"Buka!" teriak salah satu orang tak dikenal itu. Mereka semua menggunakan pakaian serba hitam, topi, serta penutup wajah. Tidak lupa persenjataan seperti benda-benda tumpul bertengger ditangan mereka. Untuk mempermudah penulisan kita sebut mereka preman aja ya.
"Kak aku takut." keluh Salma pada Rony.
"Sayang tenang kita bakal baik-baik aja, ada aku disini okey. Kamu jangan terlalu panik ya kasian anak kita." ucap Rony berusaha menenangkan Salma. Padahal sebenarnya ia juga merasakan ketakutan yang sama.
"Sayang tenang ya disana, maafin mama, kali ini mama bener-bener ketakutan." ucap Salma sembari mengelus perutnya.
"Sayang, katanya mau dipanggil bunda? Ga jadi?" tanya Rony polos.
"Astaga kak sempet-sempetnya nanyain itu." ucap Salma gemas namun tidak lupa rautnya tidak dapat berbohong jika sekarang ia sedang benar-benar ketakutan.
Rony menanggapinya dengan mencium pucuk kepala Salma, tidak dilupakan senyuman tipisnya. Sedangkan Salma terus melingkarkan tangannya pada tubuh tegap Rony.
"Anjing gimana ini. Mau gue terobos ntar mereka semua mati kelindes mobil gue." ucap Paul.
"Jangan Powl, ga mungkin kita bunuh mereka semua. Gue gamau masuk penjara." ucap Rony.
"Woi keluar! Kalo ga gue ancurin nih mobil." teriak preman itu lagi. Kini ada 4 preman yang berada didekat mobil Paul, sedangkan yang lain tetap berada dimotor untuk menghalangi jalan.
"Sialan, dateng darimana sih mereka. Begal apa suruhan, tapi kalo suruhan, siapa yang nyuruh." gerutu Paul.
"Gue suspect sama satu orang. Kalaupun begal, apa mungkin mereka beraksi jam segini?" ucap Rony sembari menggertakkan giginya. Pasalnya ini belum masuk ketengah malam, apa mungkin begal beraksi dibawah jam 22.00?
"Siapa Ron?" tanya Paul.
"Yang terpenting sekarang kita pergi darisini dulu." ucap Rony tanpa menjawab pertanyaan Paul.
"Apa gue hadepin mereka aja?" tanya Paul yang sudah mulai kebingungan mencari solusi. Sedangkan Salma dan Nabila berupaya untuk meminta pertolongan melalui ponselnya, namun nihil, hingga sekarang mereka tidak berhasil mendapatkan sinyal disana.
"Jangan gila ya lo Powl. Itu namanya bunuh diri kalo lo sampe nekat turun. Kaya kuat aja lo, mereka tuh banyak loh. Kita juga belum tau mereka bawa persenjataan apa aja."ucap Rony sedikit geram dengan niat Paul.
"Iyasih. Yaudah jalan satu-satunya kita tabrak mereka yang udah halangin mobil gue." ucap Powl.
"Iya tapi kita harus buat mereka pergi dari sana. Kalo mereka udah ninggalin motornya, baru kita gas, tabrak motornya gapapa." ucap Rony.
"Keluar!" Perintah para preman itu.
"Kita ancurin mobilnya aja!" Instruksi salah satu preman.
"HYAAAAAA." teriak preman bersamaan dan mulai berupaya menghancurkan mobil Paul.
"Aaaaaaa." teriak Salma yang sangat panik melihat preman itu mulai memukuli mobil Paul. Rony semakin mengeratkan pelukannya untuk memberikan ketenangan untuk Salma.
"Sayang tenang kita aman didalem mobil Paul." ucap Rony seraya mengecup pelan pucuk kepala Salma, tidak lupa pelukan yang sangat erat.
Sedangkan Nabila juga berteriak seperti halnya dengan Salma, dengan cepat Paul menggenggam tangan Nabila.
"Nab, kita bakal baik-baik aja." ucap Paul.
"Nab, tenang ya ada abang sama Paul disini." Rony juga khawatir dengan Nabila dan berusaha menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERALIAN
Teen Fiction💙💙💙 Hai! Gw gatau apakah tulisan ini akan ada yg baca atau ndak, yang pasti disini gw cuma menyalurkan hobi mengarang gw wkwk Kalau ada yg ga sengaja nemuin cerita ini gw cuma mau bilang "Selamat membaca" 😝 Btw itu sampul gw juga gambar sendiri...