BAB XXV

10.2K 539 54
                                    

"Ikut gue sekarang!" tekan Rony sembari menarik tangan Nia.

"Aw sakit sayang. Kangen ya sama aku? Sampe narik-narik begini." Nia mengikuti langkah Rony seraya menggerutu namun juga tersenyum senang. Rony tidak menghiraukan perkataan Nia.

"Nanti kalo sampe cewe kamu tau gimana? Bahaya loh." ucap Nia. Dasar cewe gila.

"Awshh sakit Ron." cicit Nia setelah Rony melepaskan tautan tangannya dengan kasar.

Mereka kini sudah sampai dilahan yang jarang sekali orang kunjungi, tepatnya dibelakang gedung pertemuan.

"Kalo kangen kamu bisa ajak aku ketemuan dicafe Ron, apa mau dihotel sekalian?" ucap Nia manja.

"Cuih." Rony membuang ludahnya kearah samping.

"Ga sudi gue." ucap Rony.

Happ

"Aku kangen banget sama kamu Ron." tiba-tiba saja Nia memeluk tubuh Rony.

"Lepasin!" bentak Rony seraya melepas paksa pelukan Nia.

"Kita ke intinya aja." tegas Rony.

"Lo gausah macem-macem sama gue. Apalagi bawa-bawa orang yang gue sayang." ucap Rony mengintimidasi.

"Apa sih maksud kamu?" Nia kebingungan dengan perkataan Rony.

"Lo gausah pura-pura bodoh ya Nia. Gue udah hafal banget sama kelakuan busuk lo." ucap Rony penuh penekanan.

"Apasih sayang? Kamu ngomongin apa sih? Aku loh diem aja." ucap Nia sambil berupaya meraih pipi Rony.

"Anjing gausah sentuh gue!" bentak Rony.

"Aku kan kangen sama kamu Ron." gerutu Nia manja.

"Lo kan yang udah bayar preman buat hadang mobil Paul semalem?" tanya Rony dengan penuh intimidasi.

"Preman apa sih Ron? Aku kan dah balik duluan, gatau juga kamu pulang jam berapa. Gatau juga kalo kamu bakalan pulang ikut mobil Paul." ucap Nia santai.

"Udah gausah banyak alasan lo. Gue hafal sama kepicikan lo." ucap Rony penuh penekanan.

"Apasih Ron? Emang aku sejahat itu dimata kamu Ron? Dengan mudahnya kamu lupain kebaikan-kebaikan aku dulu Ron?" tanya Nia dengan air mata yang mulai menggenang.

"Bhahahah." Rony tertawa tak habis pikir.

"Kebaikan lo bilang? Kebaikan apasih cok?!" bentak Rony. Rony tak habis pikir, bisa-bisanya makhluk didepannya ini berkata seperti itu.

"Jangan apa-apa aku yang disalahin Ron. Aku ga ngapa-ngapain kamu fitnah kaya gitu. Kurang besar apa cinta aku ke kamu Ron?" Nia semakin menambah dramanya.

"Anjir stress ni cewe. Bisa-bisa gue yang gila bicara sama lo." ucap Rony. Rony mencengkram erat bahu Nia kemudian ia mendorongnya hingga badan Nia bertemu dengan dinding.

"Lo jangan macem-macem lagi sama gue ataupun sama orang-orang terdekat gue. Oke kalo sekarang lo ga mengakui perbuatan lo itu. Tapi. Gue akan cari tau, kalo sampe orang itu beneran lo. Abis sama gue. Jangan lo pikir gue Rony yang dulu, gue bisa aja bunuh lo pake tangan gue sendiri. Inget itu baik-baik, gue gapernah main-main sama ucapan gue." ucap Rony pelan namun berhasil mengintimidasi lawan bicaranya.

Setelah selesai dengan perkataannya Rony melangkahkan kakinya hendak pergi darisana. Setelah beberapa langkah tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar diperutnya.

"Lepasin goblok!" umpat Rony. Kemudian Nia melepaskan pelukannya beralih menuju tangan Rony, ia menariknya kearah yang semakin tidak pernah orang kunjungi yaitu pojok belakang gedung pertemuan. Sebelumnya mereka memang sudah dibagian belakang gedung pertemuan, tapi kali ini lebih pojok lagi.

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang