BAB II

10K 526 17
                                    

Rony mengikuti perintah Nabila, ia pikir ini bukan saatnya menjelaskan apa yang terjadi. Ia ingin memberi waktu untuk Salma dan Nabila. Ia melangkahkan kakinya menuju sofa diruang keluarga.

Ia meraih remote tv kemudian menekan tombol power on dan mendudukkan diri disofa. Disana tayang sebuah chanel tv, namun tidak menjadi fokus seorang Rony. Ia hanya terus memikirkan perbuatannya semalam yang sudah menodai sahabat adiknya sendiri. Ia tidak habis pikir dengan perilaku Nia, sudah keterlaluan.

"Gue pengen adek gue jauh sama cowo-cowo bejat diluaran sana, sedangkan gue udah ngelakuin hal bejat sama sahabatnya sendiri. Orang yang bahkan gue cuma tau nama dan wajahnya, harus jadi korban kebejatan gue dan kelicikan pacar gue. Dia gatau apa-apa harus menerima perlakuan yang bener-bener menjijikkan ini. Gue udah ingkar sama janji yang pernah gue ucapin ke mama. Janji jangan pernah ngerusak anak orang karena gue punya mama perempuan dan adek perempuan." Rony menggumam dengan pandangan lurus kedepan.

"Jelasin ke gue sekarang juga, apa maksud lo, apa yang udah lo lakuin! Ini bukan diri lo bang!" perintah Nabila dingin yang tiba-tiba sudah berdiri didepan Rony.

"Nab, boleh peluk?" ucap Rony lembut dengan suara yang bergetar, dia sedang butuh rumah.

"Najis gue pegang orang kaya lo asli!"

"Nab..."

"Udah jelasin semuanya!"

"Iya Nab abang jelasin, lo tau kan gue dari kemaren sore main ke rumah Paul? Gue minum -minum disana, bukan buat mabuk, cuma minum aja. Disana ada Paul, Diman, Rahman, Edo, Nayl, Novia, Syarla, Anggis sama Nia. Kita kaya biasa main-main doang, gatau kenapa tiba-tiba kepala gue pusing, dan gue ngerasain sesuatu. Gatau kenapa tiba-tiba nafsu gue ga terkendali. Gue langsung pamit pulang, dan dianter sama Nia. Diperjalanan Nia bilang "Gimana sayang, suka sama apa yang aku kasih?" gue jawab "Lo kasih apa Nia diminuman gue?!" kata dia "Aku cuma mau membahagiakan kamu sayang, aku siap sama apapun yang mau kamu lakuin ke aku " , Gue cuma diem ga habis pikir sama dia sambil berusaha nahan hasrat gue. Sampe didepan rumah, dia nahan gue, dia godain gue, dan katanya mau melayani keinginan gue. Gue gamau Nab, gue nolak terus sampe rasanya udah gabisa ditahan gue langsung paksa keluar mobil. Disitu pandangan gue udah kabur, gue masuk kerumah. Gue kira itu kamar gue, ternyata itu kamar lo Nab. Gue kunci karena takut lo nge-gep in gue lagi gituan sendiri."

"Terus?" ucap Nabila yang tidak sabar karena Rony memberikan jeda pada ceritanya.

"Ya setelah itu gue khilaf Nab, gue bener-bener udah gabisa kendaliin diri gue. Gue ga sadar Nab. Tapi lo percaya kan sama gue Nab, gue gaakan lakuin hal bejat itu kalo kesadaran gue penuh." ucap Rony dengan nada sendu diakhir.

"Apa yang bisa buat gue percaya sama kata-kata lo?" tanya Nabila.

"Nab, gue punya adik cewe, yaitu lo. Gue selalu ngetreat cewe kaya harapan gue ke lo, gue pengen lo dapet perlakuan dari cowo-cowo diluaran sana minimal sama kaya yang gue lakuin ke cewe. Gue juga udah janji sama mama Nab." ucap Rony tulus.

"Kasih Salma waktu buat ini semua, selama 20 tahun dia udah jaga mahkotanya, tapi dengan mudahnya lo ambil itu bang bahkan tanpa izin." ucap Nabila lalu berlalu kembali kekamar.

Rony langsung berganti pakaian dan mengambil kunci motor diatas nakas. Dia menuju kost-kostan bebas yang dihuni oleh kekasihnya.

"Lo keterlaluan Nia!" ucap Rony sedikit berteriak, ia sekarang sudah berdiri dipintu kost Nia.

"Sayang maafin aku, aku cinta banget sama kamu, dan pengen bahagian kamu." jelas Nia dengan bergelendotan ditangan Rony.

"Lo pikir gue cowo apaan? Kebahagiaan gue ga cuma terletak disitu asal lo tau!" bentak Rony lalu berlalu keluar dari area kost dan menuju motornya kembali.

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang