys. Terimakasih yaa buat yang masih setia dukung cerita aku yaa.

Semoga suka dengan cerita-cerita aku yang selanjutnya.

BTW aku udah up sampai bab 23 di Karyakarsa. Jadi yang mau baca duluan boleh langsung  kesana yaa.
Terimakasih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YasminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang