Nanti Kamu Sakit

8.8K 460 11
                                    

Hellooo~
Bagaimana dengan chapter satu? Seru kan? Atau ada yang mau jadi Maisa biar bisa dipeluk sama Mayor Theo? 🤔

Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.

Happy reading!

°
°
°
°

"Nginep aja lah, Mai."

Maisa pun menggeleng heboh menolak permintaan itu, "Besok aku kerja, Mas Resky. Ya kali berangkat dari sini, siapa yang mau antar ke kantor emangnya?"

"Udah malam, anak perempuan enggak baik pulang malam-malam. Nanti kena culik, lho."

"Siapa yang berani culik anak Brigadir Jenderal emangnya?" Tanya Maisa bercanda.

Resky, Raja dan Agam yang mendengar pun tertawa. Mereka baru ingat kalau perempuan di hadapan mereka ini adalah putri tunggal seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat baret Merah.

"Sudah pamit sama Bapak, kan?"

"Sudah, kok. Aku pulang, ya. Titip salam untuk yang lain."

Agam yang mendengar pun memasang wajah jahilnya, "Untuk Mayor Theo maksudmu?"

"Untuk siapa aja, deh. Bebas."

Maisa pun membunyikan klaksonnya pamit kepada mereka.

"Hati-hati, Mai! Kalau ada yang ikutin lo dari belakang langsung gas pol aja."

"Jangan ngebut, Mai. Pelan-pelan aja nyetirnya."

"Awas kena tilang, Mai."

Lihatlah betapa dekatnya Maisa dengan mereka bertiga.

"Iya, Mai pulang dulu!"

Sepeninggalnya Maisa, Theo pun menghampiri Resky, Raja dan Agam yang masih berdiri didepan pagar.

"Kalian ngapain?"

Resky lebih cepat menengok kearah Theo, "Eh, itu, habis antar Maisa pulang."

"Oh, sudah pulang dia?"

"Iya, emang enggak pamit denganmu bang?" Tanya Raja.

"Enggak, tadi saya lagi ke toilet. Yasudah, kalian masuk sana. Saya mau keluarkan mobil." Usir Theo galak.

"Mau kemana kau?" Tanya Resky penasaran.

"Pulang, ambil kemeja untuk besok. Habis subuh saya kesini lagi."

"Nginap aja, bang. Udah malam."

Theo sempat melirik arlojinya, "Belum terlalu malam, kok."

Setelah berpamitan pada ketiga rekannya, Theo pun mengendarai mobilnya meninggalkan kediaman Pak Pradana.

Di jalan, mungkin sekitar kurang dari dua kilo dari Kertanegara matanya melihat seorang perempuan yang ia kenali, Maisa berdiri dipinggir jalan sambil berusaha menyalakan vespa matic miliknya.

Melihat itu, Theo pun menepikan mobilnya, memilih menghampiri Maisa yang menampilkan wajah frustasinya.

"Kamu kenapa?" Tanya Theo.

"Mas Theo! Please, tolong aku. Motorku tiba-tiba mati dan sekarang enggak mau nyala."

Theo pun melihat sejenak kearah motor milik Maisa, "Habis bensin?"

"Enggak, masih ada kok. Aku enggak tau kenapa tiba-tiba mati. Aku udah hubungin orang bengkel, tapi belum datang dari tadi."

"Sudah hubungi orang rumah?"

Major Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang