BAB III

9.1K 412 30
                                    

"Emm enak banget kak, Nab lo mauuuu?" tanya Salma, mereka sekarang sudah berada didalam kedai.

"Ogah makanan bocil." ucap Nabila bercanda sambil berlalu untuk menuju ke toilet.

"Kak Paul." panggil Salma setelah Nabila tidak terlihat lagi.

"Iya, kenapa?" sahut Paul.

"Lo suka ini ga kak? Mau?" tanya Salma sembari menyodorkan strawberry coklat ditangannya.

"Ga ah gue baru diet, ntar gagal diet gue." jawab Paul.

"Kalo sama sahabat gue lo suka ga?" tanya Salma dengan tatapan menyelidik.

"Hah eng-engga gue ga suka Nabila, sotoy lo Sal. Lagian habis nanyain strawberry coklat tiba-tiba bahas itu." gagap Paul.

"Ih kok langsung berpikir kalo itu Nabila? Wah jadi lo spill sendiri ini kak ceritanya?" tanya Salma dengan senyum penuh kemenangan.

"Ya-ya sahabat lu kan cuma Nabila ga ada yang lain." gagap Paul.

"Iya kak iya gausah panik gitu lah. Jujur aja gapapa sih kak. Lo ga jujur pun tetep dimata gue lo suka Nabila." Salma tidak kuat menahan tawanya.

"Tau darimana?" Paul memutar bola matanya malas.

"Selama satu tahun ini lo kira ga keliatan kak? Yee cowo tapi ga berani ngungkapin perasaan." ledek Salma

"Sialan tau aja lo, ya emang sih gue suka, tapi bukan berarti gue harus ungkapin kan?" Paul menjawabnya sambil tertawa mendengar pernyataan Salma.

"Iya sih kak bener, lo pasti punya alasan buat itu." Salma cemberut karena menurutnya itu jawaban yang membuatnya sedih walaupun Paul menjawabnya dengan tawa.

"Iya, gue punya sakit lama yang buat gue belum siap buat menjalin hubungan baru."

"Semangat kak, gue ga akan kepo sama kehidupan pribadi lo. Karena Nabila sahabat gue aja, jadi gue merasa harus nanyain ini. Siapa tau setelah ini sahabat gue ga jomblo lagi." Salma menyengir.

"Gaya lo Sal, lo aja belum punya pacar sok-sokan nyuruh orang pacaran." kekeh Paul

"Ya gimana kak, cowo yang gue suka udah ada cewe, ya kali gue rebut."

"Tunggu putusnya aja whahwhahah." Paul tertawa dengan tawa khasnya.

"Dih, jahat banget, ga lah gaada niat kesitu gue." Salma memukul lengan Paul pelan.

"Asik banget sampe pukul-pukulan." ucap Nabila sambil terkikik, kini dia sudah kembali ketempat duduknya.

"Ini Nab kak Paul suka sama-" Salma menjeda ucapannya.

"Gausah melotot gitu kali kak." tegur Salma karena Paul memelototinya.

"Sama siapa Sal? Kak Novia?" sahut Nabila. Nabila menebak Novia karena Rony pernah berkata bahwa Novia suka dengan Paul.

"Ga lah Nab, gue ga ada apa-apa sama Novia, sahabat lo ni emang halu keknya gegara keenakan makan strawberry coklat." gugup Paul.

"Ssttt kak diem. Jadi- kak Paul ni suka sama- "

"penjual strawberry coklat ini. Soalnya cantik banget katanya." kekeh Salma.

"Dihhhhhh ngacoooooo." protes Paul namun ia merasa lega dengan jawaban Salma.

"Eh ada apa nih kok bawa-bawa penjual strawberry coklat." sahut seseorang yang tiba-tiba menghampiri meja mereka.

"Wei bro apa kabar kangen gue." ucap Paul berdiri yang kemudian berjabatan tangan dengan pria disamping mejanya.

"Baik bro. Ada apa nih tiba-tiba kesini? Hampir 2 tahun lo ga mampir sini lagi. Masih sama yang dulu?" jawab pria itu.

"Nih nganterin dua bocil pengen strawberry coklat. Udah lama ga Ka, dua tahun lalu." jawab Paul.

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang