Hellooo~
Mohon baca pesan singkat dibawah ini yaa sayang-sayangku.
Pesanku cuma satu, jangan bawa-bawa dan sangkut pautkan cerita ini dengan real life para visual yaa. Ayo sama-sama kita jadi pembaca yang pintar dan bijak <3
Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.
Happy reading!
°
°
°
°"Ih, bukan gitu Mas Theo!"
Beberapa menit yang lalu. Setelah adegan maaf memaafkan itu. Situasi antara keduanya sudah pelan-pelan mencair.
Maisa yang tak lagi merajuk dan Theo yang tak lagi pusing menghadapi Maisa.
Kini, kedua sejoli itu memilih duduk di karpet bertumpu pada meja sambil memainkan ular tangga.
"Terus gimana? Saya enggak paham cara mainnya." Keluh Theo.
Berkali-kali memperhatikan Maisa, berkali-kali juga Theo masih salah memainkan permainan dadu itu.
"Sekali lagi kalau Mas Theo salah, Mas Theo kalah yaa."
Theo mengerenyit tak setuju, "Kok gitu? Saya kan belum paham. Kamu ajari saya yang betul-betul dulu lah."
"Enggak mau!"
Mau tidak mau, Theo mengalah. Daripada tuan puteri merajuk kembali, repot.
"YES! LIMA! MAS THEO TURUN ITU!"
Dengan wajah memberengut tak terima, Theo pun protes, "Tangganya panjang banget ini! Kalau saya turun, saya kalah dong, Mai!?"
"Iya lah. Peraturannya memang gitu. Ayo, cepat, cepat, turun~"
Dengan tak ikhlas, Theo pun melanjutkan permainannya. Netranya memandang tajam dadu milik Maisa yang hampir menyentuh garis finish.
Dan benar saja, Maisa keluar sebagai juara dalam game ular tangga dadakan ini. Maisa berseru senang, meledek Theo dengan wajah menyebalkannya.
Theo mendengus sebal lantas membanting dadu yang masih ia pegang, "Dadu tak guna!" Ujar Theo kesal.
"HAHAHAHA! KAMU KALAH~ KAMU KALAH~" Ledek Maisa.
Theo menyipitkan matanya, memajukan tubuhnya sedikit sebelum akhirnya menjahili Maisa. Menggelitiki perut perempuan itu.
"Ayo, ayo. Masih mau ledekin saya lagi?"
"Hahahaha, geli ih Mas Theo!"
"Ampun enggak!?"
"Enggak—HAHAHAHA MAMAH! MAS THEO NAKAL NIH~"
Theo ikut tertawa melihat wajah Maisa yang memerah, "Hahahaha, ayo makanya ampun dulu kalau mau dilepasi!"
"Mas Theo! Stop! Nanti ngompol disini lho, aku." Pinta Maisa tersengal-sengal.
"Bilang ampun dulu!"
"Mamah! Mas Theo nakal, nih!"
Suara teriakan dan tawa itu nyatanya terdengar hingga ke kamar Veve. Veve yang dikamar sedang asik membaca majalah pun berlarian panik mendengar suara Maisa.
Pikirnya, Maisa dan Theo bertengkar hebat. Ternyata kedua anaknya itu sedang bercanda. Senyum manis tersungging di wajah tirus Veve.
"Sudah, Theo. Nanti mengompol itu Maisa."
![](https://img.wattpad.com/cover/362658550-288-k566333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Major Let Me Love You
FanfictionTentang Arshaka Maisadipta yang dibuat jatuh hati dengan seorang laki-laki berpangkat Mayor. Perwira menengah angkatan darat baret merah. Salah satu ajudan sang Paman.