7. Pertemuan

181 50 5
                                    

   "Kenapa gue harus ketemu sama lo lagi? Lo nguntit gue ya?"

______________________________________

"Lo emang benci sama gue. Tapi kalo lo jodoh gue lo bisa apa? Makanya kalo enggak mau jatuh cinta sama gue jangan benci gue"

            -Senja Asykara Al-givear-
______________________________________

    Sesuai janji mereka kemarin, mereka akan pergi menemui pacar mereka. Alias pacar Haifai dan Karina.

     Hari ini mereka pergi menggunakan mobil Hearlin, karena di dalam pertemanan mereka itu akan bergantian mobil yang di tumpangi jika mereka jalan-jalan.

    "Kalian enggak lama kan di sana?" Hearlin menatap malas dua sahabatnya yang lagi berias di meja rias Hearlin.

     "Tenang kok, setelah urusan selesai kita pulang," jawab Karina sambil mengoleskan lip blam di bibirnya.

    Hearlin ber-oh lalu merebahkan tubuhnya di kasur sembari menatap langit-langit kamar. Hidupnya hampa saat Kevin pergi.

    Haifai menyenggol bahu Karina pelan. Si korban ingin melayangkan pukulan tetapi Haifai mengisyaratkan untuk menatap Hearlin. "Kayaknya lagi gamon," ucap Haifai. Karina menggaguk menyetujui perkataan Haifai.

   "Lin, lo lagi gamon ya?" tebak Karina tepat sasaran. Hearlin membenarkan posisi menjadi duduk lalu menatap sahabatnya tajam, "Ngapain gue gamonin dia" bela Hearlin.

    Karina manggut-manggut seakan percaya, padahal dirinya yakin jika Hearlin lagi gamon soal cincin. Ya, kemarin Hearlin cerita ke mereka.

   Drtt...drtt...

   Haifai meraih ponselnya nya lalu menekan tombol hijau dan menjepit ponselnya diantara pipi dan pundak.

   "Halo kenapa yang?"

   "Iy, iy, ini bentar lagi kita otw"

    "Lagian kamu sudah siap-siap?"

    "Ok, udah dulu ya aku mau lanjut skin care an dulu"

     "Bye yang." Haifai meletakkan ponselnya lalu lanjut skin care an.

    "Kenapa ayang lo nelpon?"

    "Biasa di suruh cepatin"

    "Yaudah berangkat langsung aja, yuk!" Haifai melongo mendengar jawaban Karina.

    "Eh, eh tunggu, gue belum selesai!" kesal Haifai.

   "Makanya dari tadi kek kalo mau dandan. Bukannya pas sudah kek gini," sindir Hearlin.

   "He'em"

  Sekitar lima menit menunggu Haifai berdandan akhirnya mereka berangkat menuju lokasi yang sudah di berikan.

   Jujur, Hearlin malas banget untuk ikut mereka ketemu pacar mereka. Yah, walau mereka bilang tidak berdua saja tapi kan tetap saja. Hearlin tak henti-henti mengumpat sahabatnya, awas aja kalo dia di tipu!

  Setelah selesai mereka pun beranjak dari kamar Hearlin.

   "Ayah, bunda aku izin pergi bareng sahabat-sahabat aku," pamit Hearlin, tak lupa menyalimi tangan kedua orang tuanya.

   "Om, tante kita pamit ya." Haifai dan Karina pun menyalimi tangan kedua orang tua Hearlin.

     "Hati-hati ya, gadis-gadis cantik. Jaga diri baik-baik," ucap ayah Al-teza dan bunda Zavira berbarengan.

    Sedangkan di tempat lain, restoran, tiga orang pria sedang duduk dengan kesibukan masing-masing.

"Eh, Rey, Khai lama banget sie pacar-pacar kalian, lemot banget njir! Capek gue sudah setengah jam nunggu," oceh Senja kesal. Bayangkan dirinya sudah setengah jam menunggu pacar-pacar sahabatnya ini, tapi apa? Belum ada yang datang.

goodbye my beloved (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang