Hellooo~
Mohon baca pesan singkat dibawah ini yaa sayang-sayangku.
Pesanku cuma satu, jangan bawa-bawa dan sangkut pautkan cerita ini dengan real life para visual yaa. Ayo sama-sama kita jadi pembaca yang pintar dan bijak <3
Oh, iya! Jangan lupa untuk vote dan comment yang banyak di cerita ini. Okeey?? Kalau ada typo yang bertebaran, mohon dimaafkan.
Happy reading!
°
°
°
°Malam takbiran.
Malam dimana semua muslim beramai-ramai menyambut hari raya. Saling menggemakan takbir pada sang khalik.
Kini, Maisa sedang dalam perjalanan menuju Hambalang. Rencananya, ia akan berlebaran bersama dengan keluarga besar Djojohadiningrat di Hambalang.
Maisa melirik kearah Veve yang sedang tertidur pulas di sebelahnya. Sedangkan, di kursi depan, ada Pak Tias yang menyetir.
"Mbak Maisa mau mampir ke rest area? Sebentar lagi, mobil lewat rest area Sentul, Mbak."
Maisa menggeleng pelan, "Pak Tias mau mampir dulu? Kalau mau, silahkan."
"Enggak, Mbak. Takutnya, Mbak mau ke toilet."
"Enggak usah, Pak Tias. Langsung lanjut ke Hambalang, saja."
Pak Tias mengangguk patuh. Lantas kembali melajukan mobil.
Maisa bisa melihat, malam ini suasana ruas jalan tol begitu padat. Mungkin, hampir sebagian mobil yang ada, sedang melakukan perjalanan mudik mereka.
Entah tepat pukul berapa, mobil Maisa telah sampai di Padepokan Garuda Yaksa. Kediaman milik Pak Pradana di Hambalang.
Maisa membangunkan Veve, mengajak sang Ibu untuk segera masuk kedalam. Semua tubuh Maisa terasa pegal-pegal. Mungkin, karena efek perjalanan yang sedikit padat tadi.
Maisa bisa melihat salah satu pendopo yang sedang dibersihkan. Pendopo yang tak jauh dari rumah utama. Rencananya, pendopo besar itu akan dijadikan tempat shalat idul fitri esok pagi.
Maisa dan Veve melangkahkan kakinya ke dalam kediaman utama Pak Pradana. Beberapa penjaga rumah, menyapa Maisa dan Veve dengan hormat.
"Selamat datang, Ibu dan Mbak Maisa." Ucapnya.
Maisa mengangguk kecil diiringi senyuman tipis untuk merespon sapaan mereka. Lalu, Maisa dan Veve melanjutkan kembali langkah kakinya menuju dalam rumah.
Ternyata, di dalam sedikit ramai. Dengan kehadiran beberapa anggota sanak keluarga.
"Maisa~"
Seruan salah satu kakak sepupu Maisa. Namanya Mbak Ayu, anak dari Pak Hisyam.
Maisa merentangkan tangannya, menyambut hangat pelukan dari Mbak Ayu, "Mbakku~ Rindu sekali rasanya aku dengan Mbak...."
"Aku juga! Ya ampun, adikku tambah cantik, ya." Puji Mbak Ayu yang membuat Maisa tersenyum malu-malu.
"Ah, Mbak Ayu bisa saja. Mbak juga makin cantik, enggak kelihatan kalau sudah punya anak. Kayak, masih abg." Goda Maisa yang dibalas tawa kecil oleh Mbak Ayu.
Mbak Ayu menggiring Maisa untuk menuju keluarga yang lain. Meski, sebagian besar keluarganya ada yang tak merayakan idul fitri, namun, suasana kekeluargaan yang sedari dulu sudah tercipta amat sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Major Let Me Love You
Hayran KurguTentang Arshaka Maisadipta yang dibuat jatuh hati dengan seorang laki-laki berpangkat Mayor. Perwira menengah angkatan darat baret merah. Salah satu ajudan sang Paman.