Setelah kejadian kemarin, Senja tidak lagi menjemput Hearlin. Mereka pun tidak ada sapa-sapa di wa, hubungan mereka merenggang.
Orang tua mereka bingung dengan mereka, mereka tidak mau ikut campur. Mereka yakin jika Hearlin dan Senja bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Hearlin sedang siap-siap untuk berangkat sekolah. Tidak menyangka, bentar lagi ia akan lulus.
Gadis itu menatap dirinya di pantulan cermin.
Ting!
Suara notifikasi mengalihkan pandangannya, ia menatap handphone-nya, dan tertera nama 'grup receh'. Hearlin mengambil handphone-nya yang di atas nakas.
Grup receh
Haifai
Lin, kita ada di depan rumah lo
Begitulah isi pesannya. Hearlin bergegas untuk turun, takut sahabatnya menunggu lama. Ia berjalan menuju dapur untuk pamit kepada orang tuanya.
"Bun, yah Hearlin pamit," ucap Hearlin mencium pipi kedua orang tuanya.
"Cepat banget? Nggak sarapan?" tanya Zavira sembari mengulurkan tangannya.
"Enggak, nanti Hearlin sarapan di kantin," jawabnya menyalimi tangan bundanya, lalu pergi meninggalkan ruang makan.
"Kalian lama nggak?" tanya Hearlin menutup pintu mobil.
"Nggak," jawab Karina menyalakan mesin mobilnya. Mobil Karina pun berjalan meninggalkan perkarangan rumah Hearlin.
"Lin, gue mau nanya, tapi takut buat lo kesinggung," tutur Haifai lirih, sebenarnya ia ragu untuk mengucapkan, tapi tak apa lah.
Hearlin mengernyit heran, biasanya Haifai langsung bertanya tidak meminta izin seperti itu. "Kenapa?"
"Hubungan lo sama Senja gimana?"
Ternyata ini yang mau di tanyakan. Hearlin mengembuskan napas pelan lalu menatap Haifai.
"Gue sama dia sudah merenggang, ya. Semenjak kejadian kemarin."
"Kalo misalnya lo ketemu sama dia. Mau nggak?"
Hearlin menggeleng tegas. "Gue emang merasa bersalah dengan apa yang gue ucapkan. Bukan berarti gue mau balikan," tegas Hearlin, ia tidak akan mau lagi untuk membuka hati, ia mau menikmati masa mudanya saja.
Setelah percakapan itu, suasana mobil hening. Karina melirik dari kaca yang ada di dalam mobilnya. Ia paham Hearlin masih sangat benci setelah di khianati oleh Kevin. Walau, yang di lihatnya belum tentu kenyataan.
Setelah perjalanan lima belas menit, mereka pun sampai, lalu turun dan berjalan menuju kelas. Sekitar seminggu lagi akan ada UN.
Bel masuk berbunyi. Semua murid berlari menuju meja masing-masing. Hari ini pelajaran kelas XII IPA 1 adalah matematika.
"Selamat pagi semua," sapa pak gondrong.
"Pagi, pak," balas murid-murid.
"Oke, sekarang kerjakan halaman sembilan puluh sembilan sampai seratus lima," ucap pak gondrong tegas.
Semua murid melongo dengan tugas yang diberikan oleh pak gondrong, apa ini tidak kebanyakan?
"Saya hari ini ada udzhur jadi, kalian saya tinggal. Tapi ingat! Tugasnya harus selesai!" ucap pak gondrong, lalu meninggalkan kelas.
"Ck, ck! Pak gondrong nggak main-main sekali kasih tugas," kesal seorang murid.
"Tau, sekali ngasih tugas udah kayak ngasih apa aja," sahut temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
goodbye my beloved (Hiatus)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA 🤗 CERITA BELUM DI REVISI Hiatus untuk sementara waktu. CERITA INI BENAR-BENAR PEMIKIRAN KU BUKAN PLAGIAT. JIKA ADA YANG MEM PLAGIAT DIA DOSA!!! KALO SAMPAI KETAHUAN PLAGIAT SEMOGA PANTATNYA KELAP KELIP 😁😁 Baca ceritanya y...