BAB XV

10.4K 436 81
                                    

"Sayang, bangun yuk, tumben ga bangunin aku subuh." ucap Rony dengan suara serak khas bangun tidur. Sudah hampir pukul 05.30 Salma belum juga membangunkan Rony, justru sebaliknya Rony yang membangunkan Salma. Kini mereka masih dalam keadaan tidak mengenakan sehelai kain pun, Salma juga masih berada didepan dada bidang Rony dengan mata yang terpejam.

"Eungh." Salma melenguh, sepertinya ia terlihat sangat lelah.

"Sayang, kecapean ya? Maafin aku ya kalo semalem kelamaan." ucap Rony dengan sedikit penyesalan, karena ulah dia Salma pagi ini terlihat sangat kelelahan. Rony terus berusaha membangunkan Salma untuk sholat subuh karena ini sudah sangat terlambat.

"Sayang yuk mandi terus sholat Subuh, habis tu tidur lagi gapapa kamu mulai kelas kan jam 10." ucap Rony sembari menepuk-nepuk pipi Salma.

"Awsh, nyeri kak. Badanku juga cape banget." akhirnya Salma mulai membuka matanya. Namun Salma mengeluhkan bahwa area miliknya sedikit nyeri dan tubuhnya kelelahan.

"Maaf ya sayang, aku terlalu kasar ya semalem? Yuk pelan-pelan bangun aku bantu." ucap Rony. Salma mengangguk sebagai jawaban.

"Gendong." ucap Salma manja.

"Iya aku gendong." Rony tersenyum melihat Salma yang seperti ini.

"Kak, kenapa masih sakit ya? Kan ini udah yang kedua kalinya." tanya Salma yang kini sudah berada dalam gendongan Rony.

"Aku juga ga tau sayang, toh kamu baru lakuin satu kali sebelumnya, wajar aja masih sakit, ibaratnya ya masih baru. Apa mungkin aku terlalu kasar ya?" Salma hanya mengedikan bahu sebagai jawaban.

"Tapi nagih kan?" Rony tertawa.

"Ih ga ya apaan." ucap Salma dengan pipinya yang mulai memerah.

"Buktinya semalem kamu teriak-teriak 'Aw kak Rony terus kak'." Rony benar-benar tertawa puas mengingat kejadian tadi malam.

"Ishh mana ada aku begitu. Udah aku mau mandi, sana keluar." ucap Salma yang kini pipinya sudah benar-benar memerah seperti kepiting rebus.

"Aw kak Rony terus kak." Rony kembali menirukan kalimat Salma tadi malam.

"Awas ya aku ga mau lagi ngelakuin itu sama kak Rony!" Salma mengancam dan langsung menutup pintu kamar mandinya keras-keras. Disebalik pintu ia senyum-senyum tidak jelas namun juga sembari menggerutu malu.

"Yah Sal jangan gitu dong, maaf deh aku ga godain kamu gitu lagi." teriak Rony yang kini menyesal sudah menggoda Salma.

"SALMAAA."

.
.

"Nab kantin yok laper banget." ajak Salma. Mereka baru saja mendirikan ibadah sholat zuhur dikampus setelah selesai mata kuliah pertamanya.

"Iya yok isi amunisi. Ntar kita kan pulang sore." sahut Nabila.

Mereka kini berjalan bersamaan menuju kantin, jarak kantin dengan kelas yang baru saja mereka tempati lumayan jauh karena ruangan itu berada diujung area kampus.

"Heh mau kemana lo lonte kecil?" tiba-tiba saja ada yang menghadang perjalanan Salma dan Nabila.

"Aduhh buset dah, jalang kurang kasih sayang tiba-tiba menampakkan dirinya." Nabila tersenyum sinis.

"Kurang ajar ya lo. Jangan mentang-mentang lo adiknya Rony jadi gue akan baik-baikin lo, jangan harap!" ya, orang yang tiba-tiba saja menghadang Salma dan Nabila adalah Nia.

"Dih siapa juga yang mau dibaikin sama setan!" Nabila memutar bola matanya malas.

"Bener-bener lo ya!" tangan Nia terangkat hendak menampar pipi Nabila namun lebih dulu tangan Salma mencekal lengan Nia.

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang