23. Jalan

92 17 0
                                    

  Happy or sad?

  "Lin..."

   "Hm."

   "Lo kan pacarnya Senja," ucap Karina.

   "Hm, kenapa? Jangan bertele-tele," ujar Hearlin malas basa-basi.

   "Lo pasti kenal Senja udah dalam kan?"

  "Maksudnya?"

  "Lo pasti kenal Senja seperti apa... Termasuk lo kenal masa lalunya."

   Hearlin malah menjadi kesal. Sahabatnya ini bertanya sangat bertele-tele. Huft!

    "Kalo ngomong yang benar," sentak Hearlin kesal.

    "Oke, kita langsung ke intinya. Apa lo-"

   "Assalamualaikum, sayang," sapa Senja memotong ucapan Karina.

   Baru juga di omongin, udah muncul orangnya.

   Hearlin berlari menghampiri kekasihnya, ia memeluk erat leher kekasihnya. "Kangen," cicitnya.

   Senja terkekeh dengan sifat manja kekasihnya. "Pacarnya nggak di suruh duduk nie," celetuk Senja. Hearlin cengengesan lalu menarik tangan Senja untuk duduk.

    Hearlin berjalan ke dapur menyiapkan minuman untuk kekasihnya dan sahabatnya kekasihnya.

    "Dulu yang bilang nggak bakal jatuh cinta, eh, tau-tau jilat air liur sendiri," ledek Khai. Karina mencubit pinggang kekasihnya.

    "Heh, gak boleh kayak gitu sama sahabat sendiri. Prioritas temannya mana?" ucap Karina. Senja menahan tawa melihat Khai di marahin oleh kekasihnya.

   "Ck,ck, hm, aku salah," akunya.

   "Kalo mau ketawa ketawa aja, nggak usah di tahan kali," kesal Khai.

    Senja terkekeh. "Hahaha, gue baik kok bro."

   Hearlin datang dengan nampan berisi minuman. Ia lalu meletakkan gelas berisi air itu satu persatu. Lalu meletakkan nampannya di atas meja. Ia mengambil duduk di samping kekasihnya.

   "Bro, ada lomba balapan hadiahnya sie lumayan," ujar Ray menggulir berita balapan.

   "Berapa?" tanya Khai.

   "Tiga puluh juta." Jelas, padat.

   Uhuk! Uhuk!

   Khai tersedak mendengar total uang yang di dapat.

   "Ya ela, Khai nggak usah kaget kali, udah biasa," celetuk Ray.

   "Hm, gue tau cuma kaget aja."

   Ray menggaguk lalu menatap Senja kembali mengangkat sebelah alisnya 'gimana?'

    "Daftar."

   "Oke, malam seperti biasa." Hearlin, Haifai, dan Karina bingung, sepertinya ini bukan bahasan mereka melainkan para cowok.

    "Gue mau pamit pulang, mumpung gak ada yang penting lagi gue mau cabut sama pacar gue," pamit Ray lalu menggandeng tangan Haifai.

    Tak lama kemudian, Khai dan Karina ikut menyusul. Sekarang hanya tersisa Hearlin dan Senja.

   "Lin..."

  "Kenapa?" tanya Hearlin.

   "Mau jalan nggak?"

   "Boleh," jawab Hearlin dengan antusias.

    "Yaudah cepat, gue tunggu di luar." Senja berjalan meninggalkan Hearlin.

goodbye my beloved (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang