Flashback on
"Mau kemana lo?" tanya Paul melihat Rony berjalan dengan tergesa-gesa.
"Gue ada urusan." ucap Rony datar tanpa berhenti dan menoleh ke arah Paul.
"Urusan apa? Buru-buru amat." tanya Paul.
"Apasih berisik lo gausah ikut campur." jawab Rony tanpa mengarahkan pandangannya ke Paul.
"Ga biasanya lo kaya gini." ucap Paul berusaha menyamai posisi Rony.
"Ini urusan gue lo gausah ikut campur." tekan Rony. Paul melihat muka Rony yang sudah merah padam, itu artinya dia sedang tidak baik-baik saja.
"Berhenti ga lo! Maju selangkah lagi gue patahin leher lo!" ucap Paul dan menghadang langkah Rony.
"Apa sih Powl? Gue ada urusan. Minggir!" tekan Rony.
"Urusan lo juga urusan gue Ron. Lo lupa hubungan kita? Lo udah ga anggep gue sahabat lo lagi? Kita udah kaya keluarga. Masalah lo juga masalah gue Ron!" tegas Paul. Rony menghela nafas panjang serta memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa ia lupa kalo makhluk didepan ini keras kepala dan suka ikut campur.
Paul berpikiran bahwa Rony sedang benar-benar marah terlihat dari raut wajahnya, maka dari itu Paul merasa harus ikut campur kali ini.
"Gue mau nemuin Nia." ucap Rony singkat padat jelas.
"GILA LO!" teiak Paul begitu mendengar pernyataan Rony.
"Apasih lebay banget lo." ucap Rony sembari memutar bola matanya malas.
"Lo ngapain nemuin Nia? Jatuh cinta lagi lo sama dia?" tanya Paul.
"Ndasmu." Rony menoyor jidat Paul, bagaimana bisa ada sampah keluar dari mulut Paul.
"Ya ngapain lo nemuin dia? Ada urusan apa lo? Awas aja bikin Salma nangis gue potong titit lo!" ancam Paul.
"Justru gue begini karena ga mau liat Salma nangis." ucap Rony sembari mengingat kejadian semalam.
"Kenapa sama Salma? Nia nyakitin Salma lagi? Bilang sama gue kita samperin sekarang." ucap Paul sedikit tersulut emosinya.
"Lo inget kan kejadian tadi malem? Lo pikir siapa lagi yang ngelakuin hal nekat kaya gitu kalo bukan cewe satu itu?" tanya Rony. Paul mengingat kejadian semalam dimana preman-preman itu menyerang mereka, dan ia rasa mereka tidak berniat mengambil harta benda melainkan ingin menyakiti secara fisik.
"Dipikir-pikir iya juga sih Ron. Tapi kita ga ada bukti." ucap Paul.
"Justru itu gue mau temuin dia buat selesaiin ini semua, gue gamau dia terus-terusan ganggu kita." ucap Rony.
"Lo jangan sendirian Ron nemuin dia. Dia bisa ngelakuin hal gila kalo kalian cuma berdua. Gue ada feeling gaenak." ucap Paul.
"Engga lah Powl, lagian gue mau maki-maki dia. Lo tunggu sini aja gue cuma sebentar." ucap Rony kekeh.
"Batu banget sih lo." Paul kesal dengan Rony yang tidak mendengarkan kata-katanya.
"Ada apa kak kok kesel gitu?" tanya Salma yang tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua, tidak lupa dengan Nabila disampingnya.
"Iya kenapa dah?" lanjut Nabila.
"Tanya aja sama si batu Medan." ucap Paul kesal.
"Ada apa kak? Kalian berantem?" tanya Salma.
"Engga Sal, gue cuma mau nemuin Nia bentar tapi bocah ini pengen ngikut." ucap Rony.
"Lah emang kalo ikut kenapa? Pengen berduaan doang? Gamau diganggu ya?" ucap Salma sedikit menyindir.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERALIAN
Teen Fiction💙💙💙 Hai! Gw gatau apakah tulisan ini akan ada yg baca atau ndak, yang pasti disini gw cuma menyalurkan hobi mengarang gw wkwk Kalau ada yg ga sengaja nemuin cerita ini gw cuma mau bilang "Selamat membaca" 😝 Btw itu sampul gw juga gambar sendiri...