Happy reading .......
Semesta, jika dia memang tidak bisa menerima
ku, apa tidak bisa dia memperlakukan ku
selayaknya manusia pada umumnya.— Xabiru Mahendra —
.
.
.
.
Biru pikir, kakaknya yang bernama Jenggala itu adalah sosok paling keren satu dunia. Bagaimana tidak, kemarin saat ia tengah belajar bersama dengan Nero, kakaknya itu pulang dan langsung menyuruhnya untuk berhenti belajar.Guru lesnya, Nero juga sudah bilang begitu sebelumnya. Namun Biru abaikan. Ia lebih tak ingin melihat papanya marah karena ia tak belajar hingga nanti Bima bisa saja tak sayang padanya lagi.
Karena bagi Biru, papa masih menjadi dunianya. Satu-satunya dunia yang Biru punya. Namun, sepertinya sekarang tidak lagi. Karena Jenggala turut ada di bagian itu.
Biru melihat sendiri bagaimana kakaknya itu menyuruhnya untuk segera istirahat. Ia tak yakin, tapi sosok cowok yang sering ia panggil Bang Gala itu tahu betul jika tubuhnya belum fit seratus persen.
“Lo ngapain belajar, hah? Balik ke kamar lo sekarang!”
Kalimat itu yang Gala suarakan saat ada di hadapannya. Dia tidak marah, tidak juga membentak, namun kata-kata tajam dan dingin itu tak mampu Biru tolak.
Lantas semalam ia langsung kembali ke kamar meninggalkan kakaknya itu dan Nero di sana. Bersyukur juga karena Gala, ia jadi bisa istirahat di saat tubuhnya benar-benar membutuhkan itu.
Hingga pagi ini Biru terbangun dengan tubuh yang lebih sehat. Demamnya sudah hilang. Pun dengan sakit di tubuhnya. Saat ini Biru sudah siap dengan seragam sekolahnya lengkap. Ranselnya pun sudah ia taruh di bahu sebelah kanannya.
Lalu, Biru keluar dari kamar dan turun ke bawah. Rupanya, semuanya sudah lengkap berada di sana. Pun dengan Antariksa yang selama dua hari ini tak pulang ke rumah.
Biru baru melihatnya detik ini juga setelah sebelumnya dia meninggalkan Biru di tempat terkutuk itu. Biru tidak marah, hanya saja ia jadi takut jika Aksa mengajaknya pergi lagi. Biru tidak akan mau lagi jika di ajak Aksa pergi.
“Pagi semuanya.”
“Pagi, jagoan Papa.” Hanya Bima yang membalas sapaan manisnya. Tapi tak apa, Biru begitu senang saat melihat mereka semua di sini. Remaja itu segera duduk di sebelah Jenggala.
“Karena semuanya sudah berkumpul di sini, Papa ingin bilang, satu Minggu ke depan, Papa tidak akan ada di rumah. Papa harus ke Jepang untuk mengurus pekerjaan Papa. Jadi kalian semua baik-baik di sini. Papa sudah tugaskan orang untuk menjaga kalian selama di sini,” ucapnya panjang lebar. Biru sama sekali tak kaget. Ini sudah biasa jika tiba-tiba papanya pergi untuk mengurus bisnisnya.
Tapi bagi Jenggala, ia sedikit kesal. Padahal, dari hari ini ia akan pergi camping. Lalu, siapa yang akan menjaga kedua adiknya di sini jika ia pun tidak ada?
Tunggu, dua adik? Dari kapan Jenggala jadi menambahkan sosok Biru ada dalam hidupnya? Cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Mengenyahkan segala macam persoalan yang ada di dalam kepalanya.
“Tapi Pa, aku hari ini berangkat camping. Mana mungkin aku bisa ninggalin Aksa sendiri di sini?” ucap Jenggala.
“Itu dia, Papa sudah bilang bukan, akan ada yang menjaga kalian di sini.” Bima kemudian mengalihkan pandangannya pada sosok yang tengah berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Hug Me
FanfictionDari semua hal yang ada di dunia, Biru hanya ingin mereka semua menganggap kehadirannya ... nyata. ******** Follow my ig : @fatta_melly06 @diaryy_mell BROTHERSHIP ONLY ❌ NOT ROMANCE Start : 11 Desember 2023 Finish : - Pict by pinterest [[ LOKAL FAN...