BAB VII

8.3K 437 51
                                    

Salma menatap netra Rony sebentar, kemudian ia meraih tangan Rony dan menempelkannya keperut datar itu.

"Dia belum bisa nendang kak, dia baru bisa minta strawberry coklat sama main salon-salonan. Coba deh lo ajak ngobrol dia kak, siapa tau dia denger." Salma tertawa setelah itu namun diiringi air mata yang tidak kunjung berhenti.

"Salma istighfar ya nak, ikhlas ya nak. Jangan seperti ini Salma. Maafin anak mama ya nak, mama janji akan selalu menyayangi kamu seperti mama menyayangi Nabila, kamu harus sehat ya, mama pengen gendong cucu mama dari kamu." ucap mama Nilam yang sangat khawatir dengan keadaan Salma. Pasalnya Salma terlihat seperti orang depresi.

"Ron, kamu masih mau bilang dia mengandung anak dari cowo lain?! Gimana bisa papa besarin anak jadi bego kaya gini!" ucap papa Rico penuh penekanan, sungguh teriris hatinya melihat Salma yang begitu menyimpan banyak luka.

Bughh bughh bughh

Om Rico sudah berada dipuncak emosi, ia tidak bisa lagi menahan pukulan yang sedari tadi ia tahan. Rony hanya bisa pasrah dengan pukulan bertubi-tubi yang diberikan oleh papanya. Nyeri di sekujur muka dan tubuhnya tidak setimpal dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Salma.

"Lo gausah pura-pura bego bang! Buka mata lo!" ucap Nabila.

Rony mencoba mencerna semua ini, ia hanya tidak terima bahwa dirinya bisa menghancurkan Salma hingga sejauh ini, ia pikir penderitaan Salma karena dirinya berakhir pada malam itu, ternyata itu semua salah besar. Namun tanpa ia sadari perkataan yang ia keluarkan sungguh menghancurkan hati Salma. Hati yang sudah retak sebelumnya kini menjadi hancur berkeping-keping.

Rony langsung merengkuh tubuh Salma yang berada didepannya. Tubuh kecil yang sudah tidak bertenaga itu. Sedangkan yang dipeluk hanya bisa diam dengan pandangan dan pikiran yang kosong. Air mata yang Rony tahan kini sudah bercucuran kemana-mana.

"Sal, maafin gue Sal. Gue bodoh, gue tadi cuma shock aja. Maafin gue Sal gue percaya bayi yang ada didalam rahim lo itu anak gue. Sal maafin gue ya. Lo boleh pukul gue Sal, pukul gue." Rony semakin mengeratkan pelukannya. Semua perkataan yang Rony berikan pada Salma tadi terus berulang dikepala Rony, perkataan yang jika ia pikir lagi itu sangat amat menyakitkan.

"Lo jahat kak, tapi gue sayang sama lo, tapi sekarang gue benci kak sama lo, tapi lo kenapa kaya anjing ya kak, lo juga kaya setan kak, GUE BENCI SAMA LO GUE BENCI." Salma terus memukul tubuh Rony dan menjambak rambut Rony untuk meluapkan emosinya. Hingga akhirnya Salma pingsan dipelukan Rony karena semua tenaganya sudah habis.

💙💙💙

Hampir 2 hari setelah kejadian itu Salma tidak mau makan, ia juga terus melamun tanpa mengeluarkan satu patah katapun. Hanya sesekali dia meneteskan air mata tanpa isakan dan tanpa ekspresi. Karena hal tersebut keluarga Rony memutuskan untuk merawat Salma dirumah mereka. Salma ditempatkan dikamar Nabila agar ketika malam ia selalu didampingi Nabila, takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Selama hampir 2 hari mereka menyiapkan perawat pribadi untuk Salma, perawat itu bertugas untuk mengurus segala keperluan Salma mulai dari mandi sampai buang air. Namun untuk kegiatan lain Rony yang selalu siap sedia membantu Salma, begitupun papa Rico, mama Nilam, dan Nabila.

"Salma, makan ya sedikit aja kasian anak kita, dia pasti juga laper. Sedikit aja yaa, aaa." usaha Rony hanya sia-sia, Salma hanya terus diam dengan pandangan kosong. Mata Rony sangat sembab karena tidak berhenti meneteskan air mata menyesali perbuatannya. Keadaan Salma sangat-sangat memprihatinkan, kini ia terlihat lebih kurus, kelopak matanya menghitam, muka yang terlihat sangat lelah, dan jiwa yang kosong seperti tidak berpenghuni.

"Salma, sehat-sehat terus ya, lo harus cepet sembuh. Lo harus bisa ngelahirin anak ini dengan selamat. Gue mau ngerawat anak ini bareng lo sampe akhir hayat gue." ucap Rony yang terus mengelus perut Salma dan memberi kecupan diakhir kalimatnya.

SERALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang