BAB XI

9.4K 512 95
                                    

Sudah hampir 2 minggu Rony terus berusaha mendapatkan maaf dari Salma. Dan perjuangannya pun tidak sia-sia, akhir-akhir ini Salma sudah mulai memberikan sedikit sinyal positif untuk Rony, sepertinya hati Salma sudah mulai luluh walaupun baru beberapa persen saja. Kini kandungan Salma sudah menginjak usia 3 bulan, perutnya sudah terlihat sedikit buncit. Beruntungnya dari dulu Salma sering melatih otot perutnya sehingga itu membuat perutnya tidak mengalami perubahan yang cukup drastis walaupun sudah menginjak usia 3 bulan.

"Makasih. Gue ke kelas dulu kak." ucap Salma. Sudah 3 hari ini Salma berangkat dan pulang kuliah bersama Rony, walaupun kelas mereka kadang tidak mulai dan selesai bersamaan, mereka masih bisa menyesuaikan. Itu semua terjadi atas permintaan mama Nilam dan papa Rico. Mama Nilam dan papa Rico mau Salma dan bayinya aman dari ancaman apapun.

"Iya Sal ati-ati." Hati Rony sungguh benar-benar bahagia, perlahan Salma sudah mulai menerimanya walaupun masih bersikap cuek. Dia akan terus berupaya agar Salma bisa memberi maaf sepenuhnya untuk Rony.

💙💙💙

"Kamu pacaran sama Salma Ron?" tanya Nia. Nia menghadang langkah Rony ditengah perjalanannya menuju kelas.

"Apa urusannya sama lo?" tanya Rony ketus.

"Ya jelas urusan aku lah Ron. Aku masih cinta sama kamu, apa kamu secepat ini lupain aku?" Nia memulai dramanya.

"Gampang aja sih buat gue lupain orang kaya lo."

"Ron, kamu ga inget dulu aku pernah selamatin nyawa kamu? Dulu waktu kita kecil, kamu inget kan Ron? Kalo ga ada aku waktu itu mungkin kamu udah ga ada didunia ini Ron." Nia mengungkit masa lalunya dan Rony.

"Haha. Cuma kalimat itu yang bisa lo keluarin selama ini, dan bodohnya gue selalu merasa berhutang budi atas itu. Tapi sekarang gue sadar, gue bukan cinta sama lo Nia, gue cuma merasa punya hutang budi, jadi gue selalu nurutin semua permintaan lo." Rony menjeda ucapannya.

"Apa ga cukup usaha gue selama 5 tahun ini? Sejak kelas 1 SMA gue udah nurutin seeemuuaaa permintaan ga masuk akal lo itu. Selama ini gue udah keluarin uang ratusan juta buat lo. Selama ini gue udah bohongin perasaan gue sendiri, gue harus berpura-pura cinta sama lo. Gue udah relain reputasi gue, gue rela semua orang ngecap gue bucin tolol. Semua orang mandang gue sebagai cowo bodoh yang dengan mudahnya nurutin apa kemauan lo dan maafin semua kesalahan-kesalahan lo. Apa itu semua ga cukup Nia?"

"Oh iya, ngomongin soal nyawa. Udah berapa kali gue nolongin lo yang sekarat gara-gara minuman-minuman bangsat lo itu?! Udah berapa kali gue bebasin lo dari penjara gara-gara obat-obatan yang lo konsumsi itu?! Udah berapa kali juga lo berbuat hal yang hampir mengancam nyawa gue?! Kaya kejadian terakhir yang lo sengaja kasih gue obat perangsang, itu pasti diluar dosis yang seharusnya kan?! Gimana kalo gue mati gara-gara overdosis?!" Rony kini meluapkan uneg-unegnya yang ia tahan selama ini. Rony sudah benar-benar muak bersandiwara didepan semua orang.

"Tapi gue cinta sama lo Ron. Maafin gue, gue janji akan berubah jadi lebih baik." mohon Nia yang kini bertekuk lutut dihadapan Rony.

"Haha basi. Cinta sama gue apa sama uang dan kebodohan gue yang bisa lo manfaatin?" tanya Rony yang membuat Nia diam seribu bahasa.

"Ga bisa jawab kan? Udah minggir lo ganggu aja. Sekali lagi lo usik gue, gue ga segan-segan buat nyakitin lo!" ucap Rony yang langsung melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Nia. Nia mengepal jarinya kuat-kuat, kali ini ia benar-benar kalah dengan Rony.

💙💙💙

"Sal, ini hp lo bukan?"

"Eh iya bener kak makasih ya. Kok lo bisa dapetin hp ini kak? Lo berhasil nangkap copetnya?"

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang