10. Bertemu kembali

138 40 0
                                    

     "Kalian emang tidak saling cinta. Tetapi ketika kalian merasa nyaman kalian mau apa?"

-KhailinggaJaydenAgrantara-

   Keesokkan harinya, seperti yang mereka janjikan, hari ini sahabat Hearlin sudah ngumpul di rumahnya. Orang tua Hearlin pergi ke luar negeri, sedangkan kakak-kakaknya ntah pergi kemana.

   "Lin, ingat jangan buat keributan dengan Senja," peringat Haifai yang sudah berpuluh-puluh kali memberitahu.

   "Iy, Haifai Zennie Anastasya," ucap Hearlin yang mulai geregat dengan sifat sahabatnya ini.

    "Bahkan lo sudah beribu-ribu kali ngasih tau," celetuk Karina. Haifai menyengir tanpa dosa.

   Sekitar satu jam lamanya mereka menunggu Pacarnya Haifai dan Karina, ralat. Menunggu Senja, Khai, dan Ray.

     "Lema bener pacar kalian," celetuk Hearlin.

    Haifai menghela napas panjang, "Nggak tau nih, paling macet," ucap Haifai tetap tenang.

    Tinnn!

  Suara klakson mobil mampu membuat mereka berlari menuju pintu depan. Dan apa yang mereka lihat, siapa lagi kalau bukan tiga cowok itu.

    Senja, Khai, dan Ray berjalan menghampiri mereka yang berada di depan pintu. "Kenapa lama banget," keluh Karina.

    "Sorry, semuanya kita lama, soalnya nungguin Senja beli mobil baru," ujar Khai.
 
    "Buset, orang beli mobil aja di temanin, kayak anak kecil aja," celetuk Hearlin ngasal, walau sedikit fakta.

   Dua sahabat Hearlin menatap Hearlin, memberi isyarat lewat mata untuk tidak memulai keributan. Hearlin yang mendapat tatapan isyarat dari sahabatnya hanya mengangguk.

    "Ok, yaudah sekarang kita bagi tugas biar cepat kelar semuanya," seru Haifai.

    "Ok, langsung saja," pekik semuanya kecuali Hearlin dan Senja.

    Haifai, Karina, Ray, dan Khai saling tatap, lalu mengucapkan sesuatu lewat tatapan mereka.

    Setelah itu keempatnya menggaguk dan menatap ke arah Hearlin dan Senja yang sedang asik dengan dunianya sendiri.

    "Ok, semuanya mohon perhatiannya," pekik Karina.

    Hearlin dan Senja yang awalnya memainkan handphone-nya pun mematikan handphone-nya dan menatap Karina, orang yang akan berbicara mengenai pembagian kelompok.

   "Ok, kita langsung saja..." Karina menjeda ucapnya lalu menatap Hearlin dan Senja bergantian. "Apakah kalian berdua menyetujuinya wahai Hearlin dan Senja?" tanya Karina.

      Hearlin dan Senja menggaguk mantap tidak ada keraguan sama sekali, seakan siap dengan semuanya.

    "Jadi, gue dan Khai bertugas untuk menyiapkan bahan-bahan dan alat-alatnya, Hearlin dan Senja membeli bahan-bahannya, dan yang terakhir, Haifai dan Ray yang bakal mencuci seluruh peralatan yang di pakai nanti. Ok sampai sini, sekian," jelas Karina.

     Hearlin memicingkan matanya, menatap curiga dua sahabatnya. "Ck, kenapa harus gue sama dia? Kan bisa yang lain," protes Hearlin.

     "Cih, gue juga gak mau sama lo," ucap Senja.

     "Kalian tadi sudah sepakat dengan perihal ini!" Karina tak kalah emosi dengan dua orang yang di depannya ini.

     "Kalian minat nggak sie?" tanya Haifai.

    "Gue minat, tapi kalo sama dia gue ogah," gerutu Hearlin kesal.

   "Gue juga ogah, lebih baik kalo gini gue mau latihan basket aja," sungut Senja tak kalah kesal.

goodbye my beloved (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang