16. Menagih janji

137 34 0
                                    

  Sehabis dari markas, Hearlin dan Senja pun pulang. Suasana mobil Senja hening. Hearlin menghembuskan napas berat, ia tidak suka suasana hening begini.

   "Ja, gue mau nanya?" tanya Hearlin memecah keheningan. Senja mengangkat sebelah alisnya menunggu pertanyaan Hearlin.

  "Lo kenapa mau dijodohin sama gue?"

  "Karena kalo gue nolak itu percuma, mereka tetap kukuh buat jodohin gue."

   "Lo punya pacar nggak?" tanya Hearlin hati-hati.

   "Nggak! Paling lo yang punya pacar," sindir Senja.

  "Gue nggak punya! Dulu doank sekarang mantan," bela Hearlin, enak saja dirinya di tuduh.

    "Eh, lo kan geng motor? Terus punya musuh nggak?" Hearlin menatap Senja.

   "Punya, kenapa?"

   "Nggak papa, kalo mantan gue sie geng motor juga," ucap Hearlin santai. Senja membulatkan matanya. Apa ia tidak salah dengar? Hearlin punya mantan geng motor?

    "Geng motor apa?" tanya Senja dengan sorot mata menatap ke depan.

   "Geng Alexander apa ya gue kurang hafal, alias gak ingat," tutur Hearlin memang tidak mengingatnya lagi. Senja menggaguk.

   "Ja, singgah cari makan bentar ya... Gue lapar," ucap Hearlin mengusap perutnya yang keroncongan.

   "Hm," jawab Senja. Hearlin benar-benar sangat cerewet. Senja sangat lelah menanggapi ocehan Hearlin. Jika Hearlin terus mengoceh Senja bakal kasih hukuman.

   "Ja, nanti ki-"

   Cup!

Hearlin membulatkan matanya. Senja mencium pipinya. Gadis itu menutup mukanya dengan tangan. Dan tangan satunya mencubit perut Senja.

    "Senja!! Kamu sudah ambil ciuman aku," rengek Hearlin dengan ekspresi kesal.

   Senja mengambangkan senyum manisnya. "Baru juga pipi udah cerewet. Apalagi nanti bibir," kekeh Senja.

   Hearlin menekuk mukanya kesal. "Ck, ck! Dasar om mesum!" Hearlin menatap jendela, ia enggan menatap Senja. Cowok mesum seperti Senja tidak bakal di maafkan.

   "Nggak usah ngambek kali," bujuk Senja mengelus rambut Hearlin dengan lembut. "Lagian aku nagih janji," ucap Senja memberitahu janji Hearlin.

  Dengan posisi tetap. Hearlin mengerutkan keningnya, sejak kapan ia punya janji dengan cowok mesum itu?

   "Aku nggak pernah janji apapun sama kamu! Jadi nggak usah ngarang," sangkal Hearlin. Sepertinya Hearlin melupakan janji di markas.

   "Ck, lupa, kan. Janji lo yang di markas, janji yang bakal cium gue kalo gue temanin lo nyamperin sahabat lo," jelas Senja. Di sini ia tidak salah karena ia mau menagih janji.

   Sekakmat, Hearlin terdiam, ia baru ingat pasal itu. Senja tersenyum penuh kemenangan.

   "Gimana? Lo harus cium gue," ujar Senja menatap Hearlin dengan tatapan yang susah di artikan.

   Hearlin yang dari tadi sudah mengubah posisi duduknya, merinding melihat tatapan aneh Senja.

  "Nggak! Lo sudah cium gue, jadi gue nggak mau," tolak Hearlin mentah-mentah.

  "Ck, lagian kalo gue belum cium lo, lo gak bakal cium gue juga," ucap Senja tepat sasaran. Hearlin bergeming, ia malas menanggapi ucapan Senja.

🌊

goodbye my beloved (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang