13. Good Person

3.5K 239 21
                                    

Happy reading ......

Segala sesuatu itu menggunakan tolak ukur
masing-masing. Tapi jika kamu tak
bisa mengendalikan, semuanya
dapat hancur seketika.

— Xabiru Mahendra

.

.


.


.





Brivan duduk tenang di sofa yang terletak di ruangan musik ini. Sesuai bel sekolah, ia mengumpulkan anggota band nya di tempat ini, termasuk Biru yang belum lama ia terima menjadi anggota bandnya. Ruang musik sekolah yang memang sudah ia kuasai sejak kelas 10.

Ia memandang dengan tenang anak itu yang tengah mencocokkan permainan gitarnya dengan permainan musik anggota yang lain. Dia begitu serius dan benar-benar belajar kelas untuk ini.

Cowok itu menghela napas berkali-kali. Jika di lihat dari luar, Biru memang terlihat setenang itu bahkan setelah mendapatkan perlakuan yang tak menyenangkan dari Aksa beberapa jam yang lalu, anak itu seolah sudah melupakannya.

Ternyata feeling Gala soal hal ini begitu terbukti. Brivan tak tahu mengapa ia tiba-tiba bersimpati pada anak itu. Padahal sebelumnya ia sama sekali tak dekat dengan Biru.

Namun, perlakuan Aksa tadi cukup membuka matanya. Sebrengsek apa pun ia di rumah, ia tak pernah sampai main fisik dengan kakaknya. Tapi sahabatnya itu, tak ragu melakukan hal seperti itu. Apalagi dengan saudaranya sendiri.

Kejadian yang kemarin saja belum ia katakan dengan Jenggala. Brivan sangat menghargai Aksa sebagai sahabatnya. Namun, hari ini sahabatnya itu sudah berbuat ulah lagi. Meski, kali ini Biru tak sampai luka-luka. Hanya lengannya saja yang ia lihat ada sedikit memar di sana.

Lalu sekarang, apa ia harus tetap diam atau mengatakan semuanya pada Jenggala? Tapi Aksa pasti akan marah besar padanya jika ia sampai mengadu pada kakaknya itu tentang Biru.

Persahabatan mereka di pertaruhkan. Tapi diam saja itu juga bukanlah sebuah solusi, ia merasa akan sangat berdosa karena menjadi orang yang tahu namun tak melakukan apa-apa.

Sampai di mana getar ponsel di sakunya mengalihkan perhatian Brivan. Ia lantas membukanya dan ternyata chat itu berasal dari Gala.

“Cenayang apa dia, ya? Tahu kali lagi gue omongin di dalam hati,” gumamnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Please, Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang