BAB X

9.3K 478 49
                                    

"Hai sayang. Kita minum yuk ntar selepas kuliah." ucap Nia yang kini sudah bergelendotan dilengan Rony. Kini mereka sedang berada ditempat ayam geprek yang berlokasi diluar area kampus, namun jaraknya sangat dekat dengan kampus, mereka hanya perlu berjalan sekitar 5 menit untuk bisa sampai disana.

"Lepas ga?!" bentak Rony, ia sungguh muak dengan Nia. Sudah hampir 2 minggu ia memutuskan wanita itu, tapi tetap saja Nia nekat untuk terus mendekati Rony.

"Kok kamu jadi kaya gini sih Ron? Aku ada salah apa sama kamu?!" ucap Nia yang kesal karena sedari tadi Rony menolaknya mentah-mentah.

"Salah lo apa?! Masih nanya?! Punya kaca ga lo dirumah?! Banyakin ngaca kalo masih nanya dimana salah lo!" ucap Rony dengan nada penuh penekanan.

"Sebelumnya kamu baik-baik aja Ron, tapi kenapa tiba-tiba mutusin aku? Aku ga terima ya." ucap Nia kesal.

"Bodoamat lo ga terima pun ga masalah buat gue." ucap Rony cuek.

"Woi Nia lo punya malu ga sih? Udah diputusin cowo masih aja ngejar-ngejar, urat malu lo dimana? Putus?" ucap Paul yang sudah kesal daritadi menyaksikan drama Nia.

"Iya anjing kesel banget gue liat cewe kaya lo. Cowo murah banyak noh yg mau sama cewe murah kaya lo. Rony terlalu mahal buat lo jadi mending lo pergi dari sini." sahut Diman.

Dari arah samping Nabila dan Salma berlalu dihadapan mereka. Mata Salma dan Rony sempat bertemu pada satu titik, sedangkan Nia masih terus bergelendotan dilengan Rony.

"Lepas Nia!!!" Rony sudah benar-benar tidak bisa menahan amarahnya. Saat Salma dan Nabila sudah berlalu dia mendorong Nia kencang hingga terperosok ke bawah. Rony takut kalau Salma berpikir macam-macam gara-gara perbuatan Nia. Hingga akhirnya Nia pergi darisana karena merasa sangat dipermalukan didepan pengunjung ayam geprek.

"Nab, Sal, kalian duduk sini aja ada bangku kosong." teriak Syarla saat melihat Nabila dan Salma di kejauhan seperti kebingungan mencari kursi. Akhirnya Nabila dan Salma memutuskan untuk bergabung ke meja mereka, daripada tidak bisa makan sama sekali.

"Hai Salma, kok gue baru liat lo sekarang? Hampir 2 minggu ya lo ga kuliah? Kangen tau gue." ucap Darel, teman satu kelas Rony, Darel memang sering bergabung dengan circle Rony. Darel dan Salma kenal dari organisasi musik dikampus itu. Kebetulan juga Salma duduk tepat disamping Darel. Darel merupakan sosok laki-laki yang banyak digemari oleh wanita dikampus mereka. Ketampanannya dan kelihaiannya bermain drum membuat wanita langsung jatuh cinta padanya, terlebih Darel adalah orang yang sangat humble.

"Hai kak. Iya gue ada keperluan mendadak kemaren, jadi terpaksa ikut kelas daring. Tapi ga nyampe 2 minggu sih, cuma 10 hari aja." jelas Salma.

"Tapi berasa lama banget ya ga ketemu lo. Cantik sih lo, siapa yang ga pengen cepet-cepet ketemu coba."

Uhhukk uhhukkk

"Pelan-pelan kali Ron, ga ada yang minta makanan lo." ucap Rahman.

"Gue ga keselek makanan, gue kaya keselek sama sesuatu yang menggelikan." ucap Rony setengah menyindir dua muda mudi yang sedang asik bercengkrama.

"Apaan sesuatu yang menggelikan? Kemoceng?" tanya Paul.

"Gatau deh intinya tenggorokan gue geli banget rasanya pengen MUNTAH."

"Eh Sal, lo kan ada janji buat ajarin gue gitar klasik. Jadi mau kapan?" tanya Darel yang lagi-lagi memulai pembicaraan.

"Eh iya juga kak. Setelah ini gue ga ada kelas sih. Mau selesai kita makan aja? Lo ada kelas ga habis ini?"

"Wah kebetulan banget sih ini Sal. Setelah ini kelas gue juga kosong. Iya ga sih Ron, bener kan gue?" tanya Darel kepada Rony karena dia merupakan ketua kelas dikelas mereka.

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang