Sepuluh bulan kemudian.
Sudah sebulan lamanya Hearlin sibuk dengan tugas-tugas menuju akhir semester kelas XII IPA. Tak terasa bentar lagi ia akan lulus dan masuk kuliah. Betapa tidak sabarnya Hearlin untuk kuliah. Senyum manis terbit di bibir Gadis yang sedang mengerjakan tugasnya.
"Hearlin! Sarapan dulu," teriak bunda Zavira dari bawah. Akhir-akhir ini Hearlin sangat jarang sarapan alasannya karena tugas numy.
Hearlin memijit pelipisnya yang terasa pening. "Iya, bun! Bentar lagi kelar!"
Di tempat lain, di rumah keluarga Al-givear, terlihat empat anggota keluarga Al-givear sangat harmonis. Mama Aletta sedang menyiapkan sarapan untuk dua anaknya dan suaminya.
Tangan besar melingkar di pinggang mama Aletta yang sedang memasak. Siapa lagi kalau bukan papa Lintang, ia lalu menyandarkan kepalanya di celuk leher istrinya.
"Ihh, papa geli tau," rengek Aletta saat Lintang mengendus-endus lehernya.
"Habisnya papa gemes banget," ucap Lintang terkekeh. Aletta mengerucutkan bibirnya, kesal dengan suaminya.
"Cup, cup, cup, jangan ngambek lah ma ntar cantiknya hilang," canda Lintang.
"Ngeselin deh, papa, yaudah sana duduk! Jangan ganggu mama masak," usir Aletta. Lintang menuruti perintah istrinya, ia lalu duduk di meja sambil menatap istrinya yang sedang memasak.
"Akhem," deheman Senizya mengalihkan atensi sepasang suami istri itu. Senizya Allenna Al-givear, adik Senja yang sangat ia sayangi.
Memiliki rambut panjang gelombang, kulit putih yang mampu membuat para kaum adam terpikat dengannya, senyuman yang membuat orang-orang terhipnotis dengannya. Sayangnya ia gadis cuek dan dingin, jadi susah untuk di dekati, kecuali jika ia naksir sama cowoknya lebih dulu.
"Emm, Allen sudah lama berdiri di situ apa barusan?" tanya Lintang setelah hening beberapa saat.
Allenna bergeming, ia lalu berjalan membuka kulkas dan berjalan ke meja, lalu meminum air yang di ambilnya di kulkas.
Tak lama kemudian, Senja turun dengan pakaian kuliahnya. Ia sudah menginjak semester tiga di kampus.
"Morning, semuanya," sapa Senja mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Morning to, sayang,"
Setelah selesai memasak, Aletta menata masakannya di atas meja.
"Allen, tadi papa mu nanya kok nggak di jawab," ucap Aletta.
Allenna mengedikkan bahunya acuh. "Seperti yang dilihat mama dan papa," jawabannya cuek. Keluarga Al-givear harus banyak bersabar ketika menghadapi Allenna.
"Ada apa sih, ma, pa? Pagi-pagi udah ngasih pertanyaan ke Allen," ucap Senja penasaran.
"Itu loh, adik mu di tanya sama papa, berdiri di sana sejak kapan," jawab Aletta. Senja menggaguk.
"Owh, ngeliat mama dan papa mesra pagi-pagi," ucap Senja manggut-manggut. Aletta dan Lintang membulatkan matanya mendengar ucapan Senja.
"Kamu ngeliat juga, Asy?" tanya Lintang. Asy adalah panggilan khusus untuk keluarganya.
"Emang, papa dan mama kira Senja nggak ngeliat," ujar Senja bersungut-sungut menahan iri.
"Ya ela, Asy, gitu doank iri. Bentar lagi juga ketemu sama calon kamu, cantik loh dia," puji Aletta.
Uhuk, uhuk! Senja terselak ia lalu mengambil minum dan menegaknya.
Apakah Senja tidak salah dengar? Ia berharap telinganya tersumpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
goodbye my beloved (Hiatus)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA 🤗 CERITA BELUM DI REVISI Hiatus untuk sementara waktu. CERITA INI BENAR-BENAR PEMIKIRAN KU BUKAN PLAGIAT. JIKA ADA YANG MEM PLAGIAT DIA DOSA!!! KALO SAMPAI KETAHUAN PLAGIAT SEMOGA PANTATNYA KELAP KELIP 😁😁 Baca ceritanya y...